Kathy terbangun dan melirik jam di dinding yang baru menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Dia membuka pintu balkonnya dan menengok ke garasi mobil. Mobil Gerald tidak ada yang menandakan bahwa suaminya masih belum pulang juga.
Kathy sudah menduga suaminya pasti tidak akan pulang malam ini karena lagi-lagi menyadari Kathy memperdayainya. Dengan perlahan dia masuk kembali ke kamarnya, kamar yang sepi dan dingin sedingin hatinya yang kesepian.
Diputarnya kunci brankasnya dan mengeluarkan sebuah liontin dari emas dengan bandul berbentuk hati. Dibukanya perlahan bandul itu menampakkan sebuah foto anak perempuan berusia sekitar 4 tahun dan seorang anak lelaki sekitar 8 tahun yang sedang tersenyum lebar. Dirabanya foto itu dan mengenang kembali masa itu. Begitu perasaannya lebih tenang, dia menutup kembali bandul tersebut dan menyimpannya kembali ke brankasnya.
Kathy memutuskan untuk kembali tidur meskipun pikirannya masih terjaga juga. Dibenaknya terus terbayang ekspresi wajah dan tatapan mata Gerald yang membencinya. Dengan gelisah, akhirnya dia tertidur juga.
Dia bermimpi, anak lelaki dengan mata cokelat keemasan itu bersikap begitu lembut padanya, dan dia merasa begitu bahagia saat itu. Namun, tiba-tiba bayangan itu memudar digantikan sosok seorang pria bertubuh besar mengancam dengan cambuk ditangan.
Anak gadis itu menjerit kesakitan ketika merasakan sengatan perih di punggungnya. Dan semakin dia menjerit, pria itu semakin terpacu untuk menyakitinya.
"Ini hukumanmu karena tidak menurutiku," teriak pria itu lantang sambil terus mencambuknya dan ketika kesadarannya hilang, pria itu melempar cambuknya dan meninggalkannya sendiri disana.
" Tolong, tolong aku," Ingin dia berteriak meminta pertolongan ketika melihat sosok anak lelaki itu namun suaranya tidak bisa keluar. Bahkan bayangan anak lelaki itu hilang sudah dan hanya di gantikan kegelapan yang pekat.
Dengan terengah-engah, Kathy terbangun. Keringat dingin mengucur deras dari keningnya. Sudah lama dia tidak memimpikan hal itu lagi. Apakah karena kehadiran Gerald mulai mengancam emosi yang sudah dikontrolnya selama ini? Sejak bertemu dengan pria itu, emosinya seolah naik turun dan hampir tidak bisa dikontrolnya. Dan Kathy takut, teramat sangat takut. Untuk pertama kalinya dia mulai menyesal akan keputusannya menikah dengan Gerald.
**************
Dengan penuh kemarahan Gerald menenggak scott digelasnya berniat untuk mabuk dan melupakan segala kemarahannya. Peristiwa tadi masih terbayang jelas dibenaknya dan memikirkannya membuat gairahnya kembali bangkit. Bahkan bagian bawah tubuhnya masih berdenyut-denyut ketika mengingat rasa wanita itu membuatnya menginginkan lebih.
Dilemparnya gelasnya ke dinding membuat gelas tersebut pecah karena merasa marah dan jijik pada dirinya sendiri. Tubuhnya masih menginginkan tubuh wanita itu bahkan setelah bercinta dengannya. Bukan bercinta, namun berhubungan seks, koreksinya dalam hati.
Keningnya berkerut menyadari sesuatu. Ada yang tidak cocok disini, mengapa wanita itu harus berpura-pura seolah dia wanita berpengalaman. Namun pengaruh alkohol membuat pikirannya tidak fokus untuk berpikir berat.
Sebersit penyesalan karena telah menyakiti Kathy timbul dihatinya yang dengan cepat disingkirkannya. Bukankah ini yang dia inginkan? Menyakiti wanita itu dan membuatnya menderita? Namun, mengapa dia tidak merasakan sedikit pun kepuasan dalam hatinya?
Sudah dua minggu sejak kejadian malam itu, dan pria itu memperlakukan Kathy bagaikan wabah penyakit. Pria itu begitu pulang akan langsung masuk ke kamarnya dan tidak keluar lagi ( mereka tidur terpisah) dan jika bertemu dengannya dia hanya melewati Kathy seolah menganggap keberadaannya tidak ada. Dan ini lebih menyakitkan hati Kathy.
Sikap ketika pria itu membencinya lebih baik daripada dia mengacuhkan nya sama sekali. Kathy merasa lelah baik mental maupun fisiknya. Sejak malam itu, dia lebih sering bermimpi buruk lagi dan hal ini membuatnya terpaksa tidur dengan bantuan obat tidur.
Kathy takut pria itu akan mengetahui kelemahannya dan begitu musuhmu mengetahui kelemahanmu, maka tamatlah riwayatmu. Pesan yang selalu ditanamkan kepadanya sejak kecil. Dia tahu bahwa Gerald masih belum menyerah soal Louise karena pria itu menyewa detektif untuk melacak keberadaannya. Hal yang membuktikan bahwa cinta pria itu pada Louise masih sama kuatnya.
Dia tidak akan membiarkan pria itu menemukannya, paling tidak sampai dia yakin pria itu sudah tidak mencintai wanita itu lagi.
TBC
Sorry updatenya singkat ya. Author berusaha setiap hari untuk bisa mengupdate cerita ini biarpun singkat semoga bisa memuaskan hati pembaca.
Oh ya, dan dipart selanjutnya nanti akan muncul tokoh baru yang tak kalah menariknya dengan Gerald. Nantikan aja ya di part selanjutnya.
Okay, sampai jumpa
