part 19

1.2K 223 43
                                        

Pria berambut ikal, berjalan menuju salah satu meja kantin yang sudah di penuhi oleh teman-temannya. Sesampainya di meja tersebut, ia segera duduk di samping temannya yang berambut hitam pekat dengan balutan jenggot dan kumis yang lumayan tebal. Aneh memang, anak sekolah sudah jenggotan, Hey! Mungkin hormonnya bagus.

"Kok belum pada mesen makanan?" Tanya pria berambut ikal, Harry.

"Nungguin lu, katanya bareng-bareng." Ucap Niall, yang sepertinya cacing-cacing di perutnya sudah protes.

"Ya, niatnya kan gitu, tapi yang di tungguin nggak ada." Kata Harry.

Teman-tamannya hanya bisa memutar bola mata dan menghela nafas. "Mending gue pesen dari tadi, anak gue dah pada protes nih di perut." Ucap Niall yang segera berlenggang pergi menuju antrian pemesanan makanan.

"Hmm, Olin nggak jadi ngantin bareng kita?" Calum, yang sedari tadi diam angkat bicara.

Harry mengangkat bahunya tidak tahu. "Katanya dia udah ada janji sama temennya, tau dah janji apaan."

"Temennya cewek apa cowok?" Tanyanya lagi.

"Dia sih gak bilang cewek apa cowok, tapi katanya, dia mau ajak anak baru tour keliling skul." Jelas Harry.

Calum hanya menganggukan kepalanya, lalu kembali diam dan memainkan ponselnya. Cuek.

Sementara di waktu yang sama, dua manusia sedang tertawa terbahak-bahak di lapangan basket indoor. Mereka adalah Olin dan Manu.

Mereka seperti anak yang masa kecilnya kurang bahagia, liat batapa bodohnya Olin yang merosot di bench untuk penonton, dan Manu yang menyemangatinya dengan bersorak, "go Olin, go!" Bodoh.

"Eh capek pipi gua, udahan dong ketawanya." Seru Manu yang memegangi pipinya.

Sementara Olin masih tertawa. "Lin, udah Lin. Capek gua." Keluh Manu.

"Oke, oke udah." Kata Olin yang berusaha tidak tertawa lagi. "Kemana kita akan pergi?" Tanya Olin.

"Tanyakan pada peta!" Seru Manu yang membuat Olin kembali tertawa.

"Lu goblok ah, udah udah."

"Ke kantin aja kuy, laper neh gua." Kata Manu sambil memegangi perutnya.

"Kuy."

Mereka berdua pun segera menuju ke kantin, dengan obrolan random di setiap langkah mereka.

Sesampainya disana, mereka segera memilih tempat yang kosong dan memesan makanan. "Temen-temen lo mana Lin?" Tanya Manu.

"Gak tau." Ucapnya dengan singkat, dan padat.

"Kok lo jadi jarang main sama mereka?"

"Dah biasa, ntar kalo kangen juga maen lagi."

Makanan yang mereka pesan pun sampai, dan segera menyantapnya. Olin meminum Lemon Tea pesanannya sambil mengedarkan pandangan kepenjuru kantin.

Matanya tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang sedang menatap kearahnya dengan tajam, seperti sedang meredam emosi. Sementara Olin hanya diam seribu bahasa, tidak tahu apa yang sebenarnya orang itu sedang alami, dan kenapa menatap dirinya dengan setajam itu. Kalau kata Fenita Rose, setajam silet.

Orang itu pun bangkit dari bangkunya dan pergi tanpa menghiraukan panggilan dari teman-temannya.

"Calum kenapa?"

×××

one question for u guys.

#TeamColi

or

#TeamMoli

Ok w tau nama shippernya unfaedah zekali, but i hope u guys like it muehehe

Bye, tali beha 💩

cogan addict ÷ calumWhere stories live. Discover now