LDR (Completed√)

Chapter 43

Secret
.
.
.
.
.

Siang ini, matahari yang begitu panas membuat tenggorokan anak laki-laki itu merasa kering.  Joshua yang merasa cuaca yang begitu panas dengan cepat memarkirkan motornya di garasi lalu berlari memasuki pintu utama rumahnya. Suasana sepi yang membuat anak laki-laki itu keheranan, entahlah, biasanya Hirata, akan menyambutnya saat dia pulang.  Namun, wanita yang dipanggil Mamah itu tak terlihat.

Joshua semakin memasuki rumahnya seraya memanggil sang Ibu,merasa khawatir dengan kondisi sang Ibu yang belum pulih. Joshua yang mendengar suara Rudy, dengan cepat dirinya berdiri didepan pintu kamar orangtuanya yang tertutup rapat.
Hatinya menjadi lega, pasalnya kedua orangtuanya tengah berada dikamar tengah berbicara.

Joshua yang semakin mendempetkan dirinya dengan pintu membuat pintu itu terbuka.  Alhasil, Joshua tersungkur dilantai. Rudy yang terkejut dengan keberadaan putranya hanya melebarkan matanya.
Begitu juga Joshua yang melihat Rudy, tangannya terkepal saat mengetahui apa yang terjadi dirumah ini.

Satu rahasia yang baru diketahuinya saat ini. Bahwa,Rudy tengah bersama seorang wanita yang umurnya terpaut lebih muda dibandingkan Hirata.

Anak laki-laki itu menatap wanita yang tengah menutupi tubuhnya drngan selimut.  Lantas, bibir mendecak sebal,"apa-apaan ini!. "ketusnya.

Rudy beranjak dari tempat tidurnya,mengahampiri putranya."Papah bisa jelaskan, nak. "

Joshua mendecak, "Apa?. "
"Mau bilang ini salah paham.?."ucap Joshua kencang.

Anak laki-laki itu tertawa,"maaf, Joshua bukan anak kecil lagi, Pah."katanya seraya menatap Rudy kesal.

Rudy hanya diam, memikirkan cara untuk merajuk putranya.

"Ini orang yang dibanggakan Mamah, menggelikan."ketus Joshua kemudian anak laki-laki itu kemudian dia berjalan keluar dari kamar itu.
.
.
.
.
Joshua memasuki kamarnya. Anak laki-laki itu terduduk disisi kasur, tempat tidurnya. Otaknya melambung pada keadaannya sang ibu yang pergi entah kemana.

Hatinya tergores, namun, itulah yang terjadi. Apa wanita tidak membayangkan jika dia diposisi sang Ibu?  Itulah pikiran Joshua.
Padahal dia juga wanita, pasti merasakannya.

Joshua mengacak rambutnya, wajahnya pun memerah. Bukan karena tersipu, melainkan menahan dendam yang kini tertanam dihatinya.

***
"assalamualikum."ucap salam Luna saat memasuki rumahnya.

Diana yang mendengar suara putrinya dengan cepat mematikan kompornya lalu berjalan mengampiri putrinya.

Luna mencium punggung tangan sang ibu.

"Bagaimana disekolah?. "tanya Diana pada Luna.

Luna menatapnya lalu berkata, "seperti biasa, bu. "katanya seraya tersenyum.

"ganti pakaian, abis itu makan."ucap Diana. "ibu masak udang crispy,kesukaan kamu. "

Luna tersenyum senang, dengan cepat berlari menuju kamarnya.
Selepas, mengganti baju. Luna terduduk dikursi, dia merasa ada yang menjanggal dihatinya.

Seperti ada sesuatu yang akan terjadi. Namun, dia tak tau. Saat itu pikirannya melambung pada Joshua. Luna mengambil ponselnya yang berada didalam tasnya, lalu menatap ponselnya.

"Luna, makan nih. "ucap Diana kencang sehingga terdengar sampai kamar Luna.

Luna yang merasa itu hanya firasat, menaruh ponselnya di meja.  Berjalan menghampiri sang ibu yang tengah berada didapur.

***
Joshua membuka lemarinya, kemudian memasuki beberapa baju-baju kedalam tasnya, membawa buku-buku sekolahnya semua lalu berjalan keluar rumah secara mengendap-endap.

"semoga bahagia dengan kehidupan burukmu,Papah."

.
.
.
.
"mas,sudahlah. Mungkin anakmu begitu terkejut saat melihat ku. "ucap wanita itu seraya memeluk Rudy dari belakang.

"seiring berjalannya waktu, anakmu pasti akan menerimaku. "katanya dengan percaya dirinya.

Rudy melepaskan tangan wanita itu,beranjak dari tempat tidur.
Dia berjalan menuju kamar putranya.  Saat melihat kamar putranya yang berantakan tanpa keberadaan putranya.  Rudy menggeleng kepalanya, "sekuat apa dia hidup diluar?. "gumamnya.
"dasar anak tidak tau diri. "

***
"Ibu,udah berbaring saja. Biar Chika saja yang merapihkan. "kata Chika.

Wanita yang dipanggil Ibu itu menoleh kearah Chika seraya tersenyum, "engga pa-pa ko, nak. "katanya.

"Mah, istirahat aja. Lagi pula kondisi Mamah kan belum pulih saat ini. "kata Jason seraya menahan tangan sang ibu agar tidak melakukan apapun.