Bagian 66: Badai di Langit Indah Bali

10.9K 573 376
                                        




Bismillah, semoga wattpad gak eror lagi. Selamat menikmati bagian 66. Agak-agak 18+ tapi tidak eksplisit kok

Sebelumnya di Kenzie:

          Kenzie dilanda dilema. Ia tidak mengerti apa yang ia rasakan sekarang ke Aleina, cinta pertamanya. Keraguan ini datang tepat di saat Meiza akan pergi berangkat kuliah ke Amerika Serikat. Kenzie banyak menghabiskan waktu bersama Aleina hingga ia tidak yakin apa yang ia rasakan sekarang. Apa perasaan itu muncul lagi?

.

Di parkiran Chryssantine.

Kenzie mengangkat telepon dari Meiza. "Di mana sayang?" tanya Meiza dengan nada kangen.

"Di apartemen nih. Lagi ngerjain tugas akhir. Bentar lagi deadline kan?" bohong Kenzie.

"Kalo sambil telponan ganggu ga? Pengen denger suara lo aja," tanya Meiza lagi.

"Lagi rame-rame nih. Gak enak. Besok pagi aja gue jemput. Kita jalan seharian lagi gimana? Puas-puasin. Besok kita makan es krim ragusa deh. Kesukaan lo," ajak Kenzie.

"Hmmmm mauuuuu. Oke deh."

Kurang dari 2 minggu menjelang keberangkatan Meiza ke US. Ia bersyukur tugas akhirnya pun hampir kelar sehingga ia bisa menghabiskan waktu bersama Meiza. Berjalan-jalan, makan, ke taman mini, ke Bandung, dan tempat-tempat yang ada di daftar wish list mereka. Namun tanpa Meiza ketahui, Kenzie suka menyempatkan diri untuk bertemu dengan Aleina. Baik pagi sebelum jalan, atau malam ketika ia sudah mengantarkan Meiza pulang. Meskipun sikap Aleina masih bersikap tak acuh padanya.

Seperti malam ini. Kenzie muncul tiba-tiba di parkir Chryssantine ketika hujan cukup besar. Kenzie mengambil payung di tasnya dan berlari menuju ke pintu depan Chryssantine. Aleina terlihat sedang memesan taksi online dan Kalista sepertinya sudah pulang.

"Zie,ngapain di sini?" tanya Aleina kaget melihat Kenzie.

"Tiba-tiba ujan gede. Gue kepikiran aja lo baliknya gimana. Pas banget lagi lewat deket sini. Susah kan cari yang mau ambil?" pancing Kenzie. Aleina memang belum mendapatkan taksi online yang biasa ia gunakan.

"Gue anter aja gimana?"

"Gak usah," jawab Aleina pendek. Aleina kesal karena sepertinya server taksi online ini masih eror.

Kenzie melihat tas Aleina sedang ia letakkan di meja dan mengambil tas itu.

"Zie apaan sih?"

"Udah ikut aja, ya?" ujar Kenzie manis sambil tersenyum ke arah Aleina. "Gila Kenzie ternyata kalau senyum gini manis banget," batin Aleina yang agak malu mengakui.

"Ayo, Na," Kenzie meninggalkan Aleina dan keluar dari pintu Chryssantine. "Zie, ah. Tas gue!" Aleina mengejar Kenzie keluar. Kenzie sudah menyiapkan payung. "Yuk, Na,"

"Argggh. Fine!" teriak Aleina.

Kenzie tersenyum tengil. Aleina ikut masuk ke dalam mobil Kenzie. Sepanjang perjalanan Aleina diam dan malah asik bermain handphone. Kenzie sedikit bete kenapa Aleina tidak berkata apapun.

"Jangan suka main hp kali kalo lagi sama orang," sindir Kenzie.

"Lah suka-suka gue," jawab Aleina galak

Kenzie menyetel spotify dan memilih lagu Heaven dari Bryan Adams. "Lagu kesukaan kita dulu dah,"

"Iya," jawab Aleina galak.

Kenzie menghentikan mobilnya tiba-tiba. "Lo kalo masih marah ama gue tuh bilang. Jangan gini."

"Marah? Gue gak tau itu namanya apa. Lebih dari marah. Mungkin kecewa?" ujar Aleina  yang nadanya mulai terisak.


KenzieWhere stories live. Discover now