Pelindung
.
.
.
.
.Kelas yang tenang,membuat Veir nyaman dengan suasana kelas. Mario,Marlo dan Melky yang menarik kursinya kemudian menduduki kursinya yang bersisian dengan meja Veir dan Vicky.
"Tadi siTya ditembak?."tanya Melky kepada teman-temannya.
Marlo,Mario,Vicky dan Veir yang tengah fokus pada ponselnya juga kini menoleh kearah Melky.
"Ditembak mati bego."ucap Veir.
Melky menatap Veir kesal,"Bukan tembak pake pistol bego."sembur Melky.
"Berarti laku."kata Vicky.
Marlo menautkan alisnya,"sampe heboh cuma gara-gara ditembak Geo."selorohnya.
Veir yang tadinya menjahili dengan menusuk-nusuk tubuh Mario dengan jarinya kini menatap serius kearah Marlo,"Geo?."tanya Veir.
"Geolino? Kakak kelas itu?."tanya Veir serius.
Mario dengan cepat menoyor kepala Veir,"Lo kenapa,Veir?."tanyanya.
Veir dengan cepat beranjak dari tempat duduknya. Pergi entah kemana.
***
Joshua tengah tersenyum semeringai,Luna lantas yang melihat Veir berlari dari koridor seberang langsung menyikut Joshua. Sontak,dia menoleh kearah Luna."Itu si Veir kan?."kata Luna seraya menunjuk kearah Veir.
Joshua mengarah pada apa yang ditunjuk oleh Luna. Seraya mengangguk,"iya,dia Veir. Mau kemana tuh anak?."
"Aku engga tau Jo."jawab Luna.
Joshua melirik Luna,"siapa juga yang ngomong ke kamu."ucapnya membuat Luna yang kesal berjalan mendahuluinya.
Joshua mendengus,"Salah lagi dah."katanya kemudian berlari mengejar Luna.
***
Angin meniup kencang,membuat rambut anak perempuan yang terduduk menangis itu terkibas. Menangis dengan begitu terisak,pasalnya tersakiti oleh anak laki-laki itu. Anak laki-laki yang selalu dengan sikap egoisnya."Dia ko begitu sih."ucap Citra terisak.
"Bukannya lo udah tau ya,dia itu begimana?."
Sontak,Citra menyeka air matanya. Menolehkan kepalanya mendapati Veir yang berdiri dibelakangnya.
Citra menatap seolah biasa,"lo ngapain disini?."
Veir duduk disebelah Citra,"lo demen banget sih kesini."ucapnya.
"Belakang gedung sekolah,emangnya engga takut kalau ada orang jahat disini?."Citra menatap lurus. Dia terdiam.
Veir menghela nafas,"Lo udah berusaha sebisa mungkin mempertahankan hubungan,menahan rasa sakit yang selalu lo tahan. Tapi, dia sama sekali engga berubah. Melakukan hal yang sama." ucap Veir.
Membuat Citra menoleh kembali kearahnya.
"Mau sampai kapan lo seperti itu?."tanya Veir kepada Citra.
"Lo engga ngerti,Veir."jawab Citra kemudian menatap lurus.
Veir membaringkan tubuhnya direrumputan,menatap langit yang cerah."Lo harus bisa jauhin dia,kalau bisa lupain dia."
Citra tertawa,"lo engga pernah ngerasain apa yang gue rasain."
"Cit,Lo cantik. Pasti banyak cowo yang suka sama lo."ucap Veir.
Hal itu membuat Citra terdiam mematung.
***
"Len,Len."ucap anak perempuan yang tampak riang itu.Alena mendompangkan dagunya,"Apaansih!."
Tya,memasang senyuman lebar,menatap kearah Alena yang tampak menatap papan tulis.
Alena yang merasa Tya menatap dirinya,meliriknya dengan tatapan tajam."Lo gila ya?."katanya kepada Tya.
Tya menggelengkan kepalanya,"ih,gue lagi seneng tau."sahutnya.
"Mau ngajak gue ke salon?."tebak Alena.
"Engga deh. Gue lagi engga mood.""Bukan."kata Tya membuat Alena menatapnya penasaran.
"Terus?."
"Gue ditembak,Len."ucap Tya senang.
Alena menautkan sebelah alisnya,"Sama Veir?."
Tya mencemberutkan bibirnya,sekilas melirik Veir yang tengah asik bercanda dengan teman-temannya kemudian mengarah ke Alena lagi.
"Bukan dia. Tapi,Geo."katanya.Alena yang mendengar ucapan Tya melebarkan matanya,"Geo,anak osis yang terkenal itu?."ucap Alena meyakinkan Tya.
Tya mengangguk.
"Veir,gimana?."tanya Alena.
Tya mendengus,"Dia engga suka deh,percuma kan gue tunggu terus. Dia engga bakalan balas perasaan gue."ucapnya.
Alena terdiam.
"Len,mending lo lupain Joshua."
Seketika Alena menatap Tya dengan tatapan sinisnya.
***
"Lun,Lun."Luna yang berjalan diikuti oleh Joshua kini memberhentikan langkah kakinya. Membuat Joshua menabrak Luna dari belakang.
Luna membalikkan badannya,menatap Joshua."Kamu ngapain sih?."tanya Luna.
"Kamu ngapain?."tanya Joshua balik.
Luna mendengus,"Aku mau ke perpustakaan."jawab Luna.
Joshua tersenyum,"Aku ikut!."Serunya.
"Engga."sahut Luna cepat.
"Ikut!ikut!ikut!."seru Joshua. Bocah nih kutu ayam.
"Eeengggga!!."sahut Luna.
Joshua membelalakkan matanya,terkejut pada Luna.
"Kamu kekantin duluan aja."kata Luna.
"Engga mau. Aku ikut."ucap Joshua kekeuh.
Luna menatap Joshua kesal,Namun,anak laki-laki itu bukannya merajuk Luna dia malah menatap telur yang terlempar.
Dengan cepat Joshua berdiri menghalangi Luna.Plak
Telur itu mengenai baju Joshua,Luna yang berdiri dibelakangnya terkejut.
Bau busuk pada telur itu menyengat dibaju Joshua membuat semua murid yang berada dikoridor menatap mengarahnya.Joshua berdiri dengan menatap lurus. Luna menghampiri Joshua dengan berdiri dihadapannya.
Mengeluarkan tisu yang ada disaku bajunya,dia berusaha mengambil cangkang telur yang menempel dibaju Joshua namun bau yang menyengat pada telur itu tidak hilang. Luna membersihkan telur itu yang ada dilantai.
Dengan cepat Joshua menjongkokan badannya membantu Luna.Luna menahan tangan Joshua,"Biar aku aja."katanya
Joshua tersenyum,"Kamu selalu aja begitu."
Luna terdiam,kemudian melanjutkan kembali membersihkan pecahan telur.
Dibalik itu.
"Sial!."teriak Anak perempuan itu.
Plak.
Lemparan telur itu berhasil mendarat mengenai kepala Anak perempuan itu. Alena,menatap lurus.
"Setimpal bukan?."ucap anak laki-laki dengan senyum kemenangan.
"Lo!."desisnya kesal seraya menatap anak laki-laki.
Anak laki-laki itu tersenyum,"Semoga bahagia dengan sampo barunya sayang!."ucapnya kemudian pergi.
Tangannya terkepal,"Dasar sialan! Awas aja lo,Veir!!."gerutunya.

YOU ARE READING
LDR (Completed√)
Romance1 March 2019 #1 in LDR Note : Cerita berantakan harap maklum. (Completed√) (Dilarang keras mencopy cerita!) Saling menyayangi, saling mempercayai dan saling menjaga hati adalah kunci kisah cinta yang sesungguhnya. Meskipun jarak memisahkan mereka...