25. Force

5.9K 819 107
                                        

What will tomorrow be like?

a: Guard the beautiful memories so they wont be forgot

˚ ༘✶ ⋆。˚𓆟

Tiada hari yang bersemangat tanpa kehadiran Soobin, tanpa berkontak dengan Soobin. Dia izin ke mana, sih? Bersama siapa? Sedang berbuat apa?

Setelah menyerahkan surat itu pada Heejin, yang bisa aku lakukan detik ini hanya melamun di bangkuku dengan dagu yang bertopang sembari menunggu kehadiran guru. Aku hanya bisa menyaksikan Seungmin yang sedang berduaan dengan pacarnya di bangku depan sana.

Di antara 36 orang di kelas ini, aku merasa sendiri. Dari sini aku tersadar kehadiran Soobin begitu berarti untukku. Bisa saja aku menghibur diriku dengan sosial media. Tapi aku tidak dalam suasana hati untuk melakukan itu.

Aku memutuskan untuk menelungkupkan kepalaku, mengetuk-ngetukkan jariku pada meja. Tapi kemudian, tiba-tiba aku merasakan getaran yang bersumber dari ponselku yang aku letakkan di laci. Aku segera mengeceknya dengan malas. Tapi itu semua hilang ketika aku mendapati nama Soobin di sana.

Aku terkejut dan senang bukan main. Tanpa berpikir lagi aku segera membukanya.

Jum, 19 Jan

Jihan
Bin, ga masuk?

Sab, 20 Jan

Jihan
Semangka!!!!!!1!111!!


Meskipun ia tidak memintanya, tapi aku tetap mengirimkan kata penyemangat itu seperti sabtu-sabtu sebelumnya.


Min, 21 Jan

Jihan
Soobiiiiiiiin

Sen, 22 Jan

Soobin
Iya kenapa han?

Jihan
Kemana aja sih?!?!


Aku pikir ia akan kembali membalasnya, tapi ternyata pesan itu ia biarkan menggantung begitu saja hingga hari kamis. Benar sekali. Soobin sudah tidak hadir selama seminggu. Apa yang ia lakukan sebenarnya? Aku semakin risau dibuatnya.

Aku sudah lelah meminta tolong pada Seungmin untuk menanyai Sanha. Jawabannya selalu sama. Ada urusan katanya. Seungmin juga merasa tidak enak pada Sanha karena bertanya terus-menerus.

Aku memutuskan untuk pasrah dan menanyakannya sendiri pada Soobin saat ia masuk nanti. Tapi, kapan dia akan masuk? Aku jadi sedih.

Aku kembali mengiriminya pesan tadi pagi. Lagi-lagi, belum dibaca. Aku lelah dan ingin menyerah.

Tiba-tiba Minju menyenggol lenganku yang tergantung karena aku sedang menelungkupkan kepalaku di meja. Biasa, aku sedang menunggui anak-anak keluar kelas. Tidak mendapat respon dariku, Minju mengulanginya.

"Heh, Jihan!"

"Hm."

"Warunk Upnormal, kuy."

"Les, Ju."

"Ini kamis, Sumiyati."

"Oiya." Setelahnya, aku merengek.

Benar sekali. Aku ini sedang uring-uringan. Ingin bilang rindu tapi gengsi. Tidak bilang rindu bikin emosi. Uh, menggelikan. Sebegitu berefeknya ketidakhadiran Soobin dalam hidupku hingga ia menghilang pun membuat pikiranku riuh.

Tomorrow | Choi Soobin [REVISED][COMPLETED]Where stories live. Discover now