Part 13

76.5K 2.7K 31
                                        

Dengan enggan , Luke terpaksa meladeni beberapa ibu-ibu kaya, istri dari rekan bisnis ayahnya yang terus bertanya tentang lukisannya. Jika saja bukan karena permintaan ayah angkatnya, dia sudah angkat kaki dari sini. Mengadakan pameran lukisan dan hasil penjualan lukisannya akan disumbangkan untuk amal ternyata harus dibayar mahal oleh Luke, terjebak seharian di galeri pameran bersama orang yang tidak tertarik dengan lukisannya  Jika mereka memang berniat dengan lukisannya tentu saja Luke akan dengan senang hati menjelaskan. Namun mereka malah tertarik dengan kehidupan pribadinya dan bahkan berniat menjodohkan Luke dengan putri-putri mereka. Wajar karena Luke sendiri merupakan calon menantu yang didambakan oleh setiap ibu.

Luke sudah hampir kehilangan kesabarannya, yang memang karena kesibukannya mencari adiknya,  membuatnya lebih cepat emosi ketika matanya tertumbuk kepada satu sosok yang selalu berada dipikirannya akhir-akhir ini. Wanita itu sedang sibuk mengamati sebuah lukisan miliknya yang terletak di ruangan paling ujung. Setelah menggumamkan sejumlah alasan dan pura-pura tidak mendengarkan protes mereka,  Luke melangkah menjauh mendekati Kathy yang masih belum sadar dengan kedatangannya.

Luke mengambil kesempatan itu untuk mengamati Kathy secara seksama. Hari ini Kathy mengenakan gaun santai berbunga-bunga yang membuatnya terlihat lebih muda dari usianya. Sudah hampir dua bulan sejak pertemuan mereka di rumah sakit dan menyadari wanita itu masih tetap menarik dan langsing. Luke tidak akan bisa menyadarinya jika tidak lebih dulu tahu tentang kehamilannya.

Lalu, seolah merasakan ada orang yang sedang mengamatinya, wanita itu  menoleh ke arahnya. Matanya melebar dan sekelibat emosi melintas di mata hazel itu yang dengan cepat berubah seperti biasa ketika Luke mendekatinya.

 Sejak mengetahui bahwa Luke adalah kakaknya, Kathy berusaha mencari semua informasi tentang kehidupan Luke selama ini serta orang tua angkatnya. Dan mengetahui hidup kakaknya selama ini baik-baik saja membuatnya merasa lega. Paling tidak cukup untuknya jika orang yang dicintainya bahagia.

Ketika mengetahui bahwa pria itu akan mengadakan pameran lukisan untuk amal, tanpa berpikir lagi, Kathy akhirnya tiba disini. Selain berharap bisa bertemu dengan Luke, Kathy juga ingin mengetahui seperti apa lukisan karya kakaknya.

Dan... Kathy terpesona. Pria itu benar-benar memilik bakat yang luar biasa dalam melukis. Hal itu tercermin dari setiap garis dan guratan yang dihasilkannya dengan penuh perasaan dan emosi. Setiap garis dalam lukisan yang dibuat Luke seolah memancarkan kepribadiannya. Tegas sekaligus lembut dan memberikan perasaan yang menentramkan bagi siapapun yang melihatnya. Kathy beralih dari lukisan-lukisan pemandangan dan melanjutkan lagi ruangan paling sudut di galeri tersebut.

Nafasnya tercekat ketika melihat sebuah lukisan seorang anak laki-laki yang sedang menggendong gadis kecil dibelakang punggungnya menyelusuri sebuah jalan setapak menuju rumah mereka.  Luke hanya melukiskan sosok belakang mereka namun Kathy dapat membayangkan dengan jelas kenangan setiap kali dia merengek meminta kakaknya untuk menggendongnya.

Dia melihat judul lukisan tersebut, Memories dan disitu tertulis koleksi pribadi pelukis . Dia beralih lagi ke lukisan selanjutnya, sebuah lukisan yang hanya menampakkan sebuah ruang tamu dengan dua sofa panjang  didekat sebuah perapian yang sedang menyala. Seketika air matanya merebak ketika merasakan kehangatan rumahnya dulu bersama keluarganya. Di musim dingin mereka selalu berkumpul bersama di ruang tamu, bercanda ria serta berbahagia.

Masih banyak lukisan lain yang membangkitkan kembali kenangan Kathy serta mengaduk emosinya. Kembali dia memandang lukisan pertama ketika Luke menggendongnya dengan tatapan rindu ketika Kathy merasakan ada orang yang mengamatinya.

Under The MaskWhere stories live. Discover now