Chapter 5

4.4K 264 1
                                        

Perasaan
.
.
.
.

"Apa?." tanyaku tak percaya tanpa di sadari aku menjatuhkan novel yang baru kuraih.

Joshua menggaruk tengkuk, "gue cuma mau jujur aja sama perasaan gue saat ini, gue engga maksa ko buat lo suka sama gue." ujarnya.

Dia membungkukkan badannya, mengambil novel yang tadi terjatuh kemudian memberikan novel itu padaku. "elo engga suka ya, kalau gitu gue minta maaf atas kelancangan mulut gue." ujarnya yang kini melihat-lihat beberapa novel yang berjejer di rak.

Aku menenggak ludah, bukannya dia terlalu cepat. Perasaan seseorang bisa saja berubah seiring waktu.
"Apa alasannya lo suka sama gue?." tanyaku pada Joshua.

Dia menoleh seraya menatapku dengan tersenyun tipis, "engga ada." sahutnya.

Aku memicingkan mata, "gimana bisa lo suka sama gue tanpa alasan." timbalku.

"emang harus banget ya?." tanyanya

"Harus." sahutku mantap.

Joshua menaruh tangannya di dagu, "gue rasa untuk mencintai seseorang itu tanpa alasan, cukup menjaganya atau mungkin membuatnya nyaman." timbalnya balik.

"alah, paling di mulut aja." semburku.

"Giliran lo, apa lo suka sama gue?." tanya seraya menatapku.

Aku yang mendengar pertanyaan hanya menggigit bibir bawahku.
Dia masih menatapku.

"gue-" kataku menggantung.

Dia mengulas senyuman, "gue tau ko, lo engga suka sama gue." simpulnya kemudian berjalan menuju kasir.

Aku menyukaimu.

🔅🔅🔅

Joshua yang tengah membaca buku Newton merasa tidak bisa mencerna isi pada buku itu. Otaknya terus memikirkan kejadian tadi siang. Joshua teringat saat dia memberanikan untuk menyatakan perasaannya.

Aneh, padahal dia sudah meluapkan isi yang ada dalam benaknya namun tetap saja merasa gelisah.

"Jo, makan malam dulu yu." ucap Ibu Joshua yang mengintip putranya dari sela-sela pintu yang sedikit terbuka.

Joshua menutup bukunya kemudian berjalan mengikuti Ibu menuju lantai bawah, yaitu ruang makan.
Meja makan yang panjang ini sangat menyedihkan karena setiap harinya meja itu hanya di tempati oleh Joshua dan sang Ibu saja.
Sedangkan ayahnya sering tak pulang padahal Joshua selalu bertemu sang Ayah ketika di sekolah. Namun, ayahnya tidak pernah menyempatkan waktu untuk berbicara dengannya walaupun hanya semenit.

"Gimana sekolahnya, lancar?." tanya Hirata Hasashi, Ibu Joshua tengah menyeduki nasi untuk Joshua.

Joshua mengangguk pelan, "ya, seperti biasa."

Hirata menyodorkan piring yang sudah di seduki untuk Joshua.
"Apa Joshua sering mengobrol dengan Papah ketika di sekolah?." Tanya Hirata lagi.

Joshua yang tengah mengunyah makanannya hanya mengangguk membuat Hirata tersenyum. Sebenarnya itu kebohongan kecil.

Joshua berpapasan dengan sang Ayah ketika dia ingin mendaftar sekolah namun Rudy bersikap seolah dia dengan putranya seperti bukan satu keluarga melainkan orang asing.

Joshua menjauhkan piringnya dengan makanannya yang tidak dihabiskan, mendompang dagu seraya menatap pada Hirata, sang Ibu,
"Mam, Joshua boleh nanya sesuatu engga?."

Hirata yang duduk dihadapan Joshua kini menatap putranya,
"mau nanya apa?." tanyanya seraya tersenyum.

"tentang kakak Jason." sahut Joshua seraya menatap balik sang Ibu, Hirata menghel nafas kemudian mengangguk.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now