Chapter 25

2.2K 186 0
                                        

Konflik '3'
.
.
.
.
.
.

Citra tengah memasuki kelas berjalan mendekat tempat duduknya. Luna yang melihat Citra seraya tersenyum.
"Cit, duduk sini aja." kata Luna kepada Citra.

Citra berjalan ke tempat duduk Luna. "terus pacar lo gimana, Lun?." tanya Citra merasa tak enak dengan Joshua.

"Dia kan bisa duduk sama temen-temennya." jawabnya

Luna menepuk-nepuk kursi di sebelahnya, "sini duduk."

Citra menduduki kursi tersebut, Luna tersenyum senang. Dia ingin membuat lembaran baru, lembaran yang mungkin akan membuat menarik dalam kisahnya. Semoga saja.
Citra dan Luna tengah mengobrol, seorang anak laki-laki memasuki kelas berjalan melewati tempat duduk kedua anak perempuan itu lalu berjalan menuju kursi paling belakang. Anak laki-laki itu Joshua Hasashi dengan wajah datarnya dia menduduki kursi tersebut alih-alih melihat ekspresinya membuat beberapa anak perempuan yang melihatnya tampak terpesona oleh wajahnya.

Joshua tak menghiraukan riuhnya beberapa anak perempuan itu melainkan matanya tertuju ke Luna yang terlihat begitu senang dengan teman barunya.

***
Bel istirahat berbunyi, menandakan waktunya istirahat. Pak Bimo selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia berjalan keluar seraya mengucapkan salam kepada para murid.
Hari ini Vicky tidak masuk, hal itu membuat Veir duduk sendiri. Anak laki-laki itu menolehkan kepalanya, melihat Joshua tampak serius dengan buku Newton kesukaannya. Temannya itu duduk di tempat paling belakang, sendirian seolah tidak ingin di ganggu.
Veir kembali menengok ke depan betapa terkejutnya dia melihat Citra yang duduk di hadapannya.

Anak perempuam itu tengah membalikkan badannya, memasukkan buku ke dalam tasnya membuat Veir tampak jelas melihat wajahnya.

Citra yang sudah selesai memasukkan bukunya kedalam tasnya kemudian membalikkan badannya kearah semula seraya membisik, "Lun, gue duluan ya."

"Ya, Cit." jawabnya.

Tak lama Citra beranjak dari tempat duduknya berlalu begitu saja.

40menit, bel masuk berbunyi. Citra memasuki kelas, dia yang baru menyadari kalau Joshua duduk di belakang berjalan cepat menghampiri Luna. Terduduk di kursi sebelah anak perempuan bernama lengkap Luna Albi, Citra mendekatkan kursinya.

"Lun, gue engga enak nih sama Joshua." bisiknya pada Luna.

Luna menoleh ke belakang, melihat Joshua yang masih membaca buku Newtonnya. Dia kembali mengarah semula.

"Dia emang begitu." seloroh Luna.
"Udah biarin aja."

Citra menundukkan kepalanya seraya menghela nafas.

Semoga engga kenapa-napa.

***
"Lun, mau pulang bareng?." ajak Citra ke Luna.

Sekilas, Luna melihat ke arah Joshua tengah merapihkan bukunya yang berserakan dimeja. Luna menoleh ke arah Citra.
"Engga, Cit." jawab Luna seraya tersenyum.

"Gue duluan ya." kata Citra kemudian melangkahkan kakinya.

Luna mengangguk.

Joshua beranjak dari tempat duduknya,berjalan menatap lurus melewati Luna begitu saja. Sontak Luna yang melihat sikap Joshua, mengejar Joshua. Luna meraih pundak Joshua, menahan anak laki-laki itu. Joshua memberhentikan langkahnya, Luna berjalan berhenti di hadapan Joshua.

"Ada apa?." tanya Joshua

"Kamu marah ya?." tanya Luna pada Joshua.

Anak laki-laki itu memalingkan wajahnya, "engga ko." jawabnya.

"Kamu marah kan?." tanya Luna.

Joshua menghela nafasnya, wajahnya masih berpaling kehadapan Luna.
Luna yang kesal, kedua tangannya berapa kedua pipi Joshua mengarahkan wajah anak laki-laki itu ke arahnya.

"Kamu kenapa sih?." ucap Joshua bernada kesal.

"Kamu yang kenapa?." sambar Luna.
"Marah cuma gara-gara aku duduk sama Citra." kata Luna kesal.

Joshua diam, menutup mulutnya.

"Kamu pikir kalau aku terus-terusan sama kamu,aku bakalan senang?."
Ucap Luna.
"Engga Jo. Engga."

"Lagi pula aku engga pernah ngelarang kamu buat ngumpul sama teman-teman kamu." kata Luna kesal.

Joshua menatap wajah Luna, anak perempuan itu tampak kesal.
"Kamu kan bisa gabung sama temen-temen aku." kata Joshua.

"Aku engga mau gangguin waktu kamu buat nongkrong sama temen-temen kamu." lirih Luna.
"Aku juga mau punya temen,bisa bercanda, ketawa sesuka hati." jelasnya.

"Aku engga mau terulang lagi." ketus Joshua.

"Kamu engga tau kan betapa khawatirnya aku, setiap kali melihat kamu sama Citra. Aku takut Citra seperti Chessa yang akan membuat kamu menangis." Jelas Joshua.

"Tapi kamu engga bisa begitu dong!." seru Luna.

"Terserah kamu aja." kata Joshua kemudian berjalan meninggalkan Luna.

Luna yang sendiri di kelas, menundukkan kepalanya. Menyesali setiap perlakuannya terhadap Joshua.

"Simpan. Simpan."

***

"Vicky, ibu taruh buburnya di meja ya." kata Siti yang merupakan Ibu Vicky. "Dimakan buburnya terus di minum obatnya, ya."

Vicky tengah berbaring di tempat tidurnya, membuka matanya melihat sang Ibu yang berada di kamarnya.
"Makasih, bu. Nanti Vicky makan buburnya."

Siti mengelus puncak kepala putranya kemudian berjalan keluar kamar putranya.

Vicky yang melihat ibunya sudah keluar dari kamarnya, meraih ponselnya yang berada di dekatnya.
Dia mengecek Line kemudian membuka salah satu roomchat.

Jo,gue kerumah lo ya.
Send.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now