KEJUTAN

6.8K 567 40
                                    

Rayyan POV

Kehidupanku kini terasa sangat lengkap setelah kehadirannya didunia ini. Yah, dialah malaikat kecil kami yang telah terlahir tiga bulan yang lalu setelah penantian kami yang begitu lama. Sungguh nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan. Allah begitu adil pada setiap hamba-Nya.

Selama kehamilanpun Una tak banyak mengalami masalah. Palingan dia menjadi lebih sensitif dan sering makan. Istriku yang dulu ramping, sangat-sangat ramping menjadi lebih berisi. Stop! Jangan bilang istriku gemuk. Dia akan sangat marah.

Putri kecil kami aku beri nama Raysha Mehnas Shaista. Aku berharap dengan nama itu Mujahidah kami menjadi seorang perempuan yang sopan yang dibanggakan layaknya bulan dan memiliki sifat seperti pemimpin raja. Dia sangat cantik. Aku seakan melihat Una saat dia masih bayi dulu.

"Mas." Panggil Una. Aku saat ini sedang menikmati teh hangat buatannya. Raysha sedang tidur disampingku.

"Kenapa sayang?"

"Ini ada telpon dari Izard." Kata Una sambil menyerahkan benda pipih itu padaku.

"Assalamualaikum hallo zard. Apaan?"

"...."

"Mereka nyampek jam berapa? Gue ada rapat ini."

"...."

"Oh jam segitu. Ya gampang lah nanti  biar dijemput salah satu driver kita lah."

"Iya. Nanti habis asyar kita semua berangkat kesana. Iya bareng sama Dhia' sekeluarga."

"...."

"Waalaikumsalam."

"Kenapa mas?" Tanya Una padaku.

"Zia sama Raqi nanti pulang. Disuruh jemput jam 13.15. mas ada rapat gak tau sampek jam berapa." Kataku sambil menggendong putri kecilku yang ternyata sudah terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Biar aku aja yang jemput mereka mas. Nanti kan bisa sama umi juga. Zia gimana sih pulang gak kasih kabar ke kita." Gerutu Una

"Hehe Zia mau buat kejutan sayang. Makanya gak kasih kita. Tapi karena adek kamu gak bisa jemput mereka kejutannya gagal deh."

"Kalau gitu kita aja yang buat kejutan untuk mereka mas. Yah itung-itung buat menyambut kedatangan mereka."

"Ya mas sih terserah aja. Asal kamu janji gak akan nyetir sendiri."

"Biar abi yang nyetir nanti. Abi juga udah kangen banget sama si bungsunya abi. Kita buat kejutan untuk om dan tantenya Raysha ya." Kata Abi sambil mengambil alih Raysha dari gendonganku.

"Yaudah. Mas berangkat dulu. Udah ditunggu ini. Bi mas berangkat. Sayang mas berangkat dulu ya. Inget pesan mas. Sayang, abi berangkat ya. Rara sama umi dulu. Nanti kita main lagi. Assalamualaikum." Kataku sambil menyalami mereka satu persatu. Dan terakhir mencium putri gembulku ini.

"Waalaikumsalam." Balas mereka

Semenjak memutuskan untuk menetap di Surabaya, pekerjaan abi semua dialihkan kepadaku. Dari mulai mengurusi restaurant, hotel, travel sampai bengkel yang dulu dipegang Izard pun dialihkan kepadaku. Izard memilih fokus pada usaha ayah di Blitar. selain itu, kondisi Ina yang memang tidak memungkinkan untuk capek membuat Izard akhirnya memutuskan untuk menetap di Blitar kota kelahirannya dan juga Ina.

Shasha POV

Seneng rasanya denger si bungsu akan pulang hari ini. Kangen banget aku sama adikku yang paling cantik itu. Sembilan bulan ada di Jepang gimana ya perubahannya? Masih cerewet kayak dulu gak ya? Haduh kenapa aku jadi alay gini ya??? Padahal hampir setiap hari aku video call sama dia. Bukan aku, tapi Zia yang selalu menghubungi ku menanyakan kabar Raysha.

La Tahzan, Innallaha Ma'anaWhere stories live. Discover now