LDR (Completed√)

Chapter 39

Tarik Ulur'2'
.
.
.
.
.

Vicky yang tengah fokus menatap lurus,menurunkan kelajuan motornya seraya melirik dari kaca spion motornya.

"Ada apa Lun?."tanyanya.

"Nanti berhenti didepan alfamart ya."kata Luna.

"Apa Lun? Engga kedengeran."ucap Vicky.

Luna mendengus,"Nanti berhenti didepan Alfamart."katanya mengencangkan suaranya.

Vicky manggut-manggut,"oke."

Vicky memasang sen kiri,kemudian memberhentikan motornya didepan Alfamart,Lantas anak perempuan itu turun dari motor Vicky.

"Engga mau gue antar sama rumah?."kata Vicky.

"Engga usah."tolak Luna halus. "Makasih,ya."katanya kemudian berjalan begitu saja.

Vicky memundurkan motornya lalu melajukan kembali motornya. Diperjalanan dia merasa ada yang ganjal. Akan tetapi,dia lupa.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat det-.

"Yah,kunyuk. Gue lupa kasih alamat rumah Joshua."gumamnya.

"Ah,Bego banget sih gue."gumamnya.

Semua pengemudi motor yang melintas,menengok kearahnya. Ada yang menatapnya biasa,ada yang menatapnya aneh,dan ada juga yang menatapnya kasihan.

Namun,Vicky sepertinya tidak menyadarinya. Dia malah sibuk menggerutu.

***
Diruang kamar yang berukuran 3x3 dengan suasana kamar yang gelap. Citra menutupi kepalanya dengan bantal,air matanya mengalir begitu deras.

Kenapa sih Geo selalu saja egois?.

Sekali saja dia mengerti aku.

Dia selalu bertindak sesuka hatinya,berucap dengan kalimat yang begitu kasarnya.

Sudah berapa lama aku menahan luka seperti ini?

Suara ponselnya berbunyi. Citra meraih ponselnya yang ditaruh sembarang olehnya. Kemudian melihat nama pemanggil.

"Citra kamu lagi dimana?."

Citra berusaha meredakan tangisnya,"ya,aku dirumah."jawabnya dengan suara bergetar.

"Kamu gimana sih?! Seharusnya kamu itu temenin aku nonton pertandingan bola."kata Geo marah.

"Aku kan udah bilang engga bisa."ucap Citra halus.

"Harus bisa dong!."

"Aku lagi engga enak badan,kamu sendiri aja."

"Halah,alasan mulu. Palingan sakitnya bohongan. Engga usahlah suaranya sok-sok serak gitu."