Chapter 47

1.2K 134 0
                                        

I'm Okay '2'
.
.
.
.
.
.

Bel istirahat berbunyi,membuat semua murid bersorak riang karena selesainya jam pelajaran Matematika yang membuat kepala meledak.  Begitu juga dengan Luna,anak perempuan itu tersenyum seraya memasukkan bukunya kedalam tasnya.

Citra yang duduk disampingnya tampak memperhatikannya.

"Lun—" ucapan Citra terhenti.

"Luna,kekantin?."

Luna yang beranjak dari tempat duduknya,menoleh kearah Citra, "Cit, mau ke kantin bareng?."ajak Luna.

Citra tersenyum tipis, "oh,engga,Lun."jawab Citra menolak halus.

Luna mencemberutkan bibirnya, "kenapa?. "

"gue lagi engga mood ke kantin. "jawab Citra asal.

Luna yang tidak bisa memaksa Citra lalu berjalan mengikuti Joshua yang sudah terlebih dahulu darinya.

Citra memgeluarkan sebuah buku dan ponsel dalam dari tasnya kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan tempat duduknya.

***

Dua anak laki-laki tengah berjalan melewati koridor, tampak salah satu anak laki-laki menatap tajam mendapati anak perempuan yang terduduk di bangku panjang yang ada disekitar koridor.
Dia berjalan mantap mendekat kearah anak perempuan itu.

"woi, Veir, mau kemana lo?. "ucap temannya yang ditinggali.

Veir tampak tak mendengar, Vicky menaiki tangga,berjalan menuju kelasnya sendirian.
.
.
.
Veir berjalan mengendap-endap dibelakang anak perempuan yang tengah sibuk membaca buku. Anak perempuan itu tampak serius, Veir yang berniat ingin mengejutkan anak perempuan itu harus mengurungkan niatnya karena matanya kini tertuju pada isi buku yang dibaca oleh anak perempuan.

Veir dengan cepat mengambil buku itu dari belakang,anak perempuan itu terkejut namun saat dia membalikkan badannya,mengetahui orang yang mengambil bukunya dia mencemberutkan bibirnya.

"Veir!."

Veir berlari dengan satu tangan yang memegang buku sedikit diangkat,memancing Citra untuk mengejarnya.
Terjadilah kejar-kejaran antar dua anak manusia itu.

Tepat dikoridor depan perpustakaan,Veir memberhentikan langkah kakinya membuat Citra memberhentikan langkah kakinya dan berusaha  mengambil buku yang ada ditangan Veir.

Veir mengangkat tangan kanannya yang memegang buku milik Citra.
Matanya menatap wajah Citra.

"lo nangis ya?."ucap Veir.

Citra yang tengah melompat berusaha meraih bukunya kini terdiam seraya memalingkan wajahnya.

Veir mengembalikkan buku itu pada pemiliknya.

"Ngapain sih lo ngebuang air mata lo hanya untuk orang yang nyakitin."ucap Veir.

Citra kini menatapnya.

"masih ada gue,Cit."ucap Veir.

Citra membelalakkan matanya,"maksud lo?."

Daun telinga Veir memerah,"maksud gue,masih ada temen-temen dan keluarga. Jadi,jangan nangis."ucap Veir.

Anak laki-laki itu membalikkan badannya kemudian berjalan meninggalkan Citra.

"gue ngomong apa sih!."gumamnya.

***

"Ko di diemin aja sih Jo?."ucap Luna menyadarkan Joshua.

Joshua yang melamun kini menatap Luna,bibir merekah senyuman kemudian menyuapkan beberapa mie yang digulung melalui garpu.

"Kamu lagi mikirin apa sih?."tanya Luna membuat Joshua tersedak.

Joshua yang tersedak meraih air minumnya,Luna dengan cepat mengambilkan gelas itu.

Joshua menenggak air itu sedangkan Luna menepuk pelan bahu Joshua.
"Makannya pelan-pelan dong."ujar Luna.

Joshua menaruh gelas itu lalu menyuapkan lagi mie itu kedalam mulutnya sedangkan Luna yang sudah selesai makan lebih dulu,mendompangkan dagunya seraya menatap Joshua.

Joshua melirik,"Kamu ngapain?."tanya Joshua dengan mulut yang masih diisi dengan makanan.

"lagi liatin kamu."jawab Luna seraya tersenyum.

Joshua menelan makanannya,"Ngapain ngeliatin aku?."

"Kamu ko lucu sih kayak Gitto."jawab Luna.

Joshua tersenyum,"Gitto siapa?."

Luna menyengir lebar,"itu lho,orang gila yang suka lewat rumah aku."

Joshua yang mendengarnya,senyumnya pudar seketika menatap sinis kearah Luna.

Joshua yang berniat ingin menyuapkan mienya mengurungkan niatnya karena Luna mencubit kedua pipi Joshua.

"kalau ngambek gini makin mirip sama Gitto."bisiknya.

Joshua yang mendengarnya tertawa.

Seisi kantin kini tertuju pada dua anak manusia ini,menatap mereka dengan menatap iri kearahnya.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now