“Between men and women there is no friendship possible. There is passion, enmity, worship, love, but no friendship.” - Oscar Wilde
Iya, gaakan ada friendship. Emang begundal macem mereka masih bisa disebut teman? Hngg.
***
"Apaan nih?" Tanya Hanbin saat duduk di samping (y/n), didepan meja rias.
Ia meraih sebuah kemasan cream wajah dan menggumamkan nama yg tertulis disana. Sedang (y/n) lebih memilih tidak peduli dan melanjutkan ritualnya didepan cermin.
Ia mendapat berbagai paket perawatan wajah serta liptint dan berbagai warna lipcream dari mamanya untuk hari ulangtahunnya. Makanya sekarang (y/n) ingin coba memulai memoleskan beberapa cream itu sebelum mereka pergi.
"Ngapain sih pake gini?" Tanya Hanbin lagi tapi belum di gubris oleh sang (y/n).
Mereka sedang di kamar (y/n), menunggu June yg mengambil mobil karena mereka akan pergi ke pantai setelah ini.
Papa (y/n) sudah menyiapkan sebuah mini bbq party di sebuah pantai dan mereka bertiga tinggal datang saja.
Karena June sedikit lama maka Hanbin memilih untuk mengganggu kegiatan (y/n) daripada ia sendiri bengong.
"Heh, ditanya itu dijawab" ucap Hanbin sebal sambil memandang (y/n) intens dari pantulan cermin.
"Ya menurut lo aja sih bin" jawab (y/n) jutek. Ia masih sedikit sebal dengan perbuatan kedua sahabatnya semalam.
Kalau tidak karena papa yg mengajak mereka, (y/n) akan lebih memilih berpesta dengan keluarga saja.
Soalnya Hanbin dan June sumber kerusuhan hidupnya.
"Yee jutek amat sih" Hanbin yg tadinya akan mencubit pipi (y/n) beralih menoel pipi cewek itu saja. Ia sedang takut di amuk.
Karena hpnya bergetar, Hanbin mengalihkan pandangannya ke benda persegi panjang itu. June sudah menunggu didepan.
"June dah siap nih, yok?" Ajak Hanbin. Tapi (y/n) belum selesai.
"Tar dulu kek, bentar!"
"Gue tunggu di mobil aja ya?"
Baru Hanbin akan beranjak dari kursi yg ia desak dari (y/n), cewek itu menahan tangannya, "Tunggu sebentar" tahan (y/n).
"Sebentar aja, 5 menit. Bilang June" ucap (y/n), Hanbin menurut saja.
Karena kalau Hanbin dibiarkan pergi, bisa bisa kedua cowok itu pergi meninggalkan (y/n), bukannya menunggunya.
"Udah cantik, ga usah gitu gitu segala ah" ucap Hanbin setelah sibuk dari hpnya. Ia kembali memandang (y/n) dan masih duduk sebangku berdua dengan cewek itu.
Tentu kalian tahu bahwasanya kursi meja rias itu kecil dan sempit, jadi (y/n) hampir saja terjungkal ke samping karena perbuatan Hanbin.
"Suka suka gue dih. Tar kalo gue lebih cantik dari biasanya gue sumpahin kalian naksir!"
Hanbin mencibir, (y/n) masih santainya berbedak dan memoles sedikit liptint di bibirnya.
"Gimana?" Tanya (y/n) akhirnya setelah menyambar tas selempang di gantungan.
Hanbin memandangnya dari atas ke bawah. Dan kembali, hingga 3 kali. "Ya udah, ayo berangkat"
...
"Woo woo woo! Jadi ini alesan kenapa lama!" Seru June kegirangan saat Hanbin dan (y/n) masuk kedalam mobilnya. Ralat, mobil ayahnya. June masih 17 tahun, ayahnya tidak akan membelikan mobil di usianya saat ini.

YOU ARE READING
Macaron • iKON
FanfictionEnjoy my short story about iKON and You! ⚠ - Harsh word - 18+ di beberapa part - Tijel Hr : was #21 in Random! #6 in iKON! © 2016, Baby