Seperti yang sudah direncanakan, Hari ini Olin berniat untuk meminta maaf pada Calum dan Azka. Ini semua berkat teman-temannya yang udah membangunkan Olin dari godaan setan hati, yang membuat ia menjadi ganas ketika melihat Calum dan Azka bersama.
Olin menggigiti kukunya dengan suasana gugup yang menguasai dirinya. Sial, ia begitu takut saat nanti bertemu Azka di dalam kelas, apalagi jika Calum sedang berada disana juga, ia hanya mundar-mandi di depan ruang kelasnya tanpa berfikir untuk masuk terlebih dahulu.
Olin pun memilih untuk mengintip dari balik jendela, dugaannya benar, Calum sudah ada di dalam Kelas. "Duh, gue masuk apa ng--- ANJING!!!" Olin terkejut saat seseorang mengagetkannya.
"Ngapain lu ngintip-ngintip?" Tanya orang itu sambil cengengesan.
Olin pun menatap orang itu dengan kesal. "kaget anju, ngeselin lu ah." Kata Olin dengan jengkel.
"Lagian, kaya maling aja lo. Udah akh yuk, masuk." Ajak orang itu sambil menggeret Olin masuk ke kelas dengan paksa.
Olin pun hanya bisa pasrah, dan ketika ia sudah memasuki kelas, ia langsung mendapatkan perhatian anak kelas -termasuk Azka dan Calum- karena ia di geret oleh Manu secara paksa. Kasihan Olin.
"Weh, romantis amat dua sejoli." Seru Ali yang tadinya sedang asik bermain coc bersama Thomi.
"Bacot lu Ale-Ale." Balas Manu.
Ali akhirnya pun kembali bermain dengan Thomi, sementara Manu duduk di samping bangku Olin. Sedari tadi, Olin hanya melipat tangannya di dada dengan menampilkan wajah cembetut yang membuat Manu mencubit gemas pipi Olin.
"Ucul amat pacar gue kalo ngambek." Ucap Manu yang membuat Calum menatap mereka risih.
"Diem lu anj." Seru Olin.
"Buset, galak amat lu." Ucap Manu dengan sebal.
Olin pun yang menyadari bahwa ketiga temannya tidak ada, mengambil kertas di laci mejanya dan melemlarkannya pada Ali dan Thomi.
"Apaan sih Lin? Manggil kan bisa." Kata Ali.
"Bacot."
"Mbanya jangan marah, canda doang." Ucap Manu yang membuat Manu dan Thomi tertawa. Receh.
"Sonia, Abel sama Joey mana?" Tanya Olin.
Ali terlihat sedikit berfikir, namun di dahului oleh Thomi. "Di kantin lah, kemana lagi tuh 3 bocah kalo bukan ke kantin."
Olin pun menganggukan kepalanya, dan kenbali bersandar di bangkunya dengan Manu yang membentangkan lengan kanannya di sandaran kursi Olin.
"Ca, aku ke kelas dulu ya? Nanti kalo ada apa-apa Caca telfon Calum aja ya." Ucap Calum kepada Azka.
Olin yang mendengar itu hanya bisa memutar bola matanya, dan menatap dua sejoli itu dengan jengkel.
Caca?
Apaan tuh?
Permen?
"Oh iya, kalo si PREMAN kelas ganggu kamu, bilang aku ya." Ucap Calum dengan menekankan kata 'Preman' yang notabennya lebih di tunjukan pada Olin.
Azka yang melihat Calum seperti itu, hanya bisa terkekeh kecil. Lalu Calum pun meninggalkan kelas itu sambil melihat Olin dengan sinis.
"Apaan sih, natap gue kaya gitu! Risih tau!" Aduh Olin pada Manu yang membuat Manu merangkul bahu Olin dan menyandarkan dibahunya.
"Dia tuh cemburu liat kita tau." Kata Manu.
"Boong lu."
"Gue tuh cowok Lin, gue tau apa maksud tatapan Calum." Jelas Manu.
Olin menengadah, "terus? Maksud lu?"
"I think, he like you."

YOU ARE READING
cogan addict ÷ calum
Fanfiction"Bagi kontak cogan dong!" Copyright © 2017 by yung-blud #7 in CALUMHOOD {7/11/20}