31. I'm Here

6.6K 905 134
                                        

What will tomorrow be like?

a: Dont go anywhere. Stay.

:𝓣𝓸𝓶𝓸𝓻𝓻𝓸𝔀:✧˖°࿐

Begitu aku sampai di rumah, aku tidak langsung menuju kamarku. Aku memilih untuk merebahkan diri di kamar ibuku, masih sambil menangis karena rasa ngilu itu semakin menjadi-jadi sekarang. Permukaan kulitnya terlihat membiru. Padahal tadi itu sumpah hampir sembuh.

"SUMPAH, KESEL SAMA SEOYEON. Dasar cewek gila!"

Begitu ibuku pulang, ia sedikit kaget melihatku yang tergeletak di atas kasurnya dengan kepala yang ditutupi bantal dan masih memakai baju sekolah.

"Ngapain kamu di kamar mama? Sana ke kamar sendiri. Belom ganti baju lagi. Gadis.. gadis.."omelnya.

Aku menyingkirkan bantal yang menutupi wajah sembabku. "Ma, liat siih kaki aku.."rengekku.

"Kenapa? Udah mau sembuh, kan?" Ibuku mendudukkan diri di tepian ranjang kemudian memegang kakiku dan menggerakkannya untuk melihat spot yang bengkak.

"SAKIT BANGET, ANJEEENG. A-ahh sakit sakit huhuhu.."

Ibuku lantas terperanjat. "Ya ampun.. Ini kenapa bisa tambah parah gini?"

Waduh, aku lupa memikirkan alasan untuk berbohong. Kalau aku beri tahu yang sebenarnya, bisa-bisa ia mendatangi sekolahku.

"Kaki aku yang sakit ini kesandung! Kan udah aku bilang aku gausah sekolah! Huhuhu.."

"Kesandung yang gimana? Ini biru banget loh, Han?"

Rasanya aku ingin menepuk dahiku. Aku bodoh sekali. Ibuku adalah seorang dokter. Ia tidak mungkin dengan mudahnya percaya begitu saja dengan alasan yang tidak masuk akal. Dasar bodoh.

"Iya abis itu ketimpa tas Soobin! Huhuhu.."

Tapi setidaknya aku pintar berbohong.

Wajahnya yang lelah itu menghela nafas, seolah mengatakan,"aku baru pulang kerja, loh? Capek. Masih mau direpotin juga."

Tapi, ia tetaplah ibu terbaik yang aku miliki karena,"yaudah, sini bangun. Kita ke rumah sakit."

:𝓣𝓸𝓶𝓸𝓻𝓻𝓸𝔀:✧˖°࿐

Dengan baju sekolah yang masih aku kenakan, aku sudah berbaring di ruang periksa dokter umum. Dokter dengan tag nama Yongguk itu melakukan hal yang jahat padaku. Jahat sekali. Ia menolehkan engsel kakiku yang sakit itu ke kanan. Tidak memperlakukannya dengan lembut sama sekali. Aku otomatis menjerit.

"Gini sakit?"

"PAKE NANYA LAGI. YA SAKIT, ZULKIPLI!" Apa ia tidak lihat aku sudah seperti kuda beranak begini?

Lalu dokter Yongguk menolehkan kakiku ke kiri dan menanyakan pertanyaan yang sama. Aku semakin meraung-raung karena rasa sakitnya menambah.

Ibuku hanya sibuk dengan ponselnya, tidak memperdulikan anaknya yang sudah menyerupai singa kelaparan. Demi Tuhan, kondisiku sungguh tidak estetik detik ini.

Ibuku bangkit dari kursinya. Ia yang ternyata melakukan panggilan video dengan Soobin menunjukkan perawakanku pada kekasihku itu.

"MA, KOK JAHAT SIH..?"

"Halo, tante.."sapa Soobin dari seberang sana sembari cengengesan.

"Haloo.. Soobin, liat itu pacarnya nangis."ledek ibuku.

Sialnya Soobin tertawa. Aku segera menutup wajahku yang sudah sangat jelek ini karena tidak henti-hentinya menangis walaupun kakiku hanya dikompres. Soobin di seberang sana itu sedang tidur dibalik selimutnya.

Tomorrow | Choi Soobin [REVISED][COMPLETED]Where stories live. Discover now