36. Almost is Never Enough

6K 903 113
                                        

What will tomorrow be like?

a: I'm alive. I'm still alive.

﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋﹋

Untuk alkena ini, aku terpaksa bangun pagi bertepatan dengan adzan subuh berkumandang. Biasanya aku menunggu hingga Mama ber-rapping ria dulu, baru aku bisa terbangun. Selesai mandi, setelah aku mengenakan gaun yang cantik sekali, aku segera didandani oleh seorang make up artist (MUA) yang dipanggil Mamaku ke rumah.

"Cantik banget ya, imut." Begitu puji MUA itu saat mendandaniku tadi. Aku senang sekali mendengarnya. Jarang-jarang aku berdandan begini.

Baju dan dandanan rambutku simpel saja hari ini. Aku mengenakan gaun tanpa lengan berwarna peach yang panjang hingga hampir menyapu lantai. Sedang rambutku dikepang dua sedikit di atas telinga lalu dikaitkan di belakang.

 Sedang rambutku dikepang dua sedikit di atas telinga lalu dikaitkan di belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku sendiri yang meminta agar rambutku dibentuk begitu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku sendiri yang meminta agar rambutku dibentuk begitu. Pasalnya, saat kelas tiga SMP dulu aku menguncir rambutku begitu, teman-temanku memujiku cantik. Lalu tidak lama kemudian, kunciran model itu menjadi tren di sekolahku. Ya, katakanlah aku seorang trendsetter.

Sudah pukul tujuh dan aku sudah bersiap untuk pergi. Saat aku menunggu Mama mengambil kunci mobil di kamar, aku kedatangan kak Jimim yang baru saja bangun dari tidurnya. Ia menuruni tangga sembari menggaruk-garuk perutnya yang buncit seperti gumpalan kentut itu.

Begitu aku menoleh, ia tertawa.

"Pffftttt mau ke mana, mak."

"Mamak mamak pala kau petak."

Aku hanya memandangnya dengan tatapan paling dengki sedunia. Adiknya sudah berdandan saja masih hina di matanya. Aku tidak mengerti lagi.

"Ayo, Jihan."

Untung saja Mama segera datang. Jadi aku tidak perlu meladeninya yang menyebalkan itu.

Sepanjang jalan, aku tidak berhenti menatap wajahku pada cermin tangan yang aku bawa di tas. Akhirnya level kecantikanku bertambah. Sudah 80% menyerupai Taylor Swift mungkin?

Tomorrow | Choi Soobin [REVISED][COMPLETED]Where stories live. Discover now