Sepeninggal Gerald, Kathy masih berbaring nyalang diranjangnya. Kata-kata Gerald terus-terusan berputar dikepalanya. Benarkah apa yang dikatakan Gerald tadi? Terus terang Kathy sulit untuk mempercayainya.
Bagaimana mungkin sikap pria itu langsung berubah 180 derajat dan begitu lembut terhadapnya? Mungkinkah pria itu salah sangka mengira perasaan ini adalah cinta padahal dia hanya merasa bersalah? Perasaan bersalah karena telah salah paham dan bersikap kejam padanya selama ini serta kenyataan bahwa dirinya adalah Kathryn, adik Luke?
Semakin berpikir, Kathy semakin yakin pasti itulah yang dirasakan Gerald. Tiba-tiba didengarnya suara pintu terbuka dengan pelan membuat Kathy cepat-cepat memejamkan matanya. Memikirkan kembali perkataannya dengan Gerald tadi membuatnya merasa tidak bisa menatap pria itu sekarang.
Didengarnya suara langkah kaki pria itu yang mulai mendekatinya dan Kathy mempunyai perasaan bahwa pria itu disampingnya sekarang dan sedang menatapnya. Jantung Kathy berdegup dengan kencang ketika dengan dirasakannya sentuhan pria itu pada lehernya membuatnya merasa pria itu bahkan bisa mendengar degup jantungnya.
Terasa sebuah sentuhan lembut dibibirnya lalu bisikan pria itu yang begitu membelai," Mimpi indah, sweetheart. I Love you." Dan tak lama, terdengar suara langkah kaki pria itu menjauh dan akhirnya suara pintu tertutup membuatnya membuka mata segera menghembuskan nafas yang sejak tadi ditahannya sejak kedatangan Gerald.
Jemarinya menyentuh bibirnya yang baru saja dikecup pria itu dan merasakan sebuah perasaan hangat menjalarinya. Mungkinkah pria itu benar-benar mencintainya? Terasa sesuatu yang melingkar dilehernya membuat Kathy menyadari Gerald menyentuh lehernya tadi untuk mengembalikan liontinnya.
" Aku berjanji,"
Janji pria itu kembali melintas di benaknya membuat Kathy semakin bingung dan resah. Dia ingin sekali mempercayai bahwa Gerald benar-benar mencintainya namun pengalaman yang dialaminya serta rasa sakit yang terlalu sering diterimanya membuatnya sedikit ragu. Jangan-jangan pria itu hanya merasa kasihan dengan dirinya, atau pria itu hanya ingin bersikap gentelmen untuk menepati janji masa kecilnya dan mengatakan kebohongan seperti itu.
Malam itu, Kathy sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Pikiran-pikirannya terus berkelana membuatnya sama sekali tidak bisa terlelap. Barulah menjelang pagi, dia tertidur tanpa disadarinya lagi.
Kathy terbangun ketika seorang suster membawakannya sarapan pagi. Suster itu adalah salah satu suster yang kemarin dibentaknya ketika mengira bayinya sudah meninggal. Teringat hal itu, Kathy langsung meminta maaf kepada suster itu yang disambut dengan sebuah senyuman tulus dan lembut.
" Saya mengerti, Mrs. Blackwell. Kami tidak menyimpan kejadian kemarin dalam hati. Mengingat apa yang terjadi dengan Anda, saya bisa mengerti perasaan Anda."
Kathy tersenyum lega dan sambil melakukan pengecekan rutin kepadanya, suster yang diketahuinya bernama Chloe menceritakan banyak hal kepadanya sejak dia masuk ke rumah sakit.
" Anda benar-benar beruntung. Semua perawat sedang Anda yang dikelilingi dua pria luar biasa tampan yang begitu mengkhawatirkan dirimu. Apalagi suami Anda yang luar biasa protektif sejak Anda berhasil melewati masa kritis. Dia tidak beranjak sama sekali dari tempat ini menjaga Anda hingga dia benar-benar yakin Anda bisa sadar. Terlihat sekali rasa cintanya pada Anda membuat saya merasa kagum dan berharap agar bisa menemukan pria seperti itu yang juga tulus mencintaiku."
Perkataan Chloe membuat Kathy tersenyum samar meskipun hati dan otaknya kembali dipenuhi pikiran lain. Benarkan Gerald mencintainya? Bahkan orang lain yang melihatnya beranggapan demikian? Wanita itu memejamkan matanya dengan lelah karena keraguan yang tersimpan dihatinya tidak bisa disingkirkannya sama sekali.
