Part 10

97.2K 3.4K 57
                                        

Kathy terbangun ketika merasakan sinar matahari yang masuk melalui jendela kamarnya. Sudah lama rasanya dia tidak tidur senyenyak dan selama ini. Kathy melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan.

Pantas saja, ternyata sudah sesiang ini. Gerald pasti sudah berangkat ke kantor sekarang, pikir Kathy sambil bangkit dari tempat tidurnya.

Paling tidak dia tidak harus berhadapan langsung dengan Gerald. Kathy tidak siap jika harus menghadapi pertanyaan Gerald tentang apa yang terjadi tadi malam. Teringat kembali dengan sikap lembut pria itu ketika menghiburnya serta memeluknya membuat Kathy tersenyum sedih.

Andaikan saja sikap pria itu bukan karena kasihan dan hanya ingin menenangkannya. Andai saja pria itu benar-benar peduli dan meskipun mustahil, mencintainya meski  sedikit saja. Kathy sendiri tidak ingat kapan dia tertidur lagi setelah pria itu masuk. Terakhir diingatnya, dia memohon agar pria itu tetap memeluknya dan jangan melepaskannya. Pelukan pria itu begitu menenangkan jiwa dan batinnya yang kacau karena mimpi buruk yang terasa begitu nyata baginya.

Merasakan perutnya yang lapar karena masih belum sarapan, Kathy memutuskan menuju ke dapur membuat makanan. Masih mengenakan gaun tidurnya dari sutra yang agak tipis, Kathy keluar dari kamarnya dan tersentak kaget ketika melihat Gerald persis ada didepannya.

Pria itu sudah mandi, tercium dari aroma sabun yang menguar dari tubuh pria itu. Pria itu memakai baju santai dan sedang memandangnya membuat Kathy sadar dia masih memakai gaun tidurnya yang cukup seksi.

Dirasakannya pipinya panas karena malu apalagi teringat dengan kejadian semalam. Demi Tuhan, apa yang akan dijawabnya jika pria itu bertanya? Dia sama sekali tidak siap karena tiba-tiba harus menghadapi Gerald.

Pria itu memandangnya lama dan akhirnya mengalihkan pandangannya dari Kathy membuatnya menghembuskan nafas yang tidak disadarinya sudah ditahannya sejak kemunculan pria itu.

" Kamu pasti sudah lapar. Sarapanlah dulu dan setelah itu bersiap-siaplah. Kita akan pergi ke tempat ayahku hari ini."

" Kamu tidak ke kantor hari ini?" Tanya Kathy dengan bingung karena tidak biasanya pria itu membolos dari kantornya. Meskipun pria itu pemilik perusahaannya, namun Gerald tidak suka menyalahgunakan posisinya dan berlaku seenaknya. Baginya, sebagai pemilik perusahaan harus memberi contoh kepada anak buahnya. Salah satu sifat yang dikagumi oleh Kathy.

Sudut mata pria sedikit berkedut dan ada sinar geli dalam matanya," Hari ini hari Sabtu, sayang."

Spontan wajah Kathy kembali memerah karena malu dengan pertanyaannnya barusan. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan bahwa hari ini hari libur dan mengajukan pertanyaan bodoh seperti tadi.

'' Aku sudah mengabari Dad dan mengatakan kita akan sampai disana jam 12 siang. Sejak Dad keluar dari rumah sakit, kita berdua belum menjenguknya."

Kathy hanya bisa mengangguk ketika pria itu berlalu dan kembali ke kamarnya. Ternyata bodoh dia merasa cemas pria itu akan bertanya kepadanya tadi. Pria itu sama sekali tidak menganggap penting apa yang terjadi dengan dirinya.

 Jangan bodoh Kathy. Kamu sama sekali tidak penting baginya bagaimana mungkin dia peduli akan apa yang terjadi denganmu? Kemarin malam dia hanya kasihan kepadamu dan bersikap lembut untuk menenangkanmu. Pada dasarnya pria itu memang baik hatinya kecuali kepada dirimu sendiri. Dan bukankah kamu mencintainya juga karena kebaikan dan ketulusan hatinya?

Kathy merasakan desakan air mata yang mengancam hendak turun dan dengan mati-matian ditahannya. Bukankah dia sudah terbiasa dengan sikap Gerald? Pasti ini pengaruh kehamilannya yang membuat hormonnya kacau dan menjadi cengeng. Rasa laparnya hilang seketika dan hanya karena demi bayinya, Kathy terpaksa harus makan.

Under The MaskWhere stories live. Discover now