Chapter 18

3K 207 1
                                        

Suatu saat.
.
.
.
.
.
.

Luna tengah asik melihat sekeliling taman yang begitu ramai. Joshua yang berdiri tapat disamping Luna memperhatikan gadis itu secara intens. "Asik banget ngeliatin yang sekeliling sampe lupa sama yang berdiri disamping." ucap Joshua kepada Luna.

Luna menengok ke arah Joshua, dia meggaruk tengkuknya merasa dirinya tak enak karena dia malah befokus melihat sekeliling bahkan sampai dia lupa kalau dirinya sedang bersama Joshua.
"Hehe. iya maaf, ya."

Joshua tersenyum seraya mengelus puncak kepala Luna,
"ngapain minta maaf, kamu engga salah." ujarnya

Luna meraih tangan Joshua yang masih dipuncak kepalanya, dia menghela napas berat. "Aku engga tau kapan kita bisa bertemu lagi seperti ini." ucap Luna memberhentikannya.

"Maksud kamu?." Joshua tidak mengerti maksud ucapan Luna.

"Kamu bakalan masuk SMA Negeri sedangkan aku akan memasuki SMA swasta karena hasil nilai ujianku yang sangat mengecewakan." ucap Luna.

Joshua tersenyum simpul,
"Selagi perasaan ini masih tetap dan akan selamanya tetap,selagi kita masih bisa bertemu. Aku akan mengusahakannya untuk bertemu." kata Joshua.

"Ayo Lun." kata Joshua sebelum berjalan.

Luna tersipu malu kemudian berjalan membuntuti Joshua.

🔅🔅🔅

Hirata tengah merapihkan kamar Joshua, dia membuka lemari putranya. Dia melihat foto album yang tersimpan di lemari putranya, Hirata membukanya kemudian menduduki sisi ranjang. Senyum terulas saat melihat foto-foto Joshua kecil, tak terasa putra bungsunya sudah menginjak usia remaja. Hirata merasa saat itu Joshua masih di pangkuannya menyanyikan lagu kasih ibu untuknya. Waktu begitu cepat.

Hirata membuka kembali lembaran selanjutnya, melihat foto putra sulungnya pada usia masih balita. Dia merindukan putra sulungnya. Air matanya menetes begitu saja mengingat setiap tingkah putra sulungnya.

Lembaran selanjutnya, keluarga kecil tersenyum pada kamera. Hirata melihat wajah suaminya yang dulu mengingatkannya pada pertemuan pertama kalinya. Joshua dan Jason tampak menggemaskan dengan baju yang seragam menatap kamera.

Yang Hirata ingin suatu saat keluarganya bisa berkumpul seperti dulu.

🔅🔅🔅

"Gimana jalan sama Luna?." tanya Veir kepada Joshua yang tengah menikmati bubble tea rasa taronya.

Joshua tersedak, Veir dengan cepat menepuk pundak Joshua.

"Yaelah, kenapa sih kalau gue yang nanya lo sekaku itu?." sungut Veir kesal.

"Giliran  ke Vicky aja cerita mulu."

Joshua tertawa, "bukan gitu Veir."
Kata Joshua berusaha menahan tawa.

"Engga lucu, Jo." gerutu Veir kesal.

Joshua menyikut temannya itu,
"iyadeh,lain kali gue juga cerita ke lo." kata Joshua.

"Bener ya, serumit apapun masalah lo. Lo tetep harus cerita ke gue." seloroh Veir.

"Iya Veir. Iya." sahut Joshua kemudian menyesap bubble taronya kembali.

Veir mengerutkan keningnya berusaha mengingat sesuatu.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik.

"Jo."

Joshua dengan cepat menelan bubblenya, "ya."

"Lo tau SMA Cendra?." tanya Veir kepada Joshua.

Joshua mengangguk,
"iya, di kuta bumi. dekat rumah Luna." jawab Joshua.
"Memangnya kenapa?." tanya Joshua.

"Oh, pantes Luna ngedaftar sekolah di sana." jawab Veir.

Joshua melebarkan matanya, "ko lo tau? Tau dari mana?." tanya Joshua menatap Veir curiga.

"Gue kan daftar disana, eh pas pasan ketemu Luna." jawab Veir.

"Oh." sahut Joshua singkat.

Veir memicingkan matanya, "engga usah nyaut aja sekalian."

Joshua tersenyum.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now