Part 25

67.4K 2.2K 43
                                        

Setelah memutuskan hubungan telepon, Kathy terpekur sejenak sebelum bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk mencari Gerald. Pria itu melakukan begitu banyak hal untuknya sedangkan dia sendiri malahan terpuruk disini. Kathy melewati ruang pintu kerja yang sedikit terbuka membuatnya yakin pria itu pasti ada didalam. Dengan sedikit dorongan, pintu itu terbuka lebar dan  Kathy melangkah masuk. Dilihatnya Gerald yang masih sibuk bekerja membelakanginya didepan komputer. Kathy berjalan mendekati pria itu dengan pelan dan  seolah bisa merasakan kehadiran Kathy, pria itu membalikkan badannya. Raut pria itu menjadi cemas melihat kehadiran Kathy dan dengan segera bangkit dari kursinya.

" Kate? Ada apa? Bukankah kamu tadi sedang beristirahat? Apakah telepon tadi masih meresahkanmu juga?" tanya pria itu bertubi-tubi dengan raut wajah cemas. Kathy tersenyum menenangkan sambil menggeleng pelan. Sebersit rasa bersalah menyerangnya ketika menyadari betapa dia sudah membuat pria itu mengkhawatirkannya cemas seperti ini. Tanpa berkata apapun, Kathy langsung memeluk Gerald. Wanita itu membenamkan wajahnya pada dada bidang Gerald menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh pria itu. Betapa bodohnya dia selama ini hanya memikirkan kepedihan dirinya sendiri dan tidak memikirkan bahwa pria itu juga sama menderita sepertinya karena kehilangan Anthony.

" Maafkan aku Gerald sudah membuatmu khawatir selama ini." Kathy menengadahkan wajahnya dan menyadari pria itu terperangah sebentar sebelum akhirnya tersenyum lega sambil merengkuhnya kembali dalam pelukannya.

" Syukurlah Kate, aku benar-benar cemas melihat kondisimu beberapa hari ini. Melihatmu seperti itu dan aku tidak berdaya sama sekali untuk membantumu membuatku merasa begitu tersiksa."

" Aku tahu. Maafkan aku Gerald dan terima kasih. Terima kasih sudah membantuku melalui masa tersulit beberapa hari ini. Tanpamu, aku tidak akan bisa melewati saat tersulit ini sedangkan aku sadar kamu tidak kalah tersiksanya denganku." Kathy menyunggingkan sebuah senyuman yang membuat Gerald yakin bahwa istrinya sudah bangkit kembali.

Pria itu menggeleng pelan sambil berkata lagi," Bagiku semua derita ini sanggup kujalani asalkan orang yang kucintai tidak menderita dan berbahagia. Justru melihatmu menderita, aku semakin tersiksa. Jadi, berjanjilah kepadaku Kate, mulai sekarang kamu harus selalu tersenyum dan berbahagia apapun yang terjadi. Jangan pernah putus asa dan menyerah sesulit apapun keadaan kita. Ingatlah, bahwa aku akan selalu berada disampingmu."

" Aku mengerti, Gerald. Semua pengorbananmu, cintamu serta ketulusanmu menyadarkan diriku bahwa aku tidak sendiri lagi. Asalkan kamu berada disisiku, keadaan sesulit apapun aku yakin akan bisa melewatinya."

Mereka saling memandang dan tersenyum. Meskipun, masih banyak persoalan yang harus mereka hadapi namun mereka yakin semua persoalan itu akan teratasi asalkan mereka bersatu.

*********

Ketika mendengar suara mobil didepan, Kathy dan Gerald saling memandang dan tahu bahwa orang yang mereka tunggu akhirnya tiba juga.

Begitu pintu dibuka, Kathy melihat sosok wanita tua itu dalam kursi rodanya. Waktu dua puluh tahun telah membuat rambut wanita itu memutih seluruhnya dan kondisinya yang lumpuh . Namun, senyum hangat yang memancar dari Mrs. Meredith tidak pernah berubah. Tanpa bisa menahan diri lagi, Kathy memeluk Mrs. meredith dan menangis.

Wanita tua itu hanya tersenyum menenangkan sambil menepuk bahunya dengan pelan. Gerald tersenyum melihat pemandangan itu dan diam-diam menyingkir memberikan waktu untuk mereka melepaskan rindu.

" Kamu sudah menjadi seorang wanita yang cantik sekali, Kathryn. Aku tidak menyangka disaat diriku hampir mati, masih bisa bertemu denganmu lagi." Wanita tua itu menyusut air mata yang keluar dari sudut matanya dan memandang haru kepada Kathy.

Under The MaskWhere stories live. Discover now