Chapter 42

1.5K 158 1
                                        

Bermuka dua
.
.
.
.
.
.

Luna dan Joshua memasuki kelas, Luna yang berjalan ke tempat duduknya dan begitupula dengan Joshua,anak laki-laki itu berjalan ketempat duduknya. 

Joshua yang melewati tempat duduk Vicky,dengan cepat Vicky menahan Joshua dengan menarik tangannya. Sontak,dia menoleh kearah Vicky.

"gue kira siapa njir. "ucap Joshua.

"Jo, lo mandi engga sih?. "bisiknya kepada Joshua.

Joshua menautkan alisnya, "gue mandi."katanya.
"emangnya kenapa?."tanya Joshua.

"lo bau njir.  Abis ngapain sih."bisik Vicky.

Joshua mendengus, "tadi ada yang lempar telur busuk."sahutnya.

Vicky yang mendengar itu sontak terkekeh, "lo tau orangnya? "

"Kalau gue tau,udah gue jadiin sate."sahutnya gurau.

"daging guling sekalian."kekeh Vicky.

Joshua yang melihat kursi yang berada disebelah Vicky tampak kosong. Menatapnya. "Vick,siVeir dimana?. "

Vicky yang merasa engga kuat dengan bau itu, menutup hidungnya. Mendorong Joshua agar bau yang menyengat itu menjauh dari hidungnya.

****
D

rapp...

Drapp...

Drapp...

Veir yang melihat Citra dengan cepat berjalan mendekat. Anak perempuan itu terus menyeka air matanya, Veir yang berdiri dibelakangnya dengan cepat menoyor kepalanya dari belakang.

Sontak, Citra yang emosinya tidak stabil, emosinya memuncak. Lantas, dia memberhentikan langkah kakinya lalu membalikkan badannya.

"ENGGA SO—"

"pasti ini semua karena Geo?. "ucap Veir.

Citra mendongakkan kepalanya, mendapati wajah Veir yang kini menatapnya.

Tanpa banyak bicara Veir meraih tangan anak perempuan itu lalu melangkahkan kakinya.  Sedangkan,Citra melebarkan matanya menatap tangannya yang kini digenggam oleh Veir.

***
"Sial masih bau amis lagi. "gerutu anak perempuan yang tengah berdiri didepan pintu kelasnya.

Luna yang ingin berjalan keluar kelas, melihat Alena yang sibuk mencium rambutnya.

Luna sempat mendengar gerutu Alena, dengan cepat Luna berjalan menuju tempat duduknya,mengambil barang yang berada ditasnya lalu berjalan kembali keluar kelas.

Joshua yang sedari-tadi memperhatikan Luna, merasa penasaran. Dia pun beranjak dari tempat duduknya.

"Ihh bau banget!. "gerutu Alena.

Luna yang sudah berdiri disamping Alena dengan cepat menyodorkan sebuah minyak wangi miliknya.
Sontak, Alena dengan gayanya yang angkuh,menyipitkan matanya pada parfum itu lalu beralih ke Luna. Saat mengetahui sang pemilik, anak perempuan itu mengambil parfum itu lalu melemparkan dengan kencang sehingga tempat parfum itu pecah.

Luna yang melihat botol parfumnya pecah, dengan cepat mengambil pecahan botol parfum itu.  Alena hanya melihatnya, bahkan tidak ada setitik pun dihatinya merasa bersalah.
Luna yang sudah selesai mengambil pecahan botol parfum itu, lantas membuangnya. Senyum sempat terukir dibibir Luna, "Len, udah engga papa ko. "kata Lun kemudian berlari kecil.

Alena yang melihat Lun, terkekeh, "apaan sih dia! Gila ya?. "ucapnya.

Joshua yang menyaksikannya,mengepal tangannya.
Joshua berdiri seraya menyenderkan punggungnya pada kusen pintu dengan tangan yang dilipatkan didada.

"itu alasannya,gue bisa suka sama Luna."ucap Joshua membuat Alena kini mengarahnya dengan tatapan terkejut.

"Karena Luna baik dan engga bermuka dua. "Lanjutnya kemudian memasuki kelas.

Alena terdiam, "sejak kapan Joshua disitu?. "gumamnya.

***
"Veir jangan. "ucap Citra berusaha menahan Veir.

Namun, tenaga anak laki-laki itu begitu kuat sehingga membuat Veir berhasil lolos.

Bruk

Geo yang tengah menikmati makanannya terganggu oleh Veir yang meninjunya.

Sontak, Denny yang merupakan teman Geo,dengan cepat menghampiri Geo yang tengah meringis kesakitan mehan bekas tinjuan dari Veir yang terkena dipunggugnya.

"asal lo tau, rasa sakit yang lo rasain saat ini belum setimpal dengan apa yang Citra rasain. Paham?!. "ketus Veir.

Dengan cepat Citra meraih tangan Veir, menariknya agar menjauh dari kantin.

Veir melepas tangannya, suasana dikoridor sepi membuat Veir emosi semakin meluap.

"Veir, lo ngapain sih?!. "kata Citra.

Veir menautkan satu alisnya, "gue cuma pengen ngebales rasa sakit yang lo rasain ke dia. "jawabnya.

"Buat apa Veir? ."tanya Citra.

Veir sempat terdiam, kemudian bibirnya terbuka, "gue engga mau lo terus-terusan menderita seperti itu. "jawabnya.

Citra menangis disaat itu juga, "Memangnya lo itu siapa?. "tanya Citra seraya terisak.

Veir terdiam. Lantas, dia menundukkan kepalanya.

"Lo engga usah mikirin diri gue!. Karena lo bukan siapa-siapa!."kata Citra yang terisak.  Kemudian dia berlari begitu saja.

Veir yang saat itu selalu terngiang dengan ucapan Citra.

Saat melihatnya menangis, saat itu juga gue merasa sesak. 
Saat melihatnya menahan sakit hati, saat itu juga gue merasa tertusuk.
Gue bingung. Kenapa gue selalu ingin lo bahagia?
Tanpa adanya air mata yang menetes.

-Veir-

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now