Chapter 45

1.6K 151 6
                                        

Sesuatu yang baru diketahui'2'
.
.
.
.
.

"kamu beneran cuma nganter Mamah dan Chika saja?."tanya Hirata kepada Jason.

Jason tersenyum, "Ya,ada yang mau Jason kerjakan disini. Nanti kalau kerjaan Jason sudah selesai Jason bakalan ke Tokyo. "katanya.

Kedua tangan Jason sibuk dengan dua koper milik sang Ibu, Hirata yang melihat putranya membawa koper miliknya dengan cepat mengambil kopernya.

"Loh?. "ucap Jason.

"Kamu pulang aja, selesaikan pekerjaan kamu. "kata Hirata kepada Putranya.

Tanpa banyak bicara,Jason mengangguk ngerti lalu berpamitan dengan sang Ibu dengan mencium punggung tangan Hirata.

***
Luna menatap jam dinding berwarna putih dengan bentuk lingkarang. Sesekali dia menatap ponselnya yang hari ini tidak mendapatkan chat atau apapun dari Joshua. Seperti hilang entah kemana,Luna membaringkan tubuhnya ditempat tidur yang nyaman seraya menatap langit-langit kamarnya.

Pikirannya melambung pada Joshua.
Luna takut terjadi sesuatu dengan Joshua, sudah pukul 12 malam. Apa mungkin dia sudah tertidur?

#Luna

Jika iya, tidurlah dengan nyenyak dan masukkan aku kedalam mimpimu.

Jika tidak, usahakan dirimu tidur. Jangan begadang nanti kamu sakit.

***

Malam yang begitu menyedihkan, suasana yang baru dirasakan oleh dirinya. Berjalan disepanjang jalan dengan suhu cuacanya yang begitu dingin. Disepanjang jalan ada yang membuat dirinya memberhentikan langkah kakinya, matanya tertuju pada sebuah toko emperan. Dimana seorang ibu dengan kedua anaknya tengah tertidur pulas didepan toko tersebut.

Dia tersenyum tipis tapi dalam hatinya terenyuh melihatnya.
Benar,Ibu memang pahlawan.

Dia berjalan menghampiri Ibu dan Kedua anaknya yang masih tertidur. Membuka tasnya lalu menaruh beberapa kue didekat sang Ibu.

Seusai itu, dia menutup reseleting pada tasnya lalu kembali melangkahkan kakinya.
.
.
.
.
Dia terduduk didepan toko emperan yang kosong,tak lama matanya terpejam. Lelah. Perjalan yang jauh membuatnya tertidur.

Seorang pria dengan telinga yang ditindik begitu juga bajunya dan celana jeans robek menghampirinya yang tengah terlelap.

Pria yang membawa sebuah botol kaca itupun membanting botol membuat botol itu pecah. Dia terbangun, dengan nyawa yang belum terkumpul dia mendapati seorang pria yang menatapnya ngeri.

Dia beranjak,menatap pria itu bingung. "Ada apa ya bang?. "tanyanya

"Lo ngapain tidur dimari, Hah?. "ucap pria itu.

"Saya cuma mau numpang istirahat bang. "jawabnya.

"emangnya ini tempat punya kakek lo!." ketus pria itu.

"sebentar aja bang. "katanya.

Lantas pria itu mendorongnya hingga membuatnya tersungkur.

"Kak. Kakak. "ucap Alyysa.

Veir tengah sibuk membuka bungkusan permen yang lengket pun menoleh kearah adiknya.
"ada apa Sa?. "tanyanya

"kakak liat deh ada orang berantem."ucap Alyysa seraya menunjuk.

Veir yang melihat kearah yang ditunjuk adiknya pun melihat lebih tangkap, "Ko kaya Joshua. "gumamnya.

Veir yang mengingat dirinya tengah bersama adiknya dengan cepat berjalan pulang.

***
Jason melihat langit langit dari balkon rumahn dengan secangkir teh hangat yang ditangannya. Bintang-bintang begitu cantik malam ini, Jason memejamkan matanya menahan perih yang memeluknya. Hatinya tergores mengingat perlakuan pria tersebut.

Jason membuka matanya, pikirannya melambung pada adiknya.
Seperti apa adiknya saat ini?

Jason merindukan adiknya,bahkan sangat merindukannya.

Tak lama, dirinya mengingat. bagaimana keadaan adiknya saat ini?

Baik-baik saja kah?

Semoga adiknya selalu dalam perlindungan tuhan.

***
Pagi ini begitu cerah, namun suasana hati seorang anak laki-laki berbeda. Hatinya begitu sedih. Dirinya hanya berdiri diterotoar menatap jalan raya dengan tangan yang memegang perutnya menahan sakit.

Dimana tempat yang bisa disinggahinya?

Dia pun bingung, hanya berdiri dengan ling-lung.

Setetes air menetes mengenai wajahnya. Pertanda hujan akan turun. Anak laki-laki itu berlari mencari tempat untuk meneduh dikala hujan akan tiba.

Halte menjadi tempat meneduhnya, dirinya terduduk disana dengan memeluk tas ransel yang berada dipangkuannya.

.
.
.
.

"Yailah,pake ujan segala sih."ujar seorang pria seraya mendengus.

Dia yang melihat halte berlari menghampiri tempat tersebut.
Sesampainya disana, dengan rambut yang lepek dan pakaian yang basah,dirinya terduduk menatap plastik yang dijinjingnya yang tampak aman dari air hujan.

Terdengar suara dengkur yang cukup keras membuatnya menoleh keasal suara. Pria itu mendapati seorang anak laki-laki tertidur dengan memeluk tas ranselnya yang berada dipangkuannya.

Sekilas, wajahnya tak asing. Pria itu menyipitkan matanya, melihat jeli wajah anak laki-laki itu.

Saat dirinya tersadar, pria itu menaruh plastik jinjingannya asal lalu menepuk pelan bahu anak laki-laki itu.

Anak laki-laki itu membuka matanya lalu mengucek pelan. Matanya menangkap seorang pria yang menatapnya begitu aneh.

Pria itu memeluknya, membuat dirinya semakin kebingungan.

"kamu Joshua kan?. "tanyanya

Iya, dia Joshua Hasashi. Anak laki-laki itu membuka mulutnya.
"Maaf, apa anda mengenal saya?. "

"Saya Jason,Putra sulung Hirata Hasashi."

Joshua tersenyum, membekap pelukan dari sang kakak. Hatinya pun sama seperti cuaca.

***
Joshua yang memasuki ruang utama,melihat sekeliling lalu terduduk disofa berwarna maroon.

Jason yang saat itu duduk disampingnya, tersenyum melihat adiknya. Namun, matanya tertuju pada tas yang dibawa oleh Joshua.

"Kamu kabur dari rumah?. "tanya Jason membuat Joshua mengarah padanya.

Joshua terdiam, lima detik kemudian dia mengangguk.

"loh, kenapa?. "tanya Jason.

"Joshua udah engga betah dirumah. "jawabnya.

Jason melipat kedua tangannya didada, "Engga ada sangkutpautnya dengan Papah kan?. "ujarnya membuat Joshua menatapnya.

Joshua diam. Jason menarih napas dalam-dalam lalu menghembuskannya, "Papah ketahuan ya,sekarang."gelaknya.
"Punya selingkuhan, dari dulu memang begitu. "

Joshua menatap kakaknya, penuh dengan tanda tanya.

"Dari dulu dia hanya memanfaatkan Mamah saja,Cinta begitu buta dan tuli. "kata Jason tak sadar.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now