Bagian 2: Bro-Mance of Kenzie and Rivaldo Azkarafi

35.7K 1.4K 22
                                        


Kenzie turun dari BMW nya dan berjalan santai menuju kelasnya. Ia melihat jadwal pelajaranya dan merasa tenang ketika melihat nama dosen pengajarnya.

"Bu Anty. Ah dia mah santai, gak bakal marah ama gue." Bu anty adalah dosen manufaktur yang terkenal galak, namun entah kenapa sangat lunak jika sudah berurusan dengan Kenzie.

"Coy sebat dulu di depan himp sebelum kelas ya," Kenzie mengirim pesan chat tersebut ke Valdo.

Kenzie mengeluarkan rokoknya dan mulai merokok dan tidak mempedulikan aturan dilarang merokok. Kenzie terkenal tidak peduli pada aturan yang ia rasa merugikan dirinya.

"Apa emang worst case nya sih? Masa DO gara2 sebat. Ga mungkin!" pikir Kenzie menggampangkan.

Tak sampai 5 menit kemudian Valdo datang. Valdo berperawakan sedikit lebih besar dan berkulit lebih gelap dari Kenzie, mungkin karena sering main bola di lapangan dari kecil. Valdo yang mengenakan kaos putih dan jaket jeans terlihat sangat lusuh dan lelah. "Lo abis ngapain? Nguli?" Kenzie heran melihat sahabatnya yang seperti habis ngangkat batu bata.

"Motor gue kambuh nih, gue dorong motor" ujar Valdo sambil meminum air putih untuk menghilangkan rasa lelahnya.

"Lagian lo koleksi motor butut gitu" ujar Kenzie sambil memberikan sebatang rokok untuk dihisap Valdo.

"Itu seni nya coy" jawab Valdo bangga. Valdo suka mengoleksi vespa vespa tua, meskipun terkadang vespa nya suka "ngambek" namun Valdo sangat sayang pada vespa nya yang diberi nama "Erika". "gue gak punya pacar kan, pacar gue cuman Erika ini Zie. Harus gue jaga baik baik."

"Semoga lo dibukakan matanya bahwa Erika lo itu ga bisa dicium dan dipeluk," sindir Kenzie sambil tertawa

"Cot lo ah."

Meskipun sudah saling mengenal sejak hari pertama MOS SMA, Kenzie dan Valdo baru berteman akrab ketika mereka mengijak pertengahan kelas X di SMA mereka. Waktu awal masuk, Valdo sangat kesal melihat gaya Kenzie.

"Banyak gaya, tengil, sok tajir, sok inggris". Valdo dikenal sebagai jagoan berantem angkatan. Sedangkan Kenzie adalah anak orang kaya yang bahkan kena matahari aja jarang, apalagi berantem ama sekolah lain.

Semua itu berubah ketika suatu hari waktu mereka kelas X.

Waktu Kenzie dan Valdo kelas X

Valdo bersama 10-an orang angkatannya berdiri menunduk di bagian belakang tongkrongan SMA mereka, bagian yang bahkan tidak dijangkau oleh guru-guru sekolah.

"ANGKATAN LO ITU SAMPAH! UDAH YANG NONGKRONG DIKIT. GAK PUNYA HARGA DIRI!" teriak salah satu anak kelas XII sambil menyundutkan rokoknya ke tangan salah satu anak kelas X tersebut.

"Bang, gue tau angkatan kita salah. Tapi tolong jangan sundut temen seangkatan gue." Valdo berkata dengan tegas sambil menatap mata senior-seniornya tersebut. Mereka dikelilingi oleh sekitar 30-an orang anak kelas XII.

"Wehh ini si jagoan jadi sok solider ya. Solider sih solider. Mana harga diri sekolah kita. Anak sekolah sebelah mantek nama geng mereka di tongkrongan kita. Harga diri kita mau ditaro di mana! Mikir lo semua!" kata anak kelas XII lain tepat di depan muka Valdo.

"Bang ini tongkrongan sekolah, bukan angkatan kita. Angkatan abang juga harus tanggung jawab kalau misalnya ada anak sekolah lain yang mantek di tongkrongan kita. Abang-abang ini yang harusnya lebih malu dari kita. Kelas XII tapi gak bisa ngapa-ngapain!" balas Valdo tegas membuat teman-teman angkatannya makin takut anak kelas XII menjadi semakin ganas.

KenzieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang