Bonus Chapter: Prequel

550 40 9
                                        

Yak, tiba tiba aja lagi kangen nulis cerita Kenzie ini, dapet ide nulis cerita tentang sebelum Kenzie dan Meiza pacaran. Alias prequel. Cerita yang terjadi SEBELUM timeline Kenzie dimulai. Yuk silahkan baca.

.

Prequel – Beberapa saat sebelum awal cerita Kenziea

Awal Kuliah Tingkat 2

Kenzie berbaring di kasurnya bersama dengan "HTS" nya Maura. Kenapa gak diresmiin? Ya namanya juga Kenzie. "Ra, aku malem ini mau dugem sama Carsten dan yang lain nih. Kamu aku anter balik gak apa-apa ya?" ujar Kenzie. Maura tiduran di dalam rangkulan sang playboy Jakarta ini.

Maura agak cemberut. "

"Aku gak boleh ikut?" tanyanya dengan nada penuh harap.

Kenzie mengelus rambut Maura, "Itu bakalan cowok semua, Ra. Entar kamu malah gak betah. Entar kita jalan lagi okay?" Kenzie mengecup kening Maura. Mereka memang baru dekat selama dua minggu tapi kelakuan mereka sudah seperti pacaran ala anak-anak hype ibukota. Maura sering menginap di apartemen Kenzie, bahkan sudah sempat berpapasan dan berkenalan dengan Meiza dan Valdo.

Maura mengangguk mencoba mengerti.

Kenzie pun berdiri. Ia mengenakan kemeja biru dongkernya dan dipadu dengan celana denimnya. Ia mengambil kunci mobil dan mengajak Maura turun. "Yuk aku anter!"

Kenzie mengantar Maura pulang dan langsung menuju Three Ways, tempatnya biasa dugem. Carsten dan teman temannya sudah menunggu di sana.

Ketika Kenzie masuk sudah ada beberapa perempuan duduk di meja mereka. Kenzie dan Carsten bertukar senyum setan. Kenzie membeli minuman dan setelah beberapa shot minuman, ia pun langsung mengecup salam satu gadis yang ada di sana.

Beberapa minggu kemudian – Apartemen Kenzie.

"Kenzie! Lo tau gak, Maura nelponin gue dari semalem!" Meiza meletakkan buku teks Pengantar Teknik Industrinya di meja ruang tamu depan apartemen Kenzie dan menatap marah ke sahabatnya itu. "Lo gila ya! Dia bilang lo ngilang aja gak ada kabar gitu."

Valdo yang duduk sambil merokok di samping Kenzie pun menjauh tidak ingin terlibat di dalam perdebatan dua sahabat ini.

"Lah, Mei. Dia kan bukan pacar gue. Ya temen aja. Kenapa juga harus ngasih kabar. Gue juga kalau gak ada urusan gak ngubungin temen gue yang gue gak deket banget."

Meiza maju dan menjewer sahabatnya itu. Memang Kenzie suka memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan cewek cewek dan membuat Meiza gemas. "Aduh aduh sakit..." Kepala Kenzie sampe miring-miring karena cubitan Meiza.

"Kalau gue nanti jadi presiden, cowok cowok kayak lo bakalan gue hukum!" ucap Meiza sambil duduk di meja tengah. Di tengah meja ada beberapa snack, buah buahan dan tempat colokan laptop.

"Dihukum apa? Gak takut..." tantang Kenzie sambil menatap mata sahabatnya itu.

Meiza mengambil sebuah pisang di tengah dan mengangkat pisang itu ke arah Kenzie dan mematahkan pisang itu jadi dua. "Tau kan hukumannya apa?"

Kenzie refleks mundur dan mengambil bantal untuk menutupi 'pisang'nya. "Yeu... jahat!"

Meiza pun terpancing. "Elo yang jahat tau gak! Kasian tau Maura nelpon nelpon gue sambil nangis-nangis." Meiza masih gemas dengan kelakuan Kenzie. Ia mendiamkan Kenzie dan mulai mengerjakan tugas organisasi yang ia ikuti. Meiza selalu mencoba untuk bisa produktif dan mencari berbagai pengalaman baru.

Tiba tiba mulut Meiza berkata. "Kalo lo gini terus entar gue jadi punya trust issue ke cowok tau..." ujar Meiza jujur sambil menatap Kenzie.

"Masih ada cowok baik kok, Mei. Gak semua kayak si bangsat ini!" Valdo menempeleng Kenzie.

KenzieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang