Acc
.
.
.
.
.
.Tak...Tik... Seorang pria tengah mengetik, keningnya sedikit di kerutkan. Tak lama, dirinya menyenderkan punggungnya pada punggung kursi dan wajahnya pun terlihat lelah.
Hirata membuka pintu, melihat suaminya tengah bekerja. Dia memasuki ruang kerja suaminya dengan kedua tangannya yang membawa nampan beralaskan gelas berisi teh hangat dengan piring yang di isi dengan biskuit.
Hirata menaruh nampannya di atas meja kemudian memeluk sang suami dari belakang."Pah, tumben engga ke sekolah?." tanya Hirata
Rudy yang baru menyadari sang istri sudah ada di belakangnya menoleh seraya tersenyum.
"Papah lagi buat data untuk presentasi project baru Hunsan." jawabnya.Hirata mengambil gelas yang berisi teh hangatnya lalu memberikan ke suaminya.
Rudy menyeruput teh hangatnya."Pah, ini sudah 6hari lagi lho. Sekolah udah mulai masuk." kata Hirata.
"Papah izinin saja Joshua."Rudy menaruh gelasnya di atas meja, "nanti Papah pikirkan dulu." ucapnya kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.
***
"Jo, lo masuk SMA mana?." tanya Rayn yang duduk di hadapan Joshua.
Veir dan Vicky menoleh kearah Joshua. Anak laki-laki itu mendompangkan dagunya, "engga tau." jawabnya cepat.
"Lah, emangnya lo engga mau sekolah Jo?." seloroh Veir lalu menyesap cappucinonya.
"Ya,sekolahlah."jawab Joshua.
Vicky menepuk-nepuk bahu Joshua, "Sudahlah kau turuti saja omongan orangtua mu." katanya dengan nada bataknya.
Joshua yang mendengar nada ucapan Vicky menyengirkan bibirnya, "sok tua nih orang." candanya.
"Thanks bro, buat selama ini." ucap Rayn membuat ketiga temannya menoleh. Bahkan cengiran dibibir Joshua pudar, alisnya tertaut.
"Lah lo kenapa, Rayn?." tanya Joshua bingung.
Rayn menghela nafas.
Veir yang duduk disamping Rayn menatap temannya itu.
"Jangan ngomong gitulah, Rayn." katanya.
"Gue udah maafin ko."Vicky yang mengerti ucapan Veir, melemparkan kotak tisu yang ada di dekatnya. "Bisa diem engga?."
Veir memicingkan matanya ke arah Vicky seraya mengelus kepalanya yang terkena kotak tisu.
"Gue engga bisa ngumpul lagi." kata Rayn.
"Besok gue udah pindah.""Pindah kemana?." tanya Vicky.
"Surabaya." Jawab Rayn.
"Yah, kalau engga ada lo engga ada yang bisa gue ajak ngegame sampe pagi." sungut Veir
Rayn menyengirkan bibirnya, "kan masih ada Joshua sama Vicky." katanya.
Veir melirik kedua temannya kemudian memicingkan matanya seraya menyesap cappucinonya.
"Gimana kabar Maya, Veir?." tanya Vicky.
Blurr
Vicky meraih tisu,mengelap wajahnya.
"Sial lo!." omelnya yang terkena semburan oleh Veir.Joshua dan Rayn hanya tertawa.
***
Luna tengah membaca novelnya yang baru saja dia beli.
Bibirnya melengkung, senyuman terukir saat membaca tiap-tiap paragrafnya. Membayangkan kisah fiksi itu akan terjadi padanya sampai akhirnya ponselnya berbunyi.
Luna melipat halaman yang baru saja di bacanya lalu menutup novel itu. Tangannya meraih ponsel yang di taruh di sisinya.
Melihat nama panggilan dengan cepat Luna menerima panggilan tersebut."Sore Luna."
Luna tersenyum senang, "Maaf, ini siapa ya?."
"Ini Joshua,pacarnya Luna. Yang ganteng itu."
"Ih, pede banget. Emang ada yang bilang ganteng, ya?."
Suara gelak tawa terdengar.
"Ya kalau jelek mana mau kamu sama aku?.""Aku kan engga pernah bilang kamu ganteng."
"Ah suka jujur begitu."
"Kamu lagi apa?."
"Lagi mikirin kamu. hehe."
"Masa?."
"Sebenarnya sih engga. Lagi ngeliatin anak tetangga lagi nyapu nih."
"Oh, begitu." jawab Luna singkat.
Cemburu dia."Pasti cantik."
"Bukan main Lun."
"Oh.gitu." jawab Luna sedikit kesal.
"Eh ada ka Caliv."ujar Luna memanasi Joshua."Siapa Caliv?."
"Aduh bentar ya, kak." tambahnya
"Luna!!." jengkel sendiri Joshua.
"Kakak panas ya, sini aku kipasin."
"Ah taulah."
Luna yang tersenyum saat Joshua memutuskan panggilannya, dia benar-benar gampang terpancing.
Cemburu itu tandanya sayang, berarti Joshua sayang Luna.
***
"Kamu kenapa cemberut begitu, nak?." tanya Hirata tengah menyeduki nasi untuk Joshua.
Rudy tersenyum, "kamu pms, ya?." ledeknya
"Emangnya Joshua anak perempuan, Pah." jawabnya seraya mengambil piring yang sudah di seduki nasi oleh sang ibu.
Sontak Hirata dan Rudy tergelak tawa,Hirata mengelus puncak kepala putranya, "kamu ini ko jadi sensian sih." katanya
Rudy mengangguk mengerti, "Yah,padahal papah mau ngomong loh sama kamu." katanya
Dengan cepat Joshua mencondongkan tubuhnya ke depan dengan semangatnya. "Ngomong apa, Pah?."
Tanyanya penasaran."Loh, tadikan mood kamu lagi jelek." kata Rudy
Joshua mendengus kemudian menyuapkan makanannya kedalam mulutnya.
"Papah mengizinkan kamu sekolah di SMA Cendera." kata Rudy membuat Joshua tersedak.
Hirata mengambil minum untuk putranya dengan cepat Joshua menenggaknya.
"Pelan-pelan dong." kata Hirata"Beneran, Pah?." tanya Joshua memastikan.
Rudy mengangguk-anggukan kepalanya.
Joshua tersenyum lebar hatinya begitu senang.

YOU ARE READING
LDR (Completed√)
Romance1 March 2019 #1 in LDR Note : Cerita berantakan harap maklum. (Completed√) (Dilarang keras mencopy cerita!) Saling menyayangi, saling mempercayai dan saling menjaga hati adalah kunci kisah cinta yang sesungguhnya. Meskipun jarak memisahkan mereka...