Konflik
.
.
.
.
.
."Kemarin lo kemana?." tanya Vicky kepada Veir.
Veir mengerutkan keningnya,berusaha mencari pembahasan yang lain.
"Oh, ya nanti PM (paket malam) di warnet deket rumah gue yu." ajaknyaJoshua menatap Veir, anak laki-laki sedari-tadi memperhatikan temannya. Vicky yang tampak kesal memukul meja membuat semua yang berada dikantin mengarah pada posisi ketiga anak laki-laki itu.
Vicky nampak tak peduli atas apa yang dia lakukan tadi, sedangkan Joshua menundukkan kepalanya seraya menghela nafas. Veir menatap setiap anak yang menatap mengarahnya dengan tatapan sinis.
"Gue lagi serius. Mending jawab sejujurnya." ucap Vicky dengan nada kesal.
Veir menangkap mata Vicky, menatap temannya kesal. Lalu menghela nafas.
"Oke, sorry. kemarin gue ada acara keluarga mendadak." jawabnya setenang air.
"Lagi pula gue udah bilang ke Rayn kalau gue engga bisa bantuin dia mengemasi barang-barangnya."Veir mendompangkan dagu dengan mata yang masih menatap Vicky, "Rayn aja maklumin, kenapa lo yang marah?."
Sontak ucapan Veir membuat Vicky beranjak dari tempat duduknya. Vicky berjalan meninggalkan kedua temannya.
Joshua yang menatap Veir sedari-tadi memperhatikan gerak-gerik Veir. "Gue tau lo bohong." katanya dari sekian waktu akhirnya anak laki-laki itu mengeluarkan suaranya.
"Lo tau, apa yang membuat pertemanan hancur?." tanya Joshua pada Veir.
Veir hanya diam.
"Kebohongan. Jadi kalau lo mau perteman utuh, jangan pernah melakukan hal itu." kata Joshua kemudian beranjak dari tempat duduknya kemudian meninggalkan Veir.
Veir terdiam mematung,mencerna ucapan Joshua kedalam otaknya.
Pada saat itu,gue engga mungkin ngebiarin dia menangis.
***
"Tadi kamu bicara apa aja sama anak cewe itu?." tanya Joshua penasaran kepada Luna.
"Namanya Citra. Ya, dia cerita waktu SMPnya." jawab Luna.
Joshua menengokkan kepalanya sekilas melihat Citra kemudian beralih menatap Luna.
"Kamu jangan terlalu dekat ya sama dia." ucap Joshua.Luna menautkan satu alisnya,
"ko gitu?." tanya Luna."Aku engga mau terulang kembali kejadian yang sama seperti waktu SMP." jawab Joshua.
Luna tersenyum kepada Joshua, "itu engga akan terulang lagi. Dia orangnya baik ko." kata Luna
Saat itu juga, Joshua memperhatikan Citra dari setiap gerak-geriknya.
***
Citra berdiri didepan gerbang sekolah,mencelingak-celinguk setiap orang yang melewatinya, matanya mencari-mencari seseorang yang ditunggunya. Setengah jam sudah, Citra menunggu didepan gerbang. Pak Latif, selaku penjaga sekolah SMA Cendera menghampiri Citra.
"Neng belum pulang?." tanyanya seraya mengambil pengki dan sapu lidi yang berada disisi pagar sekolah.
Citra menoleh, "saya lagi nunggu temen, pak." jawabnya sesopan mungkin.
"Oh, nunggunya di depan mushola saja neng. Bisa sekalian selesehan." katanya.
Citra tersenyum seraya mengangguk, "engga, pak. Disini aja."
"Yaudah, saya tinggal ya." kata Pak Latif kemudian berjalan dengan kedua tangannya yang membawa sapu lidi dan pengki.
Citra menghela nafas,sekolah sudah sepi. Kenapa dia lama sekali?
Citra menjongkokkan kakinya yang sudah pegal akibat berdiri berdiri terlalu lama. Menahan teriknya matahari di siang hari dengan cuaca yang begitu panas.5menit sudah, Citra berdiri. Kakinya melangkah meninggalkan area sekolah.
"Citra." panggil seseorang membuat langkah kaki Citra berhenti.
Anak laki-laki dengan motor maticnya berhenti tepat dihadapannya. Dia membuka kaca helmnya.
Citra menatapnya tertegun, anak laki-laki itu mengambil helm yang di pasang di sisi jok motornya.
Kemudian, memasangkan helmnya pada kepala anak perempuan yang terdiam itu."Mending, lo gue anter sampe rumah." katanya pada Citra seraya merapihkan rambut anak perempuan itu yang berkeluaran pada helmnya.
"Soalnya bahaya kalau lo pulang sendiri, sepi. Nanti, kalau lo kenapa-napa orangtua lo sedih lagi." katanya kemudian menaiki motornya.
Dia merasa Citra tidak menaiki jok belakangnya, menengok ke belakang.
"Ko malah diam?." tanyanya.
"Ayo naik. Nanti tunjukin aja arah rumah lo, gue anter sampe rumah."Citra menduduki jok belakangnya dengan posisi duduk miring karena dia memakai rok, tangannya memegang besi pada sisi-sisi jok motornya.
"Pakai kaca helmnya, biar debunya engga kena mata." katanya.
Citra memasang kaca helmnya, air matanya berlinang.
"Terima kasih, Veir."

YOU ARE READING
LDR (Completed√)
Romance1 March 2019 #1 in LDR Note : Cerita berantakan harap maklum. (Completed√) (Dilarang keras mencopy cerita!) Saling menyayangi, saling mempercayai dan saling menjaga hati adalah kunci kisah cinta yang sesungguhnya. Meskipun jarak memisahkan mereka...