Bagian 80: Bachelor Party

11.4K 630 128
                                        


3 Tahun yang Lalu

Adam Restuaji, 25 Tahun

Di Suatu Restoran Mewah di Jakarta

"Nah, iya. Ya udah aku sih bete dikit aja sama tuh orang, tapi ya udah deh. Ngapain mikirin dia. Ya ga sih?" celoteh Vonzell tentang masalah di tempat kerjanya. Adam tertawa kecil sambil menggenggam tangan pacarnya tersebut.

"Udah, kan lagi anniversary dinner. Jangan bete-bete dong," kata Adam sambil mengelus tangan Vonzell.

"Selamat 3 tahunan ya, Dam," jawab Vonzell.

"Harusnya cowoknya tau yang bilang gitu duluan." Adam agak sedikit bergetar seperti menyimpan sesuatu hal besar untuk disampaikan.

"Emansipasi dong!" jawab Vonzell tidak mau kalah.

"Zell, aku mau ngomong sesuatu."

"Apa? Apa?" kata Vonzell kepo.

"Kamu tau gak apa yang aku pikirin setiap aku mau tidur?" tanya Adam.

Vonzell menggumam sambil berpikir. "Apa? Aku? Haha. Ge er ya?"

"Kita sih. Masa depan kita."

"Emang kenapa?"

"Banyak lah. Apalagi waktu aku masih bagian kerja di field. Wah, rasanya pengen balik terus. Capek banget kerja di sana. Cuman ya, bayarannya seimbang lah. Anggep aja nabung."

"Hey, kan sekarang udah balik ke Jakarta. Udah kerja kantoran. Udah calon-calon sukses lah."

"Bisa aja ya." Adam gantian memerah mendengar pujian dari pacarnya tersebut.

"Di sana gak main cewek kan?"

Adam langsung menggeleng. "Enggak lah."

Vonzell tertawa sinis namun tajam. "Selingkuh. Siap siap sunat lagi.. sampe habis!" ancam Vonzell pada pacarnya. Adam melihat ka bawah dan mengingatkan dirinya untuk tidak tergoda dengan cewek lain kalau namanya masih mau 'Adam'.

"Impian aku sebenarnya tuh baru lengkap ketika aku gak ngejalanin itu sendiri. Aku baru sadar, apa yang aku perjuangin ini belum lengkap kalau kamu gak jadi pendamping aku," lanjut Adam.

"Aku kan ada di sini, Dam. Hidup kamu lengkap."

"Bukan itu maksudku, Zell. Aku ingin kamu benar benar menjadi pendamping aku. Pendamping yang sah."

Vonzell terhentak setelah akhirnya menyadari maksud Adam. Adam mengeluarkan sebuah cincin dari kantong jas nya.

Saat itu band yang ada di sana memainkan lagu yang sudah dipesan oleh Adam.

However big, however small

Let me be part of it all

Share your dreams with me

You may be right, you may be wrong

But say that you'll bring me along

To the world you see

To the world I close my eyes to see

I close my eyes to see

"Zell, do you want to share your life with me, to share your dreams with mine? Do you want to be my wife?" kata Adam sambil berlutut di samping Vonzell.

Air mata terharu sedikit keluar dari ujung mata Vonzell.

"I do."

---

KenzieDonde viven las historias. Descúbrelo ahora