Suara bel begitu nyaring di telinga para pelajar, yang membuat mereka segera membubarkan diri dari sekolah. Tak terkecuali Olin, ia segera bergegas pergi dari kelasnya, dan berpamitan pada ke-tiga temannya yang sudah terlebih dahulu pulang. Ia menyenderkan tubuhnya pada tiang di depan halte sekolah. Menunggu pesanan ojek onlinenya datang.
Hampir lima menit ia menunggu, driver onlinenya pun tak kunjung datang, baisanya tak lebih dari lima menit pun mereka sudha tiba. Mungkin ia terkena macet, anggap saja seperti itu.
Sejurus dengan tempat Olin berdiri, sebuah mobil Mercy bercat hitam berhenti tepat di hadapannya. Ia belum pernah melihat mobil ini sebelumnya. Pintu pengemudi terbuka mobil itu terbuka, menampakan lelaki berpakaian serba hitam dengan beanie berwarna hijau ke hitaman.
Sadar dengan apa yang ada di hadapannya sekarang, Olin membulatkan mulutnya, tak percaya dengan apa yang ia lihat. Lelaki yang sudah beberapa hari tak ia lihat, hadir disana. Manu, ia berdiri di sana memperlihatkan senyuman manisnya seraya melambaikan tangannya pada Olin.
Tanpa pikir panjang, Olin segera menghambur ke arah Manu dan memeluknya dengan erat, begitu pun dengan Manu. "I miss you." Kalimat itu, kalimat yang pertama meluncur dari mulut Olin.
"I miss you too."
Mereka melepas peluk rindu itu, dan terkekeh bersama tanpa alasan. "I'll pick up you now." Kata Manu yang membuat Olin sumringah, namun sedetik kemudian ia tersadar dengan sebuah ojek online yang berhenti tepat di depan mobil Manu.
"Shit..." Umpat Olin seperti berbisik.
"Kenapa?"
"Itu pesenan ojek online gua." Kata Olin yang membuat ia fristasi.
"Samperin sana." Ucap Manu yang membuat Olin menggeleng cepat.
"Gamau. Mau pulang sama lo." Manu dengan cepat segera merebut ponsel Olin dari genggamannya dan mendorong Olin secara paksa ke arah ojek onlinenya.
"Mba Olin ya?" Tanya driver ojek itu.
Olin mengangguk, driver ojek itu pun segera memberikan helm khas berwarna hijaunya. Baru Olin ingin memakai helm tersebut, driver ojek itu berbicara.
"Yah mba, kok di cancel. Saya kan udah sampe sini. Mba tega sama saya? Saya nggak bisa diginiin mba. Saya tuh ga bisa ngh." Ucap driver ojek itu dengan mendramatisir.
Olin menggeleng. "Saya nggak cancel kok mas, saya aja nggak pegang hp.... MANU! LO CANCEL YA?!" Seru Olin sejurus dengan Manu yang sedang tertawa di belakangnya dengan ponsel milik Olin yang ada di genggamannya.
"Maaf ya mas, dia udah saya jemput." Ucap Manu yang membuat driver ojek itu memasang wajah sedihnya.
Karena iba, Manu pun memberi selembar uang kertas berwarna merah kepada driver tersebut. "Nih, sebagai ganti ruginya. Kembaliannya ambil aja."
Driver itu pun menerima uang pemberian Manu, lalu mencium uang tersebut. "Rejeki anak soleh, makasih ya mas." Ucap driver itu lagi.
"Masama mas ganteng." Kata Manu yang membuat Olin memukul bahunya.
"Dasar homo." Kata Olin lebih tepatnya seperti berbisik.
"Makasih loh mas, mba. Hehehe, jadi malu saya. Semoga langgeng ya mas sama pacarnya."
"Amin." Balas Manu, driver ojek itu pun akhirnya bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.
"Cie yang pengen banget pacaran sama gua." Ledek Olin yang membuat Manu salah tingkah.
"Gimana mau pacaran, dihatimu aja ada orang lain."
"Siapa?"
"Calum."

KAMU SEDANG MEMBACA
cogan addict ÷ calum
Fanfiction"Bagi kontak cogan dong!" Copyright © 2017 by yung-blud #7 in CALUMHOOD {7/11/20}