Malam hari di apartemen Kenzie.
Kenzie sedang mengetik tugas kuliahnya. Sendiri lagi. Jujur ia sudah tidak bisa lagi menahan rasa kangennya pada Meiza. Kenzie tidak tau lagi apa yang bisa membuat luluh Meiza dan memaafkan dirinya. Perbincangan terakhirnya dengan Meiza terjadi tadi siang ketika Meiza mengucapkan terima kasih atas kiriman video dari Kenzie.
DRRRTTT
Suara telepon kembali berbunyi di handphone nya. "Arggh, Hikari. Ngapain lagi sih?". Kenzie mengira setelah gertakan darinya waktu itu Hikari tidak akan berani lagi menganggunya. Kenzie akhirnya mengangkat telepon itu setelah berkali kali tidak menghiraukannya.
"Kenapa lagi?" kata Kenzie jutek ketika ia mengangkat teleponnya.
"Zie... maaf ganggu," ujar Hikari dengan nada takut.
"Udahlah, Ri. Langsung to the point aja. Kenapa lo masih nelponin gue?"
Hikari menarik nafas dan berkata dengan berat. "Gue belom 'dapet', udah lewat jauh dari tanggal gue biasanya."
Kenzie mematung mendengar omongan Hikari tersebut. Rasanya saat itu seluruh dunianya siap untuk runtuh. Mungkinkah? Gak gak, ini gak mungkin.
"Yakin lo?"
"Gak tau. Gue takut," ujar Hikari jujur.
"Lo main ama siapa aja?" balas Kenzie nyolot.
"Lo jahat banget ya, Zie. Cuma sama lo. Zie, lo kira gue apa?" Hikari mulai terisak takut. Ia takut masa depannya hancur karena kebodohan ini. Ia yakin bahwa sebulan terakhir ia hanya berhubungan dengan Kenzie. Terakhir ia berhubungan dengan cowok lain itu 2 bulan lalu saat ia bersama Carsten.
"Lo udah tes?"
"Belum, Zie. Takut... takut banget. Gimana kalo... Ah!! gue gak siap!" Hikari mulai histeris panik.
"Lo tes lah!" bentak Kenzie.
"Zie, temenin gue. Kalau positif kita harus cari jalan keluar bareng. Zie, gue mohon. Gue takut banget, gue gak berani..."
"Fuck lah lo!!" ujar Kenzie kesal.
"Zie! Lo juga yang berbuat! Gue tau lo brengsek, tapi gue kira lo orangnya tanggung jawab. Ternyata lo cowok gak tau tanggung jawab!" balas Hikari marah melihat balasan Kenzie. Kenzie menghela napas. Badannya saat itu gemetar ketakutan membayangkan masa depannya apabila benar Hikari hamil. Seluruh hidupnya akan berubah, cita-cita nya hancur, dan Meiza.. Meiza akan meninggalkannya untuk selamanya.
"Gue kesana. Tunggu!" balas Kenzie sambil mengambil jaketnya dan meluncur ke rumah Hikari. Ia harus memastikan bahwa ini semua hanyalah sebuah kesalahan.
Kenzie tidak bisa menyetir dengan normal. Beberapa kali ia hampir menyerempet mobil lain. Ia ngebut dengan kecepatan maksimal di jalanan kecil Jakarta. Kenzie hanya ingin secepatnya sampai di Hikari dan memastikan bahwa semua ini hanyalah kesalahan. Tidak mungkin.
Hikari menelponnya lagi ketika ia masih di jalan. Kenzie mengangkatnya dan berbicara dengan loudspeaker.
"Kenapa lagi? Gue lagi jalan! Sabar!"
"Kalau beneran lo mau tanggung jawab kan? Gue gak kuat, Zie. I wanna kill myself," tangisan Hikari terdengar dari suaranya
"Hikari, don't do something stupid. Lo tungguin gue."
"Zie, gue gak kuat. Beneran..."
"Hikari, ini belum tentu seperti yang gue pikirin. Lo jangan matiin teleponnya. Lo tetep ngomong sama gue!" ujar Kenzie sambil makin mempercepat kecepatan mobilnya. Ia tidak peduli pengemudi lain mengklakson mobilnya. BMW Kenzie melaju cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie
Teen Fiction"Gue brengsek, dia juga brengsek. Tapi Yeezy gue asli, Yeezy dia KW. Mending lo sama gue aja, Mei!" Sangat sulit mencari kalimat yang dapat menggambarkan seorang Kenzie Rezkytama, anak bungsu dari seorang Millionaire Jakarta. Pria tampan dengan be...