Chapter 30

2.2K 185 0
                                        

Di satu .
.


.
.
.
.
.

Angin yang semilir, meniup ke arah anak laki-laki tengah terduduk di sebuah taman GT dengan sebatang rokok yang di tahan oleh jari tengah dan telunjuknya. Dia menghisap rokok tersebut kemudian mengeluarkan asap dari hidungnya. Veir bergeming.

"Bisa engga. Lo jauhin citra."

Kalimat tersebut terngiang di telinganya, entah sejak kapan dirinya begitu peduli dengan gadis itu. Namun, .saat ini Veir akan berusaha untuk acuh tak acuh pada gadis itu.

***

Di pagi yang cerah, tampak seorang anak laki-laki memasuki kelas X IPA-2. Citra yang melihatnya memasang senyuman. Namun, anak laki-laki tampak tak menoleh kearahnya dan pula dia berjalan menuju tempat duduk di belakang. Citra memiringkan kepalanya, memperhatikan anak laki-laki itu yang sikapnya aneh hari ini kemudian kembali ke posisinya yaitu menghadap papan tulis putih.

Vicky yang menyadari juga bahwa Veir tidak menduduki tempatnya, beranjak dari tempat duduknya lalu menghanpiri Veir yang tengah berselesehan di tempatnya.

Veir menoleh, mendapati Vicky yang tiba-tiba sudah terduduk di mejanya. Anak laki-laki itu menyelepat pinggul temannya. Sontak, Vicky berteriak kesakitan kemudian menengok kearah Veir namun anak laki-laki malah menyengir lebar saat melihat ekspresi seram Vicky.

"Lagi ngapain sih duduk di meja." ucap Veir.
"Kata nyokap gue kalau duduk dimeja bisulan loh, pantat lo."

"Lo ngapain duduk di sini, tempat lo tuh di sebelah gue." kata Vicky.

Veir melihat tempat duduknya lalu beralih ke Vicky, "gue bosen duduk di situ." sahutnya lalu mengambil buku panduannya dari tasnya kemudian membuka halaman dengan asal, membacanya.

"Terus gue?."

"Mending duduk sama Joshua." jawab Veir dengan tatapan yang masih ke dalam bukunya.

Vicky bangkit dari meja tersebut, berjalan mendekat tempat duduknya. Dia mengambil tasnya lalu berjalan mendekat meja Joshua.

Disisi lain, Citra menengok ke belakang melihat tempat duduk yang di belakang kosong. Dia mencelingak-celinguk. Namun, alih-alih dia melihat tempat duduk belakang di barisan keempat, paling ujung.
Citra mendapati sosok anak laki-laki yang di kenalnya seperti ada yang berbeda dari hari ini.

***

"Veir, kuy kantin." ajak Melky, anak laki-laki yang duduk di sebelahnya.

Veir tengah membaca bukunya, mengalihkan pandangan pada buku panduannya lalu menengok ke arah suara.
"Hari ini gue engga ke kantin." jawabnya.

Melky beranjak dari tempat duduknya, berpindah tempat ke tempat di depan Veir. Anak laki-laki itu memiringkan kepalanya mengaarah Veir.
Veir mengeleng-gelengkan kepalanya,
"lo kenapa sih?." tanya Veir yang memukul Melky dengan buku panduannya.

Melky meringis kesakitan, "Astaga, lo jahat banget sih Veir." katanya seraya mengelus-ngelus kepalanya.

"Udah sono ke kantin." kata Veir seperti mengusir anak laki-laki itu.

Melky mengangguk kemudian beralih ke gerombolan teman-temannya yang sudah menunggu di depan kelas.

"Joshua mana?." tanya Marlo kepada Ke tiga temennya.

"Udah biarin Joshua berdua sama Luna." jawab Vicky.

Melky tersenyum, "enak ya, dia punya pacar." imbuhnya.

Vicky yang baru menyadari kalau hanya berempat, Dia mengintip dari celah-celah jendela yang mendapati temannya tengah sibuk sendiri.

"Dia engga ikut?." tanya Vicky.

"Engga, lagi fokus gitu sama bukunya." jawab Marlin.

Marlo dan Mario pun ikut mengintip dari celah jendela.

"Kayaknya dia ada masalah." kata Mario yang melihat dari sisi ekspresi Veir.

Vicky tertegun, "kuy langsung kantin."
*
*
Luna dan Joshu tengah ingin bercanda, Saat Luna menoleh ke kiri melihat Veir tengah bergeming. Luna mengarah duduknya ke kiri.

"Veir engga makan?." tanya Luna.

Veir tersadar kemudian mengurutkan keningnya lalu menoleh ke arah Luna,"Engga, Lun. Lah, lo berdua engga ke kantin?." kata Veir.

"Barusan gue udah makan bekel dari Luna." jawab Joshua.
"Lo makan Veir, entar kalau sakit ibu lo repot lagi." katanya.

Luna yang mendengar ucapan Joshua, merubah posisi duduknya ke arah Joshua lalu memberi tatapan tajam ke arah Joshua.

"Ehh maksud gu—"

"Santai Jo." sahut Veir kemudian menempelkan pipinya kemeja.

Dengan cepat Luna menyerang Joshua dengan cubitan sesakit mungkin.

***

Waktu istirahat telah dia buang dengan menempati tempat duduknya di belakang. Veir yang sekarang seorang diri, mendompangkan dagunya. Melihat sekeliling kelas, Veir terkejut saat melihat seorang anak perempuan dengan tangan kanannya yang membawa roti. Anak perempuan itu memberinya roti tersebut kepadanya.

Veir tidak menerimanya melainkan beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan mengabaikannya.

Roti rasa coklat tersebut di tatap Citra, sedih seolah sikap Veir berbeda kepadanya. Namun, anak perempuan itu bukan mengambilnya lagi melainkan menaruhnya di kolong meja Veir.

Roti yang manis akan membuat hari-hari menjadi manis untuk pemakannya. -Citra.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now