part 29

980 209 15
                                        

Kini mereka sudah berada di dalam Studio, yang ternyata Zayn, Luke, Louis, Liam dan Michael sudah datang terlebih dahulu. Olin pun duduk di pojok ruangan Studio sambil melihat-lihat majalah Rolling Stone yang entah milik siapa.

Ashton dan Harry lebih memilih bergabung dengan kawannya dan membiarkan Olin beraktivitas semaunya. Pintu Studio terbuka, memperlihatkan Niall dengan 2 kantong plastik berukuran besar yang berisikan box pizza.

"Weh, tau aja abang Niall kalo gua laper." Seru Michael yang langsung menyambar kantong plastik yang di pegang Niall.

"Enak aja lo ambil-ambil. Ini buat gue tau!" Seru Niall tak terima, dan Michael hanya memasang wajah sedihnya, sambil menatap box pizza itu.

"Kasian bege anak orang lu bikin nangis." Ucap Luke sambil menahan tawanya melihat Michael yg sudah berkaca-kaca.

"Minta sono sama Calum! Jelek sih lu, jadi Calum gamau ngasih lu, Mek." Ucap Niall yang membuat semuanya tertawa kecuali Michael yang semakin berkaca-kaca dan terpojoki.

"Calum mana?" Tanya Michael dengan suara yang gemetar.

"I'M HERE!"

Semua orang yang ada di Studio mengalihkan perhatian pada seseorang yang baru saja berseru di ambang pintu, Calum.

Olin tersenyum puas ketika melihat pangeran impiannya datang, namun senyuman itu luntur ketika seorang perempuan terlihat berdiri di belakang Calum dengan tangannya yang bertautan dengan pangeran impian Olin.

"Siapa Cal?" Tanya Luke yang sepertinya menyadari bahwa ada orang lain di belakang Calum.

Calum tersenyum. "Hehe, kenalin kawan-kawan, ini Azka." Ucap Calum dengan riang sembari memperkenalkan Azka ke teman-temannya.

"Hai Azka." Seru semuanya, terkecuali Olin.

Sial, sedari tadi Calum belum sadar bahwa ada Olin yang sedang terduduk dengan wajah juteknya di pojok ruangan.

Azka tersenyum pada semua yanga da di Studio, sampai ia sadar bahwa ada seseorang yang ia kenal di sana.

"Anasthasia ya?"

Semua perhatian teralih pada objek yang Azka maksud, Olin. Termasuk Calum yang kini terkejut bahwa ada Olin disitu, sial ia benar-benar tidak sadar keberadaan Olin.

"Gue Olin, bukan Anasthasia." Ucap Olin dengan ketus.

Entah setan apa yang merasuki jiwa Olin, ia akan berubah menjadi orang yang dingin dan selalu menampilkan tatapan mematikan jika sudah melihat Azka, padahal Azka sama sekali tidak berbuat jahat atau pun hal menjengkelkan padanya.

"Tapi kan nama kamu Anasth---"

"Bacot."

Semua yang barus aja mendengar ucapan Olin, langsung melihat Olin dengan tatapan tidak percaya, ini bukan Olin yang sesungguhnya. Olin tak pernah bersikap seperti ini.

"Kok, lu kasar sih?" Calum angkat bicara.

Olin menatap Calum sinis, "kenapa? Lo nggak suka?"

"Lo tuh cewek, bahasa lo bagusin dikit." Ucap Calum yang sepertinya jengkel dengan sikap Olin yang menjadi lebih menyebalkan.

"Nggak ngurus bor." Olin memberi jeda. "Mau gue cewek atau bukan, bahasa gue bagus apa nggak. Lo nggak bakal peduli ini kan? Urus tuh cewek lu dulu, baru cewek orang."

"Cewek orang? Emang lu dah punya pacar Lin?" Luke yang tadi hanya diam, akhirnya bicara.

Mereka ingin tertawa ketika mendengar ucapan Luke, tapi niat itu mereka urungkan ketika seseorang angkat bicara. "Udah, gue baru jadian sama Olin."

Olin yang mendengar itu terkejut, sial, dibayar siapa Manu tiba-tiba berada di ambang pintu dan bisa bicara seperti itu. Jangankan Olin, Louis pun sampai ternganga-nganga mendengar ucapan itu.

Manu pun akhirnya mengahampiri Olin dan menautkan tangannya pada Olin. "Pulang kuy, bae."

"kuy, panas disini babe." Sambar Olin yang mulai memahami permainan Manu.

Akhirnya mereka pun berjalan melewati dua pasang manusia yang sedang menatap mereka dengan heran, apalagi Calum, ia menatap Manu menggandeng tangan Olin dengan wajah yang penuh amarah. Dan dengan sengaja Olin menabrak bahu Calum yang mebuat ia sedikit terdorong, leh ugha Olin tenaganya.

cogan addict ÷ calumOù les histoires vivent. Découvrez maintenant