Rating : 18 tahun ke atas
Kalau kamu pikir dirimu menang, kamu salah. Meskipun aku menikah denganmu namun jiwa dan ragaku tidak akan pernah tunduk padamu.
Itu adalah kata-kata yang dikatakan pria itu waktu menyetujui pernikahan ini. Dia tahu bahwa pria itu membencinya setengah mati sejak dia memerangkapnya dalam ikatan pernikahan ini. Sudah sebulan sejak mereka menikah, namun kebencian dan sikap dingin suaminya tidak luntur sama sekali bahkan lebih kuat.
"Hanya karena keinginanmu yang egois, dengan licik kamu memerangkap agar aku terpaksa menikah denganmu. Dengan licik kamu mendekati ayahku dan membuatnya menyukaimu. Baiklah, kalau itu yang memang kamu inginkan. Kamu akan menyesal karena menginginkanku menjadi suamimu. Kalau kamu belum pernah merasakan yang namanya penderitaan dan neraka, maka sejak kamu menjadi Mrs. Blackwell, kamu akan tahu apa artinya."
Kathy tersenyum dingin meski hatinya sakit serasa diiris-iris. Tidak akan pernah dia menunjukkan pada pria itu bahwa dia terluka oleh kata-kata pria itu. Dia sudah belajar untuk selalu mengenakan topeng esnya agar tidak ada orang yang tahu betapa rapuh dan lemahnya dirinya.
" Aku tidak takut sama sekali dengan ancamanmu. Memangnya apa yang ingin kamu lakukan padaku setelah kita menikah? Menggunakan kekerasan kepadaku? Atau berselingkuh dengan wanita lain?" Wanita itu tersenyum mengejek," Jangan cemas, aku tidak akan sakit hati bila kamu memang berselingkuh dengan wanita lain. Jangan salah mengira aku ingin menikah denganmu karena aku mempunyai perasaan untukmu. Hanya karena kamu bujangan paling tampan, kaya serta diincar seluruh wanita yang membuatku tertarik padamu. "
Mata pria itu berkilat marah mendengar ucapan Kathy. Entah kenapa mendengar bahwa wanita itu tidak mencintainya lebih membuatnya marah dibandingkan dengan hal lain yang dikatakannya. Betapa bodohnya dulu dia tertipu pandangan pertama dengan sosok Kathy. Bahkan saat itu ketika dia masih bersama dengan Louise, dia merasakan ketertarikan dengan Kathy yang dengan mati-matian disingkirkannya. Pada kenyataannya, wanita itu begitu dingin, licik, cerdas, dan manipulatif.
Kathy melanjutkan perlahan lagi," Tapi kalau kamu berani melakukan hal yang membuat nama baikku ikut tercoreng, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan Louise tersayangmu itu." ancamnya sambil tersenyum manis.
Mata Gerald menggelap mendengar perkataan Kathy. Dengan perlahan dan penuh ancaman pria itu mulai mendekati Kathy sambil melepaskan dasi dan kemejanya menampakkan bulu dadanya yang lebat. Tanpa sadar Kathy mundur selangkah karena menyadari apa yang diinginkan pria itu. Gerald tersenyum sinis melihat hal itu dan tersenyum mengejek.
" Kenapa? Apakah putri es merasa takut juga?"
" Takut? Aku tidak takut. Aku hanya mengingat perkataanmu bahwa kamu tidak ingin menyentuhku lagi sejak malam itu, dan melihat tindakanmu sekarang aku jadi bertanya-tanya." Dalam hati Kathy memuji dirinya sendiri yang bisa menjaga nada suaranya tetap tenang bahkan terdengar bosan padahal hatinya sendiri gugup setengah mati apalagi dengan pemandangan yang terpapar didepannya.
" Aku sudah berpikir masak-masak dan memutuskan untuk berubah pikiran. Lagipula, aku sudah pernah 'berhubungan seks' denganmu sekali malam itu meskipun aku tidak mengingatnya, jadi tidak ada salahnya kita mengulangnya sekali lagi. Kali ini aku akan memastikan mengingat setiap inci tubuhmu " Gerald dengan senyum kejam sengaja menekankan kata berhubungan seks untuk menunjukkan kepada Kathy bahwa percintaan mereka malam itu hanyalah hubungan seks yang tidak berarti.
Meskipun wajahnya datar dan tenang, namun didalam hati Kathy panik luar biasa. Jika pria itu menyentuhnya sekarang, dia akan mengetahui kebohongan Kathy sekali lagi. Dia ingin mengatakan apa saja untuk menghentikan aksi pria itu selanjutnya namun dia menyadari lidahnya kelu ketika melihat pria itu mulai melepaskan celananya.
Dengan langkah bagaikan macan yang mendekati mangsanya, Gerald yang sudah sepenuhnya telanjang sudah berada didekatnya. Perlahan tangan pria itu menyusup ke balik blousenya.
Kathy berusaha menahan erangan yang hampir keluar dari bibirnya ketika merasakan jari pria itu meremas payudaranya serta memainkan putingnya. Tangan Gerald satunya lagi beralih membuka sisa kancing blousenya dan dengan sekali sentak blouse dan branya sudah lepas dari tubuhnya. Sekarang yang nampak hanyalah sebuah pemandangan yang indah dan menggairahkan.
Mata Gerald semakin menggelap karena gairah dan nafsu yang menderanya. Namun, dia menguatkan hatinya agar tidak tenggelam ke dalam pesona wanita itu. Dia harus memegang kendali. Dia akan mempermainkan wanita itu memohon dirinya untuk memuaskannya.
Kathy yang sudah terbuai gairah, hanya menurut ketika pria itu membaringkannya di meja kerja pria itu. Dengan sekali sibak, roknya terbuka menampakkan celana dalamnya yang dengan perlahan diturunkannya di kaki. Gerald memutuskan untuk mempermainkan wanita itu lebih lama lagi. Dan ketika wanita itu memohon-mohon karena tidak sanggup menahan lebih lama lagi, barulah Gerald menyatukan tubuh mereka dengan sekali sentak.
Namun, tubuh Gerald menjadi kaku ketika merasakan dirinya menembus sebuah penghalang. Dipandangnya mata Kathy dan dia mendapatkan jawabannya. Sorot mata dan wajahnya mengeras seiring pemahaman yang mengalir di benaknya. Namun, semuanya sudah terlambat, dia tidak bisa menghentikan dirinya lagi.
" Sialan kau Kathy, andai aku bisa menghentikannya, aku akan langsung menghentikannya sekarang juga." Dan dalam kemarahannya, pria itu mulai bergerak dengan kasar tanpa mempedulikan Kathy yang merasa kesakitan. Ketika pria itu mencapai puncak kepuasannya, dia ambruk diatas tubuh Kathy, meninggalkan Kathy yang tidak terpuaskan disana.
Dengan cepat Gelard bangun seolah tidak tahan bersentuhan dengan Kathy lagi. Perlahan pria itu memakai kembali bajunya dan meninggalkannya sendiri disana. Tak lama, ketika Kathy mendengar suara mobil pria itu, barulah dia menangis tanpa suara.
TBC
Halo guys, author balik lagi sambil bawa cerita baru. Bagaimana pendapat kalian? Apakah cukup seru untuk dilanjutkan? Kenalan dulu dengan tokoh utama kita kali ini Gerald dan Kathy.
Ini cerita keduaku setelah Pria Impian dan mudah-mudahan ceritanya bisa memuaskan hati kalian. Dan untuk Chris dan Alice masih harus menunggu dulu karena ide yang datang masih samar-samar.
Okay, selamat membaca dan semoga kalian suka....
