What will tomorrow be like?
a: I'm useless.
✦𝓣𝓸𝓶𝓸𝓻𝓻𝓸𝔀
Hari itu, Soobin terbangun sekitar pukul dua belas siang setelah tertidur selama 22 jam. Kini, waktu tidurnya semakin lama.
Anak itu sedang duduk melamun dengan tv yang menyala. Baru saja selesai makan. Oh, tentu saja makanannya sudah diganti bubur karena alasan dibalik tidak maunya dia makan kemarin adalah karena dia susah menelan makanan barang sejenis nasi pun.
"Soobin," panggil ayahnya dari sofa. Namun anak itu tidak menoleh dan tetap melamun. Joohyuk mencoba untuk memanggilnya sekali lagi. Namun responnya masih sama.
Joohyuk lantas menghampirinya, kemudian duduk pada tepi bangsal. Dari jarak sedekat ini pun Soobin masih belum memandang ayahnya.
"Soobin, hei," Joohyuk harus menepuk-nepuk pelan kakinya agar dia menoleh. "Soobin itu nama kamu."
"Tangannya masih gaada rasa?"
Joohyuk meraih tangan Soobin untuk dia letakkan di atas pergelangan tangannya karena tahu anaknya tidak akan menjawab.
"Coba pegang tangan papa"
Soobin melakukannya. Joohyuk bisa merasakannya dari tekanan lembut yang hampir tidak terasa dari jari-jari kurus itu.
"Masih ya." Joohyuk kembali meletakkan tangan Soobin ke atas kasur. "Kamu jangan melamun. Bosen? Mau keluar?"
Soobin menggeleng.
"Pengen apa?"
Soobin menggeleng lagi. Dan Joohyuk hanya bisa tersenyum maklum melihat anaknya yang seperti kertas potokopian buram diberi nyawa.
"Yaudah kalo gamau ngapa-ngapain, tapi jangan melamun"
Joohyuk kembali duduk pada sofa. Namun belumlah punggungnya mendarat pada sandaran, mendadak pintu ruangan itu dibuka dengan brutal. Menyajikan Sanha dengan wajah penuh amarah.
"Asㅡ taga, Kak. Pelan-pelan. Kaget papa."
"Mobil papa sebenernya ke mana sih?! Kenapa pakek mobil aku terus?!"
"Ada.. Minjem bentar papa kan tadi mau balikin pakean kotor, susah kalo bawa pake motor"
"Iya mobil papa ke mana??? Ngomongnya ada ada mulu tapi ga pernah keliat! Ga pernah dipakek! Aku tuh juga butuh pa mobilnya!"
"Ada pokoknya"
"Iya dimana??? Jujur aja sih! Aku nih bukan anak apa ya sampe ga dikasih tau?!"
Joohyuk tersuduti. Ia tidak memiliki kata yang lebih tepat lagi untuk menjawab dan hanya bisa mengulum bibirnya.
"Yang diurusin Soobin mulu! Aku disuruh jagain rumah! Atm aku diambil!"
"Mobilnya dijual jangan-jangan???"
Dan, Joohyuk tidak bisa mengelak lagi dan menjawab, "iya."
Dugaan Sanha selama ini ternyata benar. Itulah saatnya amarahnya semakin naik ke atas kepala. Dia semakin marah. Namun sebisa mungkin ia tahan. Anak itu begitu lelah dengan hidupnya.
"Kenapa???"
"Tabungan papa kurang untuk biaya rumah sakit"
Ternyata aku nyusahin..
"Gitu. Well. Bentar lagi mobil aku sama rumah kita dijual juga kayaknya."
Sanha masuk pada ruangan itu, melewati ayahnya begitu saja karena ia menuju nakas untuk mengambil kunci mobilnya. Dan sebelum ia melangkah pergi, ia sempatkan untuk temu pandang dengan Soobin selama sedetik.

YOU ARE READING
Tomorrow | Choi Soobin [REVISED][COMPLETED]
Fanfiction[sudah dibukukan][tersedia ready stock] "Akankah hari esok itu ada untuk kita?" *Narasi Baku *Dialog Non Baku *AU *Lokal settings *Semi lokal name *Harsh Words *Gausah serius amat