A piece of Joshua's story
.
.
.
.
.
.Pukul 10.00 am, Joshua tengah sibuk membuat sketch rumah yang akan ditempatinya nanti. Diruang pribadinya yang sunyi,pria itu tengah fokus mengasir sketch rumah itu. Bernuansa sederhana,berukuran 7,5 x 9.
Joshua menaruh pensilnya,dia beranjak dari tempat duduknya. Pria itu melangkahkan kakinya 3 langkah. Melihat ruang bawah,dimana ruang kerja bawahannya yang kini sepi dan gelap. Dari balik kaca dinding,Joshua mengingat betapa susahnya dia memegang perusahaan ini.
Jaga dirimu baik-baik. Suara bisikkan terdengar ditelinganya membuat Joshua menoleh secara terkejut.
Tentu saja tidak orang disini,hanya ada dirinya saja diruangan ini.
Joshua memegang tengkuknya,merasa dirinya tak enak badan.
Suara nada dering ponselnya berbunyi,dia mengambil ponselnya disaku bajunya.
"JOSHUA. JOSHUA." suara teriak dari telphonenya.
Joshua menyerngitkan keningnya,"Kak,bicaralah dengan tenang."ucap Joshua.
"BAGAIMANA AKU BISA TENANG. CEPATT PULANGLAH."
"kerjaanku belum selesai."tolak Joshua.
"AKU BILANG PULANG. YA,PULANG."
Joshua menutup telphonenya secara sepihak. Lantas pria itu berjalan keluar ruangannya.
***
Joshua memasuki rumahnya,terdapat Chika tengah mondar-mandir ekspresinya terlihat ketakutan. Joshua menghampiri Chika.
"Ka Chika."panggilnya.
Chika menoleh,ekspresi berubah menjadi senang. "kamu kemana aja sih?."tanya Chika terlihat cemas.
"Jojo,habis lembur kak."jawabnya seraya menyengir.
Chika menghela nafas,"Ah. Kamu ke kamar ibu sana."ucap Chika.
Joshua mengangguk pelan lalu berjalan menuju kamar sang ibu.
***
Joshua yang sudah berada didepan ruang kamar sang Ibu,mendapati Jason yang sudah lama berdiri disana.
Pria itu menatap sang Adik.
"Apa ada sesuatu,kak?."tanya Joshua pada Jason.
Jason menepuk bahu kiri adiknya lalu pergi begitu saja.
Joshua yang melihat kakaknya yang pergi begitu saja merasa aneh. Seperti terjadi sesuatu.
Joshua meraih kenop pintu kemudian membuka pintu itu. Pria itu memasuki ruangan bernuansa kuning cerah terdapat sang ibu yang tengah berbaring.
"Assalamualikum."ucap Joshua.
Sang Ibu membuka matanya,melihat kearah putra bungsunya. Joshua mengambil kursi lalu menduduki kursi itu. Tangan sang Ibu digenggam olehnya.
"Walaikumsalam."jawab salam.
Joshua melihat sang Ibu yang begitu pucat. Dirinya merasa khawatir dengan kondisi sang ibu.
"Mam,sakit kah?."tanya Joshua.Hirata tersenyun tipis,"Engga ko,ini mamah hanya kecapean."pungkasnya.
Joshua mengurut pelan jemari sang Ibu.
"Nak."panggil Hirata pelan.
"Iya,Mam."sahut Joshua.
"Mamah,ingin sekali bertemu dengan pacar kamu."
Joshua tersenyum,"iya,Joshua akan mengenalkannya pada mama."pungkasnya.
Hirata tersenyum,"Nak,sesekali jenguklah Papahmu."Ucap Hirata sebelum akhirnya memejamkan matanya tertidur.
Joshua beranjak dari tempat duduknya,berjalan keluar kamar sang Ibu.
***
Pada pukul 04.30am, Joshua bangkit dari tempat tidurnya. Meraih ponselnya yang tergeletak dimeja kerjanya. Pria itu terduduk dikursi kerjanya,jarinya menggerakkan pada kontak,menekan pada satu nama dikontaknya.
"Hallo."
"Haduhh...ini masih malem jo."ucap seseorang dari telphone terdengar kesal.
"ini baru masuk adzan subuh loh di hape gue."ujar Joshua.
"Yaya,Ada apa telphone?."
"Send nomor Luna,Veir."

YOU ARE READING
LDR (Completed√)
Romance1 March 2019 #1 in LDR Note : Cerita berantakan harap maklum. (Completed√) (Dilarang keras mencopy cerita!) Saling menyayangi, saling mempercayai dan saling menjaga hati adalah kunci kisah cinta yang sesungguhnya. Meskipun jarak memisahkan mereka...