Sepasang mata menatap serius ke arah layar besar sebuah Tv. Memonitoring setiap gerakan demi gerakan berharap tidak berbuat kesalahan yang akan mempermalukan grup maupun dirinya sendiri.
"Sana" seorang perempuan di usia hampir menginjak 30-an menegur Sana yang masih fokus di depan tv itu.
Minatozaki Sana atau lebih di kenal dengan Sana merupakan salah satu member Twice asuhan JYP ENTERTAINTMENT. Dia sedari tadi sibuk menatap layar besar itu setelah grupnya perform.
"kenapa masih disini? Ayo ganti bajumu. Kita harus menghadiri jadwal selanjutnya" sambung wanita yang berstatus sebagai manager itu.
"Ne unnie" Balas Sana lalu berlalu pergi dari situ demi ke ruang khusus grupnya.
Pintu Ia buka, terlihat jelas oleh mata keberadaan beberapa membernya didalam situ. Yang terlihat sudah berganti pakaian dan tengah disibukkan dengan dunia mereka sendiri.
"kau dari mana?" Sang eonnie tertua Im Nayeon terdengar menegur. Gadis itu baru saja keluar dari ruangan kecil di ruang tunggu mereka itu. Gadis itu baru selesai berganti pakaian.
"Itu eonnie..aku tadi menonton hasil perform kita sampai selesai didepan" jawab Sana lalu masuk ke dalam ruangan tempat Nayeon keluar tadi.
"Benarkah?" Nayeon terlihat mengikuti Sana masuk.
"Mwoya unnie? kenapa masuk lagi?" Sana jelas kaget.
Sedangkan yang ditegur terlihat tak perduli. Dia malah terlihat mengunci pintu. Lalu mendaratkan bokongnya di atas kursi yang tersedia diruangan minimalis itu. "cuma ingin mengecek sesuatu" Ujarnya kemudian.
"Mengecek apa?" tanya Sana sembari melepas baju panggungnya berlahan.
"kau hanya melihat perform Dahyun kan?"
"Huh? Eonnie bicara apa? Jangan mengada ngada" Sana seperti tak terganggu. Dia malah sibuk melanjutkan aktivitas bergantinya.
"Ey..kau tidak bisa membohongiku" Nayeon tak percaya. "Aku tau semuanya tentangmu. Jadi aku benarkan? Kau hanya mel-"
"Ck. Iya iya. Eonnie benar" Sana akhirnya jujur. Menutup hal itu pada Nayeon juga sepertinya terlalu mustahil.
Nayeon terkekeh kecil. Ia lalu berdiri dari duduknya. Mendekati gadis kelahiran Osaka, Jepang itu lalu memeluknya. "sampai kapan kau harus menyimpannya sendiri begini, hm?"
"Molla. Aku mungkin akan terus memendamnya jika itu yang terbaik" jawab Sana
Nayeon melepas dekapan. Dipegangnya kedua pundak Sana. "kau bicara apa, eoh? Dengarkan aku, kau perlu mengutarakan perasaanmu ini padanya. Berhenti memendamnya sendiri"
"Eonnie tau jika itu tak segampang itu" Balas Sana.
Nayeon menghela nafas. Ia sendiri memang telah lama tau perasaan Sana pada Dahyun maknae ketiga dari grupnya itu sejak masa training mereka di JYP. Sudah berulang juga Ia menasehati Sana agar gadis itu segera mengutarakannya. Tapi Sana masih enggan melakukannya.
"aku tidak ingin Dahyun menghindari ku jika tahu perasaan salah ini!"
Itulah kalimat yang sering terucap dari mulut Sana."berhentilah berpikir negatif seperti itu. Kau tidak pernah mencobanya" Nayeon berucap lagi.
Sana menggeleng pelan. "Aku belum bisa melakukan nya Eonnie" Sana masih menolak opininya. "Ini bukan saat yang tepa
.
Jam kini telah menunjukkan pukul 22.45 kst. Twice baru saja menyelesaikan jadwal terakhir mereka hari itu. Dan saat ini, mereka tengah berada di dalam perjalan kembali ke dorm.
Sana yang awalnya tak bisa diam setelah jadwal berakhir, malah terlihat terdiam tak berkutit kala berada didalam mobil. Dia terlihat gugup. Mencoba memainkan handphone demi mengurangi kegugupan. Tapi tetap saja itu tak bisa membantunya.
Layar handphone dimatikan. Mata dilempar menatap jalan uang terlihat gelap. Hingga bunyi sebuah notifikasi terdengar mengambil atensi. Sana mengecek dan sebuah pesan dari Nayeon terlihat.
Nayeon eonnie:
Relax saja. Jika seperti itu, kau akan benar mengambil atensi nya yang notabennya sangat care pada para member.Sana menghembuskan napasnya berlahan berusaha untuk tenang. Ucapan eonnie ya itu terlalu benar. Dan Sana tak ingin mengambil atensi. Itu tak baik buat kesehatan jantungnya.
Ia tak ingin jantung nya berdegup kencang jika gadis yang tengah duduk disampingnya saat ini memberikan perhatian kecil. Sana tak bisa mengontrol perasaannya."Eonnie baik-baik saja?"
Oh God - Sana membatin terkejut. Tuhan benar tak berpihak padanya malam ini.
"N-ne Dahyuna. Aku baik baik saja" Sana menjawab seadanya.
"Um..lalu kenapa tidak istirahat dulu eonnie? Perjalanan kita masih sedikit jauh" Dahyun bertanya. Terlihat penasaran dan juga khawatir.
"A~ itu. Aku belum mengantuk" Sana menjawab. "Sebaiknya kau saja yang istirahat seperti yang lainnya. Aku akan membangunkan kalian jika sudah tiba" Sambung Sana lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil yang berada tepat disampingnya. Dia perlu menormalkan detak jantungnya.
Dan yang ditegur barusan bukannya menurut malah memilih mengedarkan pandangannya. Memang benar membernya yang lain telah tumbang. Apalagi Momo yang duduk di belakang terdengar sudah mendengkur. Dahyun tertawa kecil. Eonnienya yang satu itu sangat lucu.
Sekarang pandangannya beralih ke arah Sana yang duduk disampingnya.
Cantik! - Satu kata mengalir begitu saja di benak Dahyun ketika melihat Sana dari samping seperti ini. Hidung mancung, kulit putih bersih, dan bibir yang menggoda itu layak mendapatkan pujian seperti tadi. Di tambah lagi cahaya bulan yang menerangi menambah nilai plus untuk gadis itu.
"Eonnie tidurlah" Dahyun tiba tiba membawa kepala Sana bersandar di pundaknya. Dia cukup khawatir karena kepala unnienya itu tersentak-sentak di kaca mobil. Pasti sakit!
Sana yang terkejut mendapat sentuhan itu terlihat berusaha mengangkat kepalanya dari bahu Dahyun. Tapi gadis bermarga Kim itu menahannya. "berhentilah keras kepala unnie. Tutup saja matamu. Aku tidak ingin eonnie pingsan karena kelelahan" Tegur Dahyun yang sudah mendaratkan kepalanya di kepala Sana juga lalu menutup matanya.
Justru aku akan pingsan saat ini juga karenamu - batin Sana
_Tbc_
.
.
.
I'm back with Saida story again..
Yeay...Story in agak beda sama yang biasanya. Soalnya aku make latar mereka itu berdasarkan kenyataan.
Jangan lupa tinggalkan jejak berharga kalian juga gaes..
Vote + comment
