Lobby Apartemen Kenzie, kemarin siang (2 hari setelah pertengkaran mereka)
"Mei..." kata Kenzie ketika ia keluar dari lift apartemennya. Meiza sudah menunggunya di lobby apartemen sambil membawa sebuah kantong kain.
"Hey, Zie. Sorry ganggu."
"Apaan deh. Santai lah. Mau naik?" ajak Kenzie.
Meiza menggelengkan kepalanya dan memberikan kantong tersebut ke Kenzie. Kenzie membukanya dan menyadari bahwa isi dari kantong tersebut adalah kalung pemberiannya bersama beberapa kado lain.
"Mei, gak perlu sampai kayak gini. Apa-apan sih? Ini buat lo. Kok dibalikin?"
Meiza tidak berkata apa apa. Kenzie kembali memberikan kantong tersebut ke Meiza. Meiza memberikan isyarat menolak dengan tangannya.
"Lo kayak anak labil aja sih. Balikin barang. Kita gak putus kan, Mei?"
Meiza masih diam belum menjawab Kenzie.
"Mei, jawab dong."
"Kata lo ini bukti keseriusan lo sama gue. Gue gak lihat itu di tindakan lo. Gue gak bisa megang ini. Tolong, Zie. Ambil aja. Gue gak bisa....."
"Mei, please." Kenzie menggegam tangan Meiza. Meiza menarik tangannya, seperti tidak mau Kenzie menggegamnya.
"Gue balik duluan ya, Zie." Meiza langsung berbalik dan melangkah keluar.
"Mei..." Kenzie memanggilnya. Meiza tetap melangkah.
"Gue kangen sama lo. Kangen banget, Mei."
Langkah Meiza berhenti. Ia menengok ke belakang. Kenzie benar benar terlihat desperate. Meiza memandang mata Kenzie. "Goshh those puppy eyes." Meiza menunduk menghindari tatapan Kenzie.
"Jangan lupa tugas OMPI. Udah gue email ke lo waktu itu contohnya. Besok deadline. Jangan telat ntar nilai lo dikurangin"
Meiza berkata sambil melangkah menjauhi Kenzie. Di tengah kemarahan dan kekecewaannya pun, Meiza masih memberikan perhatiannya untuk Kenzie.
Kenzie melangkah mengikuti Meiza ketika Meiza akhirnya berkata. "Tolong, Zie. Hargain keputusan gue."
Kenzie akhirnya menyerah dan berbalik naik ke apartemennya sambil mengambil kembali kado-kado yang pernah ia berikan ke Meiza. Kenzie berjalan frustasi sambil menuju lift. Dan ia bertemu lagi dengan suara yang sangat dihindarinya.
"Berantem nih ye?" kata Susi sambil mengepel daerah di dekat depan lift.
"HHHH Knapa lagi suntuk malah ketemu dia sih?"
"Pasti situ ketauan ya? Ketauan main cewek ya? Ah, kurang jago ternyata" kata Susi sambil bercanda. Kenzie tidak meladeni omongan Susi si cleaning service tukang ikut campur.
"Anak lantai 4 ada tuh yang mau kenalan sama situ. Cewek hot. Ngeliatin situ mulu. Kemarin dia cerita sama saya. Saya kan abis bersihin kamar dia. Tapi saya bilang situ udah punya pacar. Kan situ sayang banget ama non Meiza" cerocos Susi.
"Iyeeee. Bawel juga ya lo!" ujar Kenzie kesal.
"Ngasih saran aja. Perjuangin non Meiza. Dia orangnya baik" kata Susi. Kenzie tidak menjawab dan hanya mengangguk.
"Tapi kalau putus, sama saya juga gak apa apa kok. Gak nolak" susi mencolek pinggang Kenzie. Kenzie langsung ngacir menuju lift.
"Ihh ngabur. Dadahhh ganteng" ujar susi sambil tertawa.
-------
Meiza melangkah menuju tower sebelah, in case Kenzie masih mengikutinya. Ia memutuskan untuk memanggil taksi online dari tower sebelah Apartemen Kenzie. Meiza membuka dua aplikasi sekaligus namun tidak ada driver yang mau mengambilnya. Sepertinya gara-gara hujan dan macet. Meiza frustasi. Mau naik ojek pun ia tidak mungkin menembus hujan. Meiza menunggu selama hampir 20 menit namun tidak membuahkan hasil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie
Teen Fiction"Gue brengsek, dia juga brengsek. Tapi Yeezy gue asli, Yeezy dia KW. Mending lo sama gue aja, Mei!" Sangat sulit mencari kalimat yang dapat menggambarkan seorang Kenzie Rezkytama, anak bungsu dari seorang Millionaire Jakarta. Pria tampan dengan be...