Part 20

78.6K 2.8K 53
                                        

Ketika tersadar, Kathy menyadari dirinya sedang berada di tengah-tengah sebuah padang bunga yang begitu luas. Semilir angin lembut menerpa wajahnya membuatnya tanpa sadar memejamkan matanya menikmati sensasi kesejukan yang dirasakannya.

Benaknya bertanya-tanya mengapa dia bisa berada disini? Dia mencoba berpikir dan rangkaian peritiwa yang menimpanya terjalin bagaikan benang membuatnya tersentak seketika. Apakah ini surga? Mungkinkah dia sudah meninggal? Matanya tertuju ke perutnya yang sudah rata dan jantungnya berdebar-debar.

Apakah bayinya selamat? Jika benar ini disurga dan hanya dirinya sendiri yang berada disini berarti anaknya selamat kan?

Lalu, matanya menangkap sekelebat sosok yang berada jauh didepannya. Seorang gadis kecil yang sedang berjongkok membelakanginya. Sosok itu begitu familier baginya namun Kathy tidak tahu siapa dia. Dengan perlahan, dia melangkah maju mendekati gadis kecil itu yang tiba-tiba saja berbalik menghadap dirinya.

Kathy tertegun, gadis kecil itu adalah dirinya. Memakai gaun hijau muda dengan renda renda yang menghiasinya, gadis kecil itu terlihat begitu sedih memandangnya. Kathy hendak mengatakan sesuatu namun kata-katanya selah tersangkut ditenggorokannya. Dirinya yang masih kecil itu memandangnya dan kemudian menoleh kebelakang sambil menunjuk ke sebuah arah.

Seorang pria tampan sekitar berumur sekitar tiga puluhan dengan rambut pirang gelap dan mata hazel seperti dirinya sedang tersenyum memandang wanita yang berdiri disisinya. Wanita itu cantik dengan rambut hitam gelap yang bergelombang indah, wanita itu tersenyum lembut ke arahnya.

Kathy mengatupkan bibirnya agar tidak bersuara, air matanya jatuh ketika hatinya tahu dan yakin bahwa yang berdiri didepannya adalah kedua orang tuanya. Bermacam memori mulai melintasi pikirannya dan kini bukan hanya bayangan samar lagi yang diingatnya namun wajah ayah ibunya yang selalu tersenyum lembut dan mesra kepadanya.

Lalu, sebuah ingatan menghantamnya. Wajah ayah dan  ibunya yang berlumuran darah sedang memeluknya, melindunginya ketika mobil itu menghantam mobil yang mereka tumpangi dengan dashyat. Air matanya mengalir semakin deras ketika menyadari dia telah melupakan semuanya selama ini.

Bagaimana mungkin setelah mereka mengorbankan diri untuknya, Kathy malah melupakan kejadian hari itu. Dia ingin berlari menggapai mereka namun entah kenapa kakinya terasa begitu berat hingga tidak sanggup digerakkan. Ketika menoleh lagi, dilihatnya sosok orang tuanya semakin menjauh sambil melambaikan tangan kepadanya.

" Tidak, aku tidak ingin lagi berpisah dengan kalian," jeritnya pilu ketika menyadari sosok ayah ibunya semakin menghilang. Ibunya menggeleng lemah dan menunjuk ke arah belakang Kathy membuatnya menoleh dan melihat sosok pria yang dicintai dan dirindukannya selama ini. Wajah pria itu begitu sedih dan sendu menatapnya.

" Kumohon Kathy, jangan meninggalkanku. Putra kita memerlukan ibunya seperti juga aku memerlukan dirimu. Aku mencintaimu."

Dengan ragu, Kathy memandang ke arah ayah ibunya yang mengangguk sambil tersenyum kepadanya. Meskipun berat untuk berpisah dengan orangtuanya, namun berpisah dengan Gerald dan anaknya yang bahkan belum dilihatnya lebih menyesakkan lagi. Dengan mata buram karena air mata, dengan yakin Kathy berlari menuju pelukan Gerald yang memeluknya dengan begitu erat seolah tidak akan pernah melepaskannya lagi.

 

 

Setelah operasi yang berlangsung selama lima jam, Gerald memandang Kathy yang sedang tertidur karena pengaruh obat bius. Wajah wanita itu begitu pucat dan lemah membuatnya merasa teriris hatinya karena sekali lagi gagal untuk melindunginya.

Under The MaskWhere stories live. Discover now