Seorang cowok tinggi dengan mata lebarnya berjalan menuju kamar vip A 23. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi ia masih bisa melenggang karena mengaku sebagai saudara pasien.
Hehe licik. Sa ae.
Kamar itu kini ada didepannya, ia mengintip ke jendela kecil di pintu ssbelum masuk. Ada seorang cewek terbaring lemah disana, wajahnya pucat dengan infus yg menancap di lengan kanan.
Cowok itu mendorong pintu hingga mengeluarkan suara berdecit.
Cewek itu tidak terbangun, ibunya yg ada disampingnya menoleh. "Nak Chandra ga kemaleman emang?" Tanyanya.
Setengah jam yg lalu cowok ini menelepon ibu sang cewek, menanyakan dimana rumah sakit tempatnya dirawat dan kamar berapa.
Cowok yg disapa Chandra atau yg biasa dipanggil Chanwoo itu tersenyum dan mencium tangan sang ibu cewek. "Chan baru sempet dateng sekarang tante, takutnya kalo ga dateng (y/n) marah"
Wanita setengah baya didepannya memberengut, "(y/n) itu selain keras kepala juga manja ya! Maafin dia ya Chan selalu nyusahin kamu"
Chanwoo tersenyum, "gapapa, chandra yg minta maaf ga bisa jaga (y/n) sampai dia jatuh sakit tante"
Ibu menggeleng, "nggak apa, (y/n) aja yg bandel"
Chanwoo tersenyum, ia maju selangkah dan mengamati wajah cewek yg tertidur damai didepannya.
"Chandra aja yg jaga tante. Tante pulang aja sekarang, pasti capek"
"Kamu yg capek nak, jangan"
Chanwoo menggenggam ibu, "gapapa tante, nanti (y/n) tambah sedih kalo tante juga ikutan sakit"
Akhirnya wanita itu mengalah, "Kamu bisa tidur di sofa, maaf ya nak?"
"Ngga papa tante, yg penting tante tidur nyaman dirumah"
Ibu mengambil coat nya dan tersenyum, "makasih nak" ia keluar ruangan dan meninggalkan anak semata wayangnya dengan cowok yg menjadi temannya sejak masuk kuliah.
Chanwoo tersenyum ke kamu dan menaruh plastik bawaannya di nakas.
Ia mengelus rambutmu yg basah terkena keringat padahal ruangan itu dingin.
"Ih banyak dosa sih, makanya sakit" cibirnya lalu duduk di kursi yg tadinya diduduki ibu.
Ia terus menatap setiap mili wajahmu. Kamu terlihat lebih manusiawi disana menurutnya. Tanpa mulutmu yg suka berteriak, tanpa fikiran jahilmu yg suka mengganggu, tanpa ulahmu yg suka berlari kesana kemari tanpa henti.
Kamu terlihat tanpa dosa, serta pucat.
Cowok itu tersenyum miring lalu menggenggam tanganmu, "gue disini nyet, jangan cerewet terus"
Ia melirik ke kresek bawaannya di nakas, "gue bawa nangka sama susu kesukaan lo, emang ga pantes dibawa buat orang sakit. Tapi seenggaknya lo bisa seneng makan semua itu, cepet sembuh"
Dan cowok itu mencondongkan tubuhnya, mencium keningmu dan kembali tersenyum.
"Good night"
Ia menenggelamkan kepalanya di sisi bahumu.

YOU ARE READING
Macaron • iKON
FanfictionEnjoy my short story about iKON and You! ⚠ - Harsh word - 18+ di beberapa part - Tijel Hr : was #21 in Random! #6 in iKON! © 2016, Baby