part 37

1K 202 50
                                        

Olin mendaratkan bokongnya di kursi tepat samping Manu, yang sedang memandang mejanya dengan tatapan kosong. Olin tahu, Manu baru saja keluar dari Ruang Bimbingan Konseling, dan pasti ada kabar buruk yang tengah menimpanya.

Manu pun terlihat masa bodoh dengan kejadiran Olin, padahal biasanya ia selalu terlihat ceria ketika berada bersama Olin, Kapanpun dan dimanapun.

"Gimana?" Tanya Olin.

Manu menarik nafas berat, lalu membuangnya. Ia tak siap memberi kabar buruk ini. "Gue diberhentiin untuk ikut kegiatan belajar mengajar selama satu minggu." Sudah Manu duga, ini adalah kesalahan jika ia memberitahu kabar buruk ini pada Olin. Lihat bagaimana shooknya Olin ketika mendengar itu.

Jika Manu diberhentikan mengikuti kegiatan belajar mengajar, berarti itu sama saja dengan satu minggu tanpa bertemu Manu. Sial, ia pasti akan merindukan alis tebal satu ini.

"Mama gue juga tadi di panggil, dan semua fasilitas gue dicabut, termasuk ponsel." Jelas Manu yang membuat Olin semakin shook, bagaimana tidak? Ia tidak akan bertemu Manu selama satu minggu dan tak ada komunikasi sedikit pun. Tidak bertemu satu hari saja sudah membuat Olin merindukan makhluk tuhan yang paling seksi ini, bagaimana dengan satu minggu?

Di satu sisi, Olin juga merasa bersalah. Jika bukan karena dirinya, Manu pasti tidak akan menonjok Calum dan berakhir seperti ini. Dan di satu sisi lain, ia juga menyalahkan Calum yang se-enak jidat menghakimi dirinya, tanpa memberi penjelasan tentang apa yang terjadi, dan Manu yang membelanya.

"Maaf ya, gara-gara gue lo jadi kaya gini." Ucap Olin abil menggemgam tangan Manu dan mengelusnya.

"Bukan salah lo juga, emang udah takdir. Yaudah, gue pulang dulu ya? Mama gue udah nunggu di parkiran." Manu pun bangkit dari kursinya, dan memeluk Olin singkat.

"Manu.... gue pasti kangen sama lo." Ucap Olin dengan mata yang berkaca-kaca. Katakanlah Olin cetek air mata, tapi memang begitulah keadaannya, ia pasti merindukan Manu.

"Me too." Mereka tersenyum, lalu Manu segera berlalu menuju parkiran bersama Olin dengan menautkan tangannya.

Sepanjang perjalan tak ada obrolan yang mengharuskan mereka berbicara, hanya Olin yang terus bergelayutan di lengan Manu, yang tanpa merasa risih dengan sikap Olin.

Dan tak lama, mereka bertemu dengan mobil bercat hitam yang sudah bertengger manis di parkiran sekolah. "Gue balik dulu, lu jangan kangen, jangan nyari masalah dulu selama gue nggak ada di sekolah. Oke?" Ucap Manu yang di hadiahi anggukan oleh Olin.

"Tapi, serius ponsel lu ikut disita? Kejam banget." Keluh Olin seraya menampilkan bibir bebeknya.

Manu terkekeh. "Lo kalo ngomong, ntaran aja kenapa. Ada mama gua di dalem mobil."

"Eh iya, maap-maap."

"Yaudah, see you so--"

Kaca mobil yang ada di hadapan mereka pun terbuka, menampilkan lelaki tampan dengan gaya rambutnya yang persis seperti milik Manu, dan ia baru saja memotong perkataan Manu.

Kaca mobil yang ada di hadapan mereka pun terbuka, menampilkan lelaki tampan dengan gaya rambutnya yang persis seperti milik Manu, dan ia baru saja memotong perkataan Manu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eh baling-baling bambu! Cepet ngapa sih, sibuk nih jadwal gua." Kata orang itu sambil melihat jam tangannya.

Manu yang mendengar itu pun menoyor kepalanya. "Belaga banget lu tapir." Balas Manu yang membuat lelaki itu meringis.

"Sapa Nu? Cewek lu ya?" Tanya dia dan langsung melirik Olin sambil tersenyum. "Lu jangan mau sama Manu, dia sukanya warna pink. Cucok. Terus ya, di kamarnya banyak boneka projen, jangan mau lu sama dia, mending sama gue, ye gak?"

"G lu bau."

"Nyaut aja lu bocah." Balas lelaki itu.

"Mama mana?"

"Dah pulang, lu sih lama. Jadi gue kan suruh jemput lu." kata lelaki itu dengan ketus.

Olin yang sama sekali tidak tau siapa lelaki itu, terlihat bingung, namun juga sedikit senang karena ia barus aja melihat calon-calon cogan barunya. Abaikan, Manu dan Calum saja belum kelar, ingin menambah satu lagi? Oh come on Olin.

Lelaki itu pun akhirnya turun dari mobil dan berdiri menghadap Olin lalu mengulurkan tangannya. "Gue Noah, adiknya Manu, panggil aja sayang. Sapa tau sayang beneran, ihik." Ucap Noah sambil cengesan.

Manu yang melihat itu hanya menggeleng-geleng. "Gue Olin, panggil aja cinta. Sapa tau cinta beneran." Balas Olin yang membuat Noah malah makin tak karuan.

"Nah udah kenal kan? Yaudah yuk balik." Ucap Manu sambil menarik Noah kembali kedalam kemudinya.

"Manu, tunggu!" Panggil Olin pada Manu yang hampir masuk ke dalam kursi penumpang di samping Noah.

"Kenapa?"

Olin pun dengan perlahan mendekati wajahnya ke telingan Manu dan membisikan sesuatu, yang membuat Manu sedikit terkejut dan ingin tertawa.

"Adik lo ganteng."

cogan addict ÷ calumWhere stories live. Discover now