Kenzie and Meiza First Valentine (Val's Day Special)

761 63 3
                                        

DISCLAIMER: Cerita ber-setting beberapa waktu setelah Kenzie dan Meiza baru jadian pertama kali

Sabtu Malam di Threeways, Senopati, Jakarta Selatan

Alunan upbeat dari band live music mengalun pada malam hari 13 Februari di tempat hiburan malam paling hits di daerah Senopati saat itu. Hiasan klub tersebut bernuansa merah dan pink karena nuansa valentine yang akan dirayakan keesokan harinya.

Di sebuah meja VIP, sekumpulan cowok-cowok dan beberapa cewek yang menemani mereka asik duduk sambil meminum minuman alkohol yang ada di meja.

"Babe, you're drinking too much!" Vonzell merangkul Carsten dan mengingatkan pacarnya yang sudah meminum cukup banyak. "Shut up, babe!" balas pria berdarah Denmark-Amerika-Indonesia tersebut. Vonzell menarik napas harus kembali menahan emosinya menghadapi Carsten. Ia tidak ingin mencari masalah di hari Valentine.

"Zell, mending entar lo yang nyetir ya, Carsten rada kacau nih..." Adam, sosok paling dewasa di gerombolan itu pun mengingatkan agar Carsten lebih berhati-hati. "Dam, gue bisa nyetir. Masa gue disetirin cewek!" didikan keluarga Rogers dengan patriarki nya yang cukup besar membuat Carsten gengsi kalau harus disetirin cewek. Vonzell hanya bisa menggeleng pasrah, tidak ingin bertengkar. "Udah, Dam. It's okay. Thanks."

Di pojokan Ariq mencium seorang gadis yang baru ia kenal. Teman temannya berani bertaruh pasti keesokan paginya Ariq sudah lupa nama gadis itu. Sementara Jonathan asik menikmati musik bersama teman sekolahnya.

Kenzie duduk memperhatikan teman-temannya sambil tersenyum. "Lo sama cewek baru lo itu udah buat plan valentine belom?" tanya Carsten.

"Gue lupa banget, bro! Lagi banyak tugas. Kalau gue booking sekarang masih dapet tempat bagus gak ya?"

Carsten tertawa. "Bro, bokap lo punya hotel!"

Terkadang Kenzie suka lupa kalau hidupnya penuh dengan kemudahan. "Iya juga yak!"

"Nginep bareng?" tanya Carsten lagi.

Kenzie menggelengkan kepalanya. "Mana mau cewek gue!" Ia tersenyum. Meiza memang masih malu malu kalau harus menginap bedua dengan Kenzie, apalagi di hotel. "Dinner aja kayaknya," tambah Kenzie.

Saat itulah HP Kenzie berbunyi. Ia beranjak keluar dengan cepat untuk menghindari suara musik yang keras. Meiza menelponnya. "ZIE!!" Meiza heboh seperti ada sesuatu yang penting."Besok kalau kita dinner aja gimana? Siang gue ada acara!"

Ekspresi wajah Kenzie langsung berubah cemberut. "Emang kenapa, Mei? Besok kan valentine pertama kita. Masa ketemu malem doang?"

Meiza melihat sebuah email yang baru masuk. "Jadi besok ada pelatihan tentang data analytics gitu. Workshop dan tools nya penting banget buat gue daftar jadi asisten lab," jelas Meiza. Kenzie pun terdiam.

"Zie, lo bete ya?"

Kenzie menarik napas. "Gak apa apa kok. Itu kan buat masa depan lo." Kenzie mencoba mengerti.

"Emang paling baik!" Meiza kesenengang. Statistik dan ilmu tentang data memang merupakan salah satu minat terbesar Meiza.

"Lo sendirian?"

"Gak kok. Ada Reyhandra sama Vica."

Kenzie terpaku pada kata-kata Meiza. Reyhandra...

"Gue ikut dong. Penasaran gimana."

"Hah? Ngapain, Zie? Kan lo maunya peminatan manajemen industri, bukan statistika optimasi. Lagian selama ini lo selalu marah-marah tiap mata kuliah statistika sama Operation Research kan?" Meiza keheranan. Kenzie sangat benci berurusan dengan angka dan data.

KenzieWhere stories live. Discover now