Dahyun pov
Aku terbangun dengan kaget.
Matahari telah bersinar di balik jendela dorm.Sial!
Aku tertidur di sofa ketika menunggu Sana unnie semalam.Kalimat Jeongyeon terus membayangi otak ku.
Sana dan Taehyung hanya sebatas teman, tidak lebih. Lagipula Taehyung itu sudah punya kekasih.
Aku begitu bodoh tidak mempercayainya. Dan sialnya aku malah tertidur disini bukannya segera meminta maaf.Tunggu...
Selimut?
Siapa yang memakaikannya untukku?"Sana unnie. Dia yang melakukannya" kudengar suara Chaeyoung menjawab pertanyaan di benakku.
"eoh?"
Chaeyoung menghela napasnya. "Sana unnie masih peduli denganmu. Aku tidak tau siapa yang bodoh di antara kalian berdua sekarang!"
Mendengar nama gadis itu membuatku segera turun dari sofa bermaksud ke kamarnya tapi ucapan Chaeyoung menghentikanku.
"percuma, Sana unnie sudah kebandara untuk kembali ke Jepang bersama Momo unnie 2 jam yang lalu!"
Aku kembali terduduk lemas di atas sofa. Aku benar-benar bodoh. Aku lupa kalau beberapa hari ini adalah liburan Chuseok.
"ah! Aku hampir lupa sesuatu!" seru Chaeyoung sembari berdiri dari duduknya.
Tidak memakan waktu lama, dia kembali dengan menenteng sebuah kotak hadiah. "untuk unnie" ujarnya
Aku menerimanya dengan bingung. "ulang tahunku sudah lewat. Ini untuk apa?"
"molla. Sana unnie memberiku itu tadi sebelum berangkat. Katanya aku harus memberikannya padamu unnie"
Aku begitu penasaran. Dengan tidak sabaran aku membukanya. Tapi sesuatu kembali menggangguku. "di mana member yang lain?"
"sudah pulang ke rumah masing-masing" jawab Chaeyoung santai
"Mwo? Mereka meninggalkan kita disini? Mereka sengaja?"
"mungkin. Mereka hanya kesal melihat tingkah bodohmu unnie. Tidak usah dipikirkan. Yang harus unnie pikirkan sekarang adalah berbaikan dengan Sana unnie!"
Aku menghela napas kasar. "arra!" Dengan lesu aku kembali membuka kado di pangkuanku. Sebuah kalung yang sangat indah mengambil atensiku.
"wahh unnie, ini indah sekali" sedangkan chaeyoung begitu terpesona.
Aku begitu bingung. Untuk apa dia memberiku kado ini?
"Chaeyounga?"
"hmm?"
"ayo ke Jepang!"
"ha?"
"cepat bereskan barangmu! Penerbangan terakhir malam nanti kita pergi!"
.Disinilah aku, berada di dalam sebuah taxi menuju rumah Sana di Jepang.
Setelah turun dari bandara tadi, aku dan Chaeyoung memang memisahkan diri denganku. Dia akan ke rumah Mina. Katanya untuk memberiku kesempatan memperbaiki semuanya.
Sedikit takut ketika taxi berhenti tepat di depan sebuah rumah yang tidak asing lagi bagiku.
Rumah tampak sepi.
Ya. Aku tau hal itu.
Aku datang ke Jepang tentu saja dengan persiapan matang.Aku tau orang tua Sana sedang tidak ada dirumah karena ada sedikit urusan di luar kota dan besok baru kembali. Mereka juga memberitahuku jika kunci rumah diselipkan di bawah pot bunga di depan pintu.
Aku mengambilnya. Dengan sedikit gemetar kubuka pintu berlahan. Begitu hening. Sana pasti sudah tidur. Berhubung ini sudah tengah malam.
Aku masuk sembari menenteng koper kecilku lalu menutup kembali pintu rumah.
