Jangan lupa add official Line Kenzie untuk nanya nanya ya! @wms1879w
Selamat menikmati
.
.
.
Di Kantor Meiza
Meiza bernapas lega ketika melihat pekerjaannya hari ini sudah selesai. Meiza melihat beberapa pilihan pijit refleksi online. Sepertinya enak juga refleksi di rumah.
"Hmm jam 21.00 kali ya?" Meiza mengingat bahwa hari ini Kenzie dan Valdo ingin berdiskusi tentang proyek baru dengan Meiza. Sudah lebih dari 6 tahun mereka gak hang out ber 3, seperti waktu SMA dan kuliah. Keasikan Meiza ini terpotong oleh suara ketukan di pintunya.
"Ya?" kata Meiza
"Mbak Mei, ini ada kiriman makanan," kata Fary, pegawainya sambil memberikan sekotak coklat.
"Alvian?" tanya Meiza.
Fary mengangguk. "Ah!! Kenapa sih dia masih gitu aja. Udah lah rif, balikin aja."
"Udah saya bilang, mbak. Tapi kurirnya gak nerima lagi," jawab Fary.
"Ya udah kalian bagi-bagi aja deh."
"Serius mbak?" kata Fary kesenangan. Ia punya rencana bulus. Coklat ini tidak akan ia bagi-bagikan tapi... pura-pura ia jadikan kado buat Dinda, pegawai baru di kantor Meiza.
"Hmmm, buat saya aja deh mbak."
"Mau kamu abisin sebanyak itu?" tanya Meiza heran.
"Saya kasih Dinda gitu. Ceritanya saya yang beli," kata Fary tengil. Meiza tertawa sambil menggeleng. "Ada-ada aja. Ya sudah. Silahkan."
"Lah ini. Memang.." Fary tiba-tiba.
"Memang apa?" tanya Meiza sambil tertawa.
"Memang bos terbaik ini," lanjut Fary lagi.
"Dasar. Udah sana!" kata Meiza sambil memberi gesture menyuruh Fary keluar.
Fary langsung melangkah keluar ketika Meiza menyadari sesuatu. "Eh, Far!"
"Ya, Mbak?"
"Itu kartu ucapannya lo ganti dulu kali. "
"OH IYA! Makasih ya mbak diingetin," kata Fary sambil mengambil kartu ucapan tersebut.
Meiza menghela napas bingung. Apa yang harus ia lakukan untuk menghentikan semua pergerakan Alvian. Ia sudah menolak dari pelan-pelan hingga semi terang-terangan. Apakah ia harus menolak terang terangan? "Argghh kenapa sih ini orang gak nyerah aja?" ujar Meiza yang tidak menyadari bahwa dia adalah perempuan yang diimpi-impikan oleh pria-pria.
Tak lama kemudian muncullah dua suara ribut yang dahulu selalu mengisi hari-harinya.
"Oi, Mei!" kata Valdo yang tiba tiba membuka pintu ruangan Meiza.
"Halo Bu Bos." Kenzie menyusul masuk dan kedua orang itu langsung duduk di sofa ruangan Meiza. Ruangan Meiza sederhana namun nyaman. Berbagai piagam prestasinya terpampang di dindingnya, Ada satu yang masih sangat berkesan di hati Meiza, Piagam Penghargaan Mahasiswa Berprestasi yang didapatkannya saat kuliah.
"Makan mana nih?" kata Valdo sambil memegang perutnya tanda bahwa memang ia sudah lapar.
"Restoran Padang kali ya....." gumam Meiza sambil membayangkan ayam pop dan telur dadar tebal ala restoran Padang.
"Rakusnya gak berubah," tawa Kenzie. "Gak dapet bunga lagi?" lanjut Kenzie tiba-tiba.
"Eh.. enggak. Tapi dia kirim coklat," kata Meiza sedikit malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie
Teen Fiction"Gue brengsek, dia juga brengsek. Tapi Yeezy gue asli, Yeezy dia KW. Mending lo sama gue aja, Mei!" Sangat sulit mencari kalimat yang dapat menggambarkan seorang Kenzie Rezkytama, anak bungsu dari seorang Millionaire Jakarta. Pria tampan dengan be...