22. A Writing I Cant Change

6.3K 858 81
                                        

What will tomorrow be like?

a: this night you'll be the last one to see

⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉⑉

"Maen uno, dong.."

"Ga mau. Remi aja, si."

"Yaudah, yang sini uno. Kubu sana remi."

"Lo masih manggang ya, Jisung."

"Gigi gue item semua, anjay, makan jagung gosong."

"Masih alot ini satenya, euy.."

"Beomgyu, itu cuma daging. Jangan dipanggang dengan kemarahan gitu, dong. Liat tuh membara-bara gitu apinya."

"Berisik lu, bangsat."

"Kecapnya, dong.."

"Nan, rumah lu nih peninggalan Belanda apa, ya? Kok banyak banget?"

"KAI, GAUSAH NAKUT-NAKUTIN!"

"Gosongggggggg!"

"Bangsat, lu kata gue batu lu langkahin gitu aja! Ha?"

"Ya lu kaya dugong lagian geletak sembarangan!"

"Sini yang anggun anggun maen jengga.."

"Sini yang ganteng gitaran sambil nyanyi.."

Pokoknya, ke25 anak kelasku yang datang malam ini rusuh sekali. Sedang aku dan Soobin masih berdiam diri di meja itu.

"Papa aku besok nugas. Jadi, aku berdua aja sama Sanha. Hm.."ujarnya kemudian hendak memakan satenya. Tapi, itu semua urung saat sebuah pesan masuk pada ponselnya.

"Nugas ke mana?"sahutku sembari mengunyah. Ternyata, bumbu buatan Yeonjun tidak seburuk yang aku kira.

Soobin menggaruk-garuk kepalanya seperti orang bodoh setelah membaca pesan pada ponselnya itu. "Bentar."

Ia bangkit sembari membawa piringnya menjauh untuk kemudian kembali dengan makanan yang berbeda. Ia menukar dagingnya dengan popcorn ternyata.

"Apa tadi nanyanya?" Ia mulai memakan popcorn itu.

"Nugas ke mana? Btw, kenapa ganti makanan?"

"Duh, lupa.. Ke mana, ya.. Sukabumi kalo ga salah."

"Sukabumi mah deket."

"Iya?"

"Iya, anjir.. Kamu udah berapa tahun tinggal di negara ber-flower ini?"

"Mon maap. Aku kecilnya di Amrik."

"Hilih."

Soobin terkekeh. "Papa kamu kalo nugas suka jauh ga?"

Aku.. terdiam. Bukan karena aku tidak tahu jawabannya. Tapi, aku tiba-tiba merasa sedih karena jawaban yang harus aku jawab sesuai realita sedikit menyedihkan.

"Eh.. Ya ampun. Sorry sorry. Ga maksud sumpah, Han. Aku lupa.."

Aku terkekeh dengan seringai. "Santai aja kali. Aku ga ngerasa tersakiti sama sekali ngomongin dia."

"Aku lupa, sumpah. Padahal mama kamu pernah kasih tau aku jangan pernah bahas soal papa kamu."

"Mama aku pernah kasih tau kamu? Kapan?"

Gantian Soobin yang terdiam beberepa saat. Ia seperti dikenai karma sebegitu cepat. Ia terlihat sedikit gelagapan, seperti baru saja tertangkap basah melakukan sesuatu yang haram.

Tomorrow | Choi Soobin [REVISED][COMPLETED]Where stories live. Discover now