Pengganggu
.
.
.
.Malam adalah waktu aku bertemu pria badboy di halusinasiku dengan posisi tubuh tungkurep, aku asik membaca salah satu koleksi novelku. Membayangkannya saja sudah membuatku senang di tambah mempunyai pacar BadBoy dan teman-teman yang selalu ada di samping ku membuat ku semakin terhayut pada novel yang kubaca. Aku seperti ada di danau, hanya ada aku yang terduduk digetek dan novel yang ku baca.
"Luna, tidur ini sudah malam." ucap Ibu yang menyadarkan ku dengan cepat aku menaruh novel ke meja belajar kemudian meringkuk tidur dengan menutupi hampir seluruh tubuh ku dengan selimut.
Ibu selalu saja mengangguku bertemu dengan Adam, Karakter pria kesukaanku.
Ibu memasuki kamarku, aku yang mengintip melihat Ibu ku yang mudah mengira kalau putrinya ini sudah tidur memutuskan untuk keluar dari kamarku. Aku meraih ponsel yang di geletakkan di sampingku dan membuka berniat membuka sms.
Joshua Hasashi. 1.
Aku membuka sms.
Anak laki-laki menyabalkan ini menyuruhku untuk memberi info. Apa-apaan dia.
Apadah?
Joshua Hasashi.
Lo udah tidur?Nih gue lagi tidur.
Joshua Hasashi.
Wkwkwk.
Lo lagi apa?Engga usah sok baik deh.
Yang pasti gue engga
lagi mikirin lo.Joshua Hasashi.
Yee,gue kan emang baik.
Lun,besok bawa botol gue.
INGET DIBAWA.Dih,iya,besok gue bawa.
Udah engga ada lagikan?
Gue mau tidur nih.Aku yang merasa anak laki-laki itu tidak akan membalasnya lantas menaruh ponselnya dimeja kemudian melelapkan tubuhku.
🔅🔅🔅
"nak, sudah malam. tidur. nanti kesiangan aja." ucap Hirata Hasashi, Ibu Joshua dari balik pintu kamar Joshua.
Joshua yang sedari-tadi memandang ponselnya kini menyahutinya, "iya, Mam,ini Joshua mau tidur ko."
Bibir itu melengkung, anak laki-laki itu menaruh ponselnya dimeja seraya mengisi baterainya.
Selamat Malam.
🔅🔅🔅
Aku membuka kenop pintu kamar seperti biasa, aku berkumpul di meja bersama keluargaku menikmati sarapan. Aku memainkan ponsel yang kutaruh disamping piring makan, Aku baru saja ingin menelan makanan ke tenggenggorokan lantas tersedak saat mendapati sms dari anak lelaki itu.
Joshua Hasashi.
Selamat Malam.Aku meraih air minumku lalu menenggaknya hingga habis. Ibu menggeleng dramatis yang tengah memperhatikanku sedari-tadi.
"Makan dulu, nantikan bisa buka hpnya." kata Ibu yang duduk di hadapanku.Aku menatap Ibu dengan panik,"Ibu."
"Iya."
"Ibu, botol minum temen Luna ibu simpen kan?." tanyaku pada Ibu.
"Iya, Ibu simpen. memangnya teman Luna sudah masuk?." kata Ibu.
"udah, Ibu taruh dimana? biar Luna yang ambil." jawabku kemudian menyuapkan nasi ke adikku.
"engga usah, nanti Luna pake sepatu, Ibu ambilkan. sekarang sarapan dulu." seloroh Ibu.
Aku yang sudah siap ingin berangkat,menunggu Ibu yang sedang mengambil botol minum, 5menit, Ibu datang dengan tangan kanan yang membawa botol itu kemudian Ibu menaruhnya disisi tasku, tempat manaruh botol minum.
Aku berpamitan pada Ibu kemudian menaiki motor yang sudah ada ayah yang duduk mengemudikan motor.Seperti hari-hari biasa, ayah memberhentikan motornya tepat didepan gerbang sekolah kemudian aku turun dari motor dan berpamitan pada Ayah.
"Belajarnya yang semangat, oke." Kata Ayah seraya mengulas senyuman.
"Iya." sahutku sambil mengangguk mantap.
Ayah menatap lurus kemudian melajukan motornya. Aku memasuki gerbang sekolah seperti biasa pula Pak Beta,menyapaku.
"Bawa botol minum gue?."
Aku memberhentikan langkah kakiku, menengok kekanan arah suara mendapati anak laki-laki bernama Joshua Hasashi yang kini menautkan satu alisnya.
"Bawa engga?." tanyanya ulang.
Aku menatapnya, anak lelaki itu memasang wajah datar. menyebalkan.
Aku mengembalikan botol minumannya.
"Makasih." kataku sebelum akhirnya berjalan menuju kelas.🔅🔅🔅
Aku memasuki perpustakaan sekolah yang berdekatan dengan Kantin. Chessa tidak mengikutiku masuk perpustakaan, dia lebih memilih menghabiskan uangnya di kantin. Alasan Chessa tidak ke perpustakaan karena dia alergi debu. entahlah. apa mungkin debu setitik pun bisa membuatnya bersin.
Ibu Ratih, selaku penjaga perpustakaan tidak hadir namun ada kelas delapan yang berpiket di perpustakaan jadi meskipun Bu Ratih tidak datang,aku masih bisa membaca novel di perpus.
Aku melihat meja yang sangat pojok kanan kemudian berjalan mendekat dan mendudukinya. Akhirnya aku bisa bertemu dengan Adam dalam waktu 30menit. Aku kembali tenggelam dalam isi novel itu membayangkan kembali.
"Woi."
Suara bisikan itu seketika menggangguku, aku menoleh ke samping mendapati Joshua yang tengah membaca buku tata surya.
"Apa?." katanya dengan nada menyebalkan.
"Ngapain lo duduk disini?." tanyaku menatapnya kesal.
Dia memperlihatkan buku yang tengah dibacanya seraya berkata,
"engga liat, gue lagi ngapain?."Anak ini ingin sekali ku piting tubuhnya. Aku kembali menatap novelku, dia seperti ibu ku. Pengacau.
"Eleh, buku disini udah gue baca semua." cerocos Joshua.
Aku tidak menyahutinya.
"Buku disini engga ada yang baru,ya?." keluhnya.
Dia benar-benar menyebalkan. Aku menoleh kearahnya seraya memicingkan mata.
"Termasuk majalah, lo juga baca?." selorohku.
Dia mendompangkan dagu, "Kan gue bilang semuanya, ya, berarti iya." jawabnya.
"Novel?." tanyaku.
Dia mendelik, "Gue engga suka baca novel teenlit. gue suka yang berbau menantang seperti fantasy atau pun Thriller."
"bodoamat." ketusku tak peduli.
Dia menoyor kepalaku kemudian menginjak kakiku.
"Sakit tau." kataku seraya meringis kesakitan.
Dia tertawa geli kemudian raut wajahnya berubah datar sedatar-datar orang,"bodoamat!." serunya.
Aku mendelik kesal, membaca kembali novel ku.

YOU ARE READING
LDR (Completed√)
Romance1 March 2019 #1 in LDR Note : Cerita berantakan harap maklum. (Completed√) (Dilarang keras mencopy cerita!) Saling menyayangi, saling mempercayai dan saling menjaga hati adalah kunci kisah cinta yang sesungguhnya. Meskipun jarak memisahkan mereka...