part 31

986 194 29
                                        

Pelajaran kosong, menjadi pelajaran favorite para siswa/i di seluruh pelosok Bumi. Dan selalu saja ada kegiatan tersendiri yang dilakukan oleh para murid. Entah itu perempuan atau pun laki-laki.

Suara gaduh yang dibuat para gengster kelas, suara jepretan camera handphone, atau pun mereka yang senang memakai make up dan mereka yg mager untuk melakukan apapun, seperti Olin, Sonia, dan Manu.

Olin bersandar pada bahu Sonia yang duduk di sampingnya. Sementara Isabel dan Joey lebih memilih menguras uang mereka dengan pergi ke kantin. Dan Manu? Ia duduk di bangku depan Olin yang sebenarnya adalah bangku Joey.

"Lu diem aja Lin, kenapa?" Tanya Manu.

Olin membuang nafasnya. "Gatau, lagi badmood." Ucap Olin cuek.

"Eh btw, kalian pacaran ya?" Sonia yang tadi bermain ponsel, angkat bicara.

Olin dan Manu hanya memutar bola mata mereka, sudah berapa kali mereka di tanya dengan pertanyaan yang sama seperti itu. "Lo maunya gimana?" Tanya Manu.

"Ih, serius."

"kalo gue sama Manu be---" ucapan Olin terhenti, ketika ia melihat orang yang kemaren membuat moodnya hancur datang ke kelas dan menghampiri Azka yang sedang asik bergossip dengan teman-temannya, siapa lagi kalau bukan Calum.

Sonia dan Manu yang menyadari itu pun mengikuti arah pandang Olin, dan shit! Calum sedang menatap mereka dengan tatapan -lo kenapa liatin gue kaya gitu?-

Olin yang menyadari Calum melihatnya pun memutar bola matanya dan segera bangkit dari kursinya. "Mau kemana Lin?" Tanya Sonia.

"Nyamper Abel sama Joey." Ucapnya yang terus berjalan.

"Di kelas aja sih, mager gua." Ucap Sonia yang di angguki oleh Manu.

Olin berhenti melangkah, lalu memutar badannya. "Males gue dikelas, ada setan yang terkutuk." Ucap Olin lantang dengan menekankan kata 'setan yang terkutuk'.

Calum yang mendengar pun menoleh ke arah Olin yang berdiri tak jauh dari pintu kelas. "Lo nyindir gue?" Calum angkat bicara.

Olin melirik Calum, lalu terkekeh. "Iya, kalo lo merasa." Ucap Olin sembari betolak pinggang.

"Lo kenapa sih? Gue ada salah apa sama lo? Gada hari tanpa usik hidup gue." Ucap Calum yang mulai terbawa emosi.

Olin terkekeh. "Sorry aja kalo gue ganggu hidup lu, but mulai sekarang gue nggak akan ganggu idup lu kok."

Suana kelas sudah begitu panas, mereka hanya menonton Olin dan Calum yang sedang terbawa emosi, tanpa mengetahui akar permasalannya.

"Bagus, hidup gue bisa tenang tanpa perempuan murahan kaya lo." Kata Calum yang membuat Olin terkejut, sial ia sudah dibuat malu di kandangnya sendiri.

"LO BILANG GUE MURAHAN? Thank you very much." Seru Olin yang terlihat sangat terbakar amarahnya.

"At least, your girl same like a shit."

Calum menghampiri Olin, hanya tinggal satu meter jarak antara mereka. "LO.GAUSAH.BAWA.AZKA! DIA NGGAK TAU APA-APA!" Seru Calum yang tak kalah emosinya dari Olin.

Sementara Olin memejamkan matanya, air matanya jatuh. "Dia emang gatau apa-apa, dan dia juga gatau apa yang gue rasa." Kata Olin sambil terkekeh.

Manu dan Sonia, mereka hanya bisa diam meratapi teman mereka yang sedang tengkar, bukan tidak solid atau apa. Ini masalah pribadi Olin, hanya Olin yang tahu apa sebenarnya yang di permasalahkan.

"Lo bisa nggak? gausah besarin masalah kecil? Gue tau lo gak suka liat gue sama Azka, tapi ini hidup gue, lo nggak berhak ngatur hidup gue." Jelas Calum panjang lebar, Azka yang mendengar itu pun mendekati Calum dan mencoba menenangkannya.

"Cause you're nothing."

Olin tak percaya dengan apa yang Calum ucap, ia memilih untuk menyudahi ini semua sebelum semuanya makin hancur, ia pun segera bergegas pergi dari kelas diikuti dengan Sonia dan Manu yang mengejarnya.

"Ayank beb, tunggu!" Seru Manu.

cogan addict ÷ calumWhere stories live. Discover now