What will tomorrow be like?
a: 24/7 every moment repeats
↳˳⸙;; ❝ 𝓣𝓸𝓶𝓸𝓻𝓻𝓸𝔀 ᵕ̈ ೫˚∗:
"Lu yang nyetir." Sanha melempar kunci mobil di genggamannya pada Soobin ketika mereka baru saja selesai memakai sepatu. Soobin dengan refleks yang baik menangkapnya.
"Lu." Soobin melemparkan kembali benda itu hanya untuk dibiarkan saja oleh Sanha sehingga kunci itu jatuh ke lantai teras.
"Elu!"
"Ga mau gua."
"Ya gua juga ga mau."
"Kemaren kan udah gua, anjir."
"Kemaren elu? Lu mah dua hari yang lalu!"
Pernyataan Sanha membuat Soobin bingung beberapa saat karena seingat ingatannya, yang menyetir kemarin adalah dirinya.
"Masih mo nyanggah lagi?"
"Kalian ini kenapa, sih? Kalo ga mau pake mobil, yaudah siniin kuncinya. Kalian naik bis sana." Pak Joohyuk datang dari dalam lalu berdiri pada pintu sembari berkacak pinggang, menghampiri kedua anaknya yang berdebat kecil. Penampilannya sudah rapi. Beliau sudah siap untuk berangkat ke kantor.
Soobin sontak memungut kunci itu lalu segera berlari kecil menuju mobilnya yang sudah siap pada halaman.
"Hehe ngga pa hehe ini mau berangkat."
Soobin mulai melajukan mobilnya ketika mereka berdua telah berada di dalam, meninggalkan pekarangan rumah itu menjadi sepi. Memiliki dua putra kembar seperti Sanha dan Soobin terkadang membuat pak Joohyuk pusing. Namun itu semua tiada artinya ketika mereka bertingkah lucu.
Saya jadi mau.
"Cakep ga, Bin?" Sanha menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan sebuah foto gadis cantik pada Soobin yang tengah menyetir. Soobin hanya menoleh sekilas.
"Kaga. Cakepan mama."
"Ah, ga asik lu."
Sanha memutuskan untuk kembali sibuk pada ponselnya, menyengir sendiri seperti orang gila karena terlalu kagum pada gadis pemilik akun yang sedang ia kuntit itu.
"Namanya Eunbin. Anak IPA 5."
"Ga nanya."
Sanha sontak memukul kepala kembarannya. Tidak terlalu kuat. Hanya sebatas pukulan persaudaraan.
"Kan ada crush lu juga di kelas itu, yang cupu itu. Siapa tuh namanya? So.. Sonia? Oh! Seoyeon!"
Soobin terkekeh. "Gapapa cupu. Yang penting senyumnya ngademin."
"Ew, cheesy."
↳˳⸙;; ❝ 𝓣𝓸𝓶𝓸𝓻𝓻𝓸𝔀 ᵕ̈ ೫˚∗:
Waktu sudah menunjukkan hampir pukul tujuh pagi dan aku baru saja datang. Untung saja aku tidak terlambat dan berakhir dengan memunguti sampah pada selokan sekolah. Uh, aku jijik sekali.
Ini gara-gara kak Jimin yang kalau bersiap untuk pergi seperti anak perawan. Apa yang sebenarnya dia lakukan selama setengah jam itu?! Dia memang tidak pernah bosan mengacaukan hidupku. Aku ingin sekali mengirimkannya ke galaksi sebelah agar aku tidak bertemu lagi dengannya.
Lupakan kak Jimin.
Saat aku melangkah menuju bangkuku, aku mendapati Soobin sedang tertidur di sana. Bahkan tasnya pun ia letakkan di bangkuku. Apa ini waktunya rolling tempat duduk? Tapi, seingatku, bu Sooyoung tidak mengatakan apa pun tentang itu.

YOU ARE READING
Tomorrow | Choi Soobin [REVISED][COMPLETED]
Fanfiction[sudah dibukukan][tersedia ready stock] "Akankah hari esok itu ada untuk kita?" *Narasi Baku *Dialog Non Baku *AU *Lokal settings *Semi lokal name *Harsh Words *Gausah serius amat