Kathy tidak menyangka bahwa Gerald benar-benar serius menjalani kesepakatan 6 minggu mereka. Setiap pagi pria itu selalu bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuknya sebelum pergi ke kantor ( padahal biasanya pria itu pergi tanpa menghiraukan sarapan yang Kathy masak untuknya).
Dan setelahnya pria itu akan mengirimkan pesan untuknya menanyakan apakah sarapannya sudah dimakan belum. Sebuah perhatian kecil namun bagi Kathy merupakan suatu perubahan yang teramat besar dalam diri Gerald. Pria itu lebih sering menghabiskan waktunya bersama Kathy dan bersikap begitu lembut kepadanya.
Kathy nyaris lumer ketika mata cokelat yang sama memandangnya namun dengan sorot yang begitu berbeda, lembut dan penuh pesona mematikan. Pria itu menepati janjinya untuk tetap menjalani hubungan platonis meskipun Kathy menyadari hal tersebut begitu berat untuk pria itu. Beberapa kali dilihatnya mata pria itu begitu bergairah memandangnya ketika tanpa sengaja tubuh mereka bersentuhan. Andai saja Kathy tidak ingat dengan bayinya, dia juga mungkin tidak akan sanggup menolak pesona Gerald.
Seminggu berlalu, Kathy dikejutkan kembali dengan sebuah kotak yang diletakkan disamping tempat tidurnya dan pesan yang tertulis disitu.
Aku membeli gaun ini sambil memikirkan betapa menakjubkannya sosokmu ketika mengenakannya.
Bersiap-siaplah, jam 7 malam aku akan menjemputmu.
Gerald
Kathy membuka kotak itu dan melihat sebuah gaun malam berwarna biru gelap yang begitu elegan. Dikenakannya gaun itu dengan segera dan menatap bayangan dirinya dikaca. Gerald benar, Kathy terlihat begitu menakjubkan dalam balutan gaun tersebut.
Gaun tersebut dari satin dan bertali tipis dengan lipitan dibagian dadanya sehingga menonjolkan payudaranya dengan indah. Gaun itu mempunyai belahan disamping yang menampakkan sebagian besar pahanya yang mulus. Sekilas gaun itu terlihat sederhana, namun begitu dikenakan ke tubuh Kathy menjadi gaun yang begitu seksi.
Mengingat pesan dari Gerald membuatnya berdebar-debar membayangkan apa rencana pria itu. Senyum kecil yang manis tersungging dibibir Kathy karena merasa bahagia dengan perlakuan pria itu. Kathy tidak pernah menjalin hubungan cinta yang mendalam terhadap siapapun karena pengaruh Robert Adams serta hatinya sendiri yang tidak pernah merasakan ketertarikan kepada pria manapun. Jadi perlakuan Gerald kepadanya merupakan pengalaman pertama baginya.
Setelah menyapukan riasan tipis pada wajahnya, dengan puas Kathy memandang wajahnya di cermin. Mungkin ini hanya perasaannya sendiri, namun Kathy belum pernah merasa dirinya secantik sekarang. Ataukah karena kebahagiaan yang dirasakannya seminggu ini yang menyebabkan rona diwajahnya serta matanya yang berseri-seri ?
Jam tujuh tepat, bel pintu berbunyi membuat Kathy bergegas membukanya. Sebuket besar bunga lily putih yang disodorkan kepadanya membuat Kathy kehabisan kata-kata.
Kathy menerima bunga itu sambil mencium harum bunga yang terasa meresap dihatinya sekaligus menyembunyikan kenyataan bahwa dia begitu bahagia. Saking bahagianya, Kathy merasa takut bahwa ini semua hanyalah mimpi dan sewaktu-waktu dia akan terbangun.
" Terima kasih, Gerald," gumam Kathy nyaris tidak terdengar namun bagi Gerald itu sudah cukup ketika melihat sikap wanita itu yang terlihat gugup dan salah tingkah.
Setelah memasukkan karangan bunga tersebut dalam vas bunga, barulah Kathy merasakan tatapan mata Gerald pada dirinya.
" Apakah sebegitu parahnya?" tanya Kathy ketika melihat tidak ada reaksi dari Gerald.
