Cinta dan Pertemanan
.
.
.
.
.
.Pada jam pelajaran Pendidikan KewargaNegaraan, semua murid kelas X IPA-2 tengah sibuk mencatat seraya memasang kupingnya, mendengarkan setiap ucapan Bu Sarwani tengah menjelaskan materi hari ini. Alih-alih Citra yang sibuk mencatat dengan kesal tinta pulpennya sudah habis. Dia menoleh kearah Luna.
"Lun, ada pulpen?." tanya Citra sedikit membisik ke Luna.
Luna mengeluarkan kostaknya, ketika di buka ternyata hanyalah isian lipatan kertas hal itu membuat Citra mendatarkan wajahnya.
Citra menoleh ke belakang, melihat Vicky tengah menggerakkan jari-jarinya yang kram akibat terlalu lama menulis.
"Vick, ada pulpen?" tanya Citra.Vicky menggelengkan kepalanya, "engga ada Cit, cuma satu doang." jawabnya seraya menunjukkan pulpennya.
"Nih, pake."
Citra menoleh ke arah Veir, anak laki-laki itu menyodorkan sebuah pulpen dengan tangannya kirinya, maklum saja tangan kanannya tengah sibuk menyelesaikan catatan.
Citra mengambil pulpen itu.
"Gue pinjem dulu ya." kata Citra seraya kembali kearah papan tulis yang tengah di catat oleh Bu Sarwani.Citra yang merasa tak asing dengan pulpen itu lantas membuka pulpen tersebut. Melihat ada namanya pada label yang di pasang tempat tinta.
Dia menoleh kebelakang seraya menatap Veir.Veir yang merasa anak perempuan itu mengarahnya, memberhentikan menulisnya. "Kenapa?." tanyanya.
"Pulpennya engga nyata?."Citra menunjukkan pulpennya, "ini lo dapet darimana?." tanya Citra balik.
Veir menyengir lebar seraya menggaruk tengkuknya.
"Dari kostak pensil lo." jawabnya seraya mengeluarkan benda dari kolong meja, benar saja sebuah kostak pensil berwarna biru muda.Citra menyerngitkan keningnya, "ko bisa di lo?." tanya Citra.
"Itu, gue kira punya orang yang sengaja di taruh meja lo waktu itu. Hehe, sorry ya." jawab Veir dengan tawa garingnya.
Citra mendatarkan wajahnya. Veir mengembalikkan kostak itu pada pemiliknya, "tapi pulpen ini buat gue ya?." katanya dengan raut wajah sedikit memelas.
Citra menatap Veir sedatar mungkin, Veir yang merasa engga enak dengan cepat mencubit pipi anak perempuan itu gemas, "ayodong, gue kan engga tau kalau itu punya lo. Maafin ya." bujuknya.
Citra yang merasa kesakitan, memukul-mukul tangan Veir. Sontak semua yang berada dikelas itu memperhatikan mereka berdua begitu pula dengan Bu Sarwani, wanita berusia empat-putuh-tahun itu memberhentikan ucapannya yang sedang menjelaskan materi.
"Tolong, ya. Buat Citra dan Veir, jangan pacaran di waktu belajar." ucap Bu Sarwani.
Membuat Veir melepas cubitannya sedangkan Citra mengelus pipinya yang sakit. Citra kembali kearah papan tulis, menundukkan kepalanya. Dia malu akan nanti setiap gosip yang pasti akan beredar di kelas ini.
***
"Ish, sumpah deh apa-apaan sih Citra sama Veir." gerutu salah satu anak perempuan.

YOU ARE READING
LDR (Completed√)
Romance1 March 2019 #1 in LDR Note : Cerita berantakan harap maklum. (Completed√) (Dilarang keras mencopy cerita!) Saling menyayangi, saling mempercayai dan saling menjaga hati adalah kunci kisah cinta yang sesungguhnya. Meskipun jarak memisahkan mereka...