Flashback.
Dengan riang Kathryn duduk disebelah ibu dan ayahnya sambil bersenandung kecil. Sejak ibunya menceritakan kisah tentang pertemuan ayah ibunya di London yang begitu romantis seperti kisah cinta didalam dongeng yang selalu didengarnya, Kathryn selalu memimpikan suatu hari akan pergi ke sana bersama dengan Gerald nanti. Namun, tiba-tiba saja mereka mendapat hadiah berlibur sekeluarga kesana lengkap dengan segala fasilitas yang akan menanggung semuanya.
Meskipun merasa sedikit sedih karena Luca tidak bisa ikut bersama mereka, namun Kathryn tetap bahagia karena bersama ayah ibunya. Ibunya membelikan sebuah gaun baru berwarna hijau yang tampak begitu manis dikenakannya. Ibunya sendiri juga memakai gaun dengan warna senada dan dengan senyum yang selalu terukir ketika memandang ayahnya, ibunya kelihatan begitu bersinar dan cantik.
Kathryn melihat pandangan mata ayahnya yang terlihat begitu memuja ibunya dan dirinya kembali teringat dengan Gerald. Sudah setahun lebih mereka berpisah dan kini mereka hanya berhubungan lewat surat yang dirasanya tidak cukup. Kathryn merindukannya, merindukan masa-masa mereka bersama. Betapa inginnya dia cepat dewasa agar pria itu datang menjemputnya sesuai dengan janjinya.
Tiba-tiba, dirasakannya ada sesuatu yang berbeda dengan sikap ayah ibunya yang terlihat tegang dan tiada senyum lagi. Ibunya memeluknya begitu erat dan kuat sedangkan ayahnya dengan gelisah terus memandang ke belakang. Kathryn ingin bertanya namun melihat ekspresi ayah dan ibunya yang begitu serius, akhirnya dia memilih diam. Kathryn merasakan mobil mereka semakin melaju cepat membuatnya tidak tenang sama sekali.
Lalu terdengar bunyi sebuah letusan dan mobil yang mereka naiki menjadi oleng. Ayah ibunya berbicara tentang sesuatu yang tidak dimengertinya, tentang seseorang yang bernama Robert dsb. Kathryn merasa begitu ketakutan dan meringkuk dalam pelukan ibunya yang memeluknya semakin erat.
Lalu yang terakhir diingatnya hanyalah suara jeritan dan benturan keras serta bisikan lirih ibunya ditelinganya.
" Ingatlah sayang, Mommy dan Daddy selalu mencintaimu."
Entah berapa lama, gadis kecil itu terbangun dan melihat sosok ibunya dengan mata terpejam dan berlumuran darah dalam pelukan ayahnya. Kathryn mengguncang tubuh ibunya namun ibunya sama sekali tidak bergerak. Air mata merebak dimatanya ketika menyadari kenyataan bahwa ayah dan ibunya sudah tidak akan bangun lagi dan tersenyum kepadanya.
" Mom, Dad, hiks, kumohon jangan tinggalkan aku sendiri..." bisiknya lirih disela-sela tangisnya namun keduanya tidak bergeming sama sekali. Sambil menghambur memeluk tubuh ibunya, tangisnya meledak kencang.
Lalu, suara langkah kaki mendekat membuatnya menoleh dan melihat beberapa pria berbaju hitam dengan tubuh yang kekar dan terlihat mengancam mendekati tempatnya berada. Hanya tersisa isakan lirih yang berusaha ditahannya ketika merasa bahwa orang-orang yang datang kini tidak bermaksud baik. Dan, terakhir sesosok pria seumur ayahnya berjalan mendekat. Wajahnya terlihat begitu kejam dan dingin membuatnya bergidik ketakutan tanpa sadar.
Pria itu meliriknya sebentar lalu mengalihkan perhatiannya kepada pria berbaju hitam," Apakah semua sudah beres?" tanyanya dengan suara yang begitu dingin dan datar.
Salah satu pria maju dan menjawab," Sudah dipastikan mereka tewas seketika. Namun, kami tidak menyangka bahwa anak ini masih selamat dan tidak ada luka apapun. Kami sedang menunggu perintah Anda. Apakah Anda ingin kami membuatnya menyusul orang tuanya?"
Pria itu tampak berpikir dan merenung sejenak lalu memandang gadis kecil itu lagi dengan penuh spekulasi. Tiba-tiba, tanpa diduga Kathryn menubruk maju hendak menyerangnya yang dengan cepat ditangkap oleh para bodyguardnya. Gadis itu memberontak sambil mencoba menendangkan kakinya yang hanya sia-sia sama sekali.
