Sebelumnya saya minta maaf karena sudah menggantung cerita ini begitu lama. File ini sudah lama tersimpan dilaptop hanya saja masih belum diedit. Saya sendiri tidak suka dengan cerita yang menggantung karena membuat rasa penasaran hingga kecewa karena tidak bisa mengetahui ending dan hanya bisa berimajinasi sendiri yang tentu saja tidak akan sama.
Mungkin di part ini akan ada sedikit kekacauan maupun ataupun yang janggal, mohon dimaklumi karena saya sudah berusaha mengedit semampunya. Untuk part selanjutnya, saya tidak bisa menjanjikan apapun namun yang pasti saya akan menyelesaikan cerita yang saya buat. Thanks atas perhatiannya semua. Dan bagi yang masih menunggu kelanjutan cerita ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya.
Selamat membaca !
Kathy mengernyit perlahan ketika merasakan rasa sakit dikepalanya. Baru saja dia ingin menggerakkan tangannya meraba belakang kepalanya yang terasa perih, wanita itu baru tersadar bahwa tangannya tidak bisa digerakkan.
Dia menatap keadaan dirinya yang ternyata sedang dalam keadaan terikat dikursi dengan tangan dibelakang. Berusaha mengingat apa yang terjadi dengannya namun rasa pusing dikepalanya membuatnya kembali mengernyit keras. Samar-samar dia mengingat sesuatu yang menghantam kepalanya saat dia masuk ke ruangan ini tadi, tempat yang dijanjikannya dengan Robert Adams. Teringat dengan Robert Adams dan ancamannya, dengan cepat dia melayangkan pandangan ke penjuru ruangan ketika menyadari sosok seseorang yang berada di depan jendela.
Sesosok tubuh tinggi semampai berdiri dengan anggun menatapnya namun Kathy tidak bisa melihat dengan jelas wajah wanita itu karena terhalang bayangan. Akan tetapi, dia mempunyai perasaan kuat bahwa wanita dihadapannya itu sedang menyunggingkan senyuman.
" Siapa kamu? Dimana Will dan Mrs. Meredith? Dan juga Robert Adams? " Segala macam pikiran buruk merasuki otaknya namun dengan cepat dia menyingkirkannya dan memilih menantang langsung wanita didepannya untuk memperoleh jawaban.
Perlahan, wanita itu berjalan mendekatinya sambil tersenyum ramah dan membuka suara,"Ckckck, Kathryn manis, begitu banyak pertanyaan darimu. Jangan cemas, aku akan menjawabnya satu persatu agar kamu tidak merasa penasaran sebelum mati."
Suara itu otomatis membuatnya membeku dan menatap tidak percaya sosok wanita didepannya ini. Kathy mengerjapkan matanya perlahan dan ketika kesadaran merasuk dalam benaknya, dia merasakan kengerian yang luar biasa.
"Mrs......Meredith?" tanyanya dengan suara tercekat...." Bagaimana mungkin bisa....?"
Wanita itu masih tetap tersenyum dan semakin mendekatinya," Pembalasan itu memang manis ya Kathryn. Bagaimana rasanya dikhianati oleh orang yang kita percayai seperti yang pernah aku rasakan?"
" Berpuluh tahun lamanya aku menunggu, hingga akhirnya datanglah hari ini yang membuat buah kesabaranku tidak sia-sia juga. Kamu tentu penasaran bukan Kathryn manisku siapa diriku sebenarnya? Mengapa bukan Robert Adams yang berada disini? Dan siapakah sosok dibalik Mrs. Meredith yang renta dan lumpuh ini?"
Wanita itu memilih duduk dikursi antik didepan Kathryn sambil membelai pegangan kursinya. Matanya terlihat menerawang ketika memandangnya namun Kathy tahu kesadaran dan perhatian wanita itu tidak berada padanya. Tanpa mengharapkan tanggapan apapun dari Kathy, wanita itu mulai bercerita sambil memejamkan matanya seolah kembali ke masa lalu.
" Aku dulu cukup bahagia. Dilahirkan dari keluarga kaya dan mempunyai segalanya. Meskipun Dad kurang memperhatikanku namun semua itu terobati dengan kasih sayang dari kakak."
" Semua itu semakin lengkap ketika aku bertemu dan jatuh cinta padanya. Pria satu-satunya yang menarik perhatianku sekaligus merebut hatiku juga. Masih kuingat, sosok remaja yang dipukuli begitu banyak orang karena kesalahan yang tidak dilakukannya. Remaja itu sudah babak belur namun sorot dan tekad dimatanya seketika menggugah sesuatu dalam hatiku."
